UMC Jadi Motor Inovasi UMKM Ciayumajakuning
UMC melalui LPPM mendorong UMKM naik kelas dengan pendampingan, legalitas usaha, dan inovasi berbasis riset agar mampu bersaing secara global.

UMCPRESS.ID - Kesuksesan besar lahir dari keberanian memulai,” demikian pembuka yang disampaikan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC), Tania Avianda Gusman, Ph.D., dalam Seminar Nasional “Pemberdayaan UMKM Naik Kelas dan Berdaya Saing” pada Kamis (11/9).
Ia menegaskan, UMKM bukan sekadar tulang punggung perekonomian, melainkan motor inovasi berbasis potensi lokal yang harus diperkuat dengan riset dan pendampingan berkelanjutan.
Menurut Tania, LPPM UMC terus menghadirkan program yang mendekatkan mahasiswa dengan dunia usaha masyarakat. Melalui kegiatan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) tematik, mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga membantu pelaku UMKM mengidentifikasi potensi, mengelola tantangan, hingga mematenkan produk mereka.
“Kami mendorong UMKM mengantongi legalitas seperti Nomor Induk Berusaha (NIB) dan PIRT, sekaligus memperkuat kualitas produk agar siap menembus pasar yang lebih luas,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, sejumlah capaian telah diraih berkat kerja sama mahasiswa, dosen, dan pelaku usaha. Dalam program KKM 2024/2025, lebih dari 40 produk lokal telah mendapatkan sertifikat NIB, 30 di antaranya juga lolos sertifikasi halal.
Produk-produk inovatif seperti Browlinjo Cookies, Ficheese, hingga lilin aromaterapi Argaluma Flame menjadi contoh bagaimana sentuhan riset dan kreativitas mampu mengubah potensi desa menjadi komoditas bernilai tinggi.
“Setiap inovasi lahir dari keberanian mencoba, dan itulah yang kami tanamkan kepada mahasiswa dan pelaku UMKM,” ujar Tania.
Seminar tersebut juga menyoroti pentingnya literasi digital dan pemasaran berbasis teknologi. Tania menyebutkan, transformasi digital adalah jembatan bagi UMKM untuk menggapai pasar yang lebih luas.
“Kita harus mengajarkan pelaku usaha cara memanfaatkan media sosial, e-commerce, hingga platform pembayaran digital agar produk lokal memiliki panggung global,” katanya.
Ia menambahkan, keberhasilan UMKM tidak hanya ditentukan oleh kualitas produk, tetapi juga kemampuan membangun jejaring. Melalui kolaborasi dengan pemerintah daerah, komunitas bisnis, dan lembaga sertifikasi, UMC ingin menciptakan ekosistem yang menopang lahirnya UMKM tangguh.
“Kami memandang UMKM sebagai laboratorium nyata bagi mahasiswa. Mereka belajar inovasi, manajemen, sekaligus membangun jiwa kepemimpinan sosial,” imbuhnya.
Tania menutup paparannya dengan optimisme. Ia yakin, sinergi kampus, pemerintah, dan masyarakat akan mempercepat langkah UMKM menuju daya saing global.
“UMKM harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri sekaligus pemain yang diperhitungkan di pasar dunia. UMC akan terus menjadi mitra strategis dalam perjalanan itu,” tegasnya.