Hadiri Kuliah Pakar dI FEB UMC, Katimja Program Setditjen PSDKP Ungkap Jurus Sakti Hadapi Era Digital
UMCPRESS.ID - Di era ketika teknologi, pasar kerja, dan pola kepemimpinan berubah dalam hitungan waktu, generasi muda dituntut tidak hanya adaptif, tetapi juga proaktif meningkatkan keahlian strategis.
Demikian paparan pembuka oleh Kepala Tim Kerja Program dan Data Setditjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), Sunaryo di Kuliah Pakar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Cirebon, Sabtu (29/11).

"Tantangan global menuju 2045 akan menjadi momentum besar bagi generasi muda Indonesia. Ia memaparkan proyeksi pertumbuhan populasi dunia yang diperkirakan mencapai 9,7 miliar jiwa pada 2050 yang berimplikasi pada meningkatnya kebutuhan pangan hingga 70 persen," ucap Sunaryo.
Menurutnya, situasi ini menuntut profesional muda untuk adaptif, inovatif, dan peka terhadap dinamika lingkungan bisnis yang berubah cepat.
Dalam paparannya, ia menyoroti bahwa sistem produksi pangan berbasis darat tidak lagi mampu sepenuhnya mencukupi kebutuhan gizi penduduk dunia. Kondisi tersebut, menurutnya, membutuhkan terobosan baru melalui inovasi teknologi, efisiensi sumber daya, serta kepemimpinan yang visioner.
“Profesional muda adalah lokomotif perubahan organisasi dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan. Mereka tidak cukup hanya bekerja, tetapi harus siap memimpin,” ujarnya.
Sunaryo kemudian menguraikan tiga pilar utama dalam Level Up Leadership, yakni penguasaan dasar-dasar manajemen dan bisnis, keterampilan kepemimpinan dan komunikasi, serta kemampuan menjadi profesional yang mampu memberi arah.
Ia menekankan bahwa era digital menuntut kemampuan menguasai teknologi sekaligus memiliki mental adaptif dalam menghadapi ketidakpastian.
Ia juga memaparkan evolusi teori kepemimpinan, mulai dari trait theory, pendekatan perilaku Ohio dan Michigan, hingga kepemimpinan situasional Hersey Blanchard.
Bagi Sunaryo, pemimpin masa depan bukan sekadar pengatur pekerjaan, tetapi penggerak motivasi dan inspirasi dalam tim.
“Kepemimpinan efektif lahir dari perpaduan kompetensi teknis dan pengendalian diri,” tambahnya.

Lebih lanjut, Sunaryo menyoroti pentingnya kemampuan pengambilan keputusan yang sistematis, mulai dari identifikasi masalah, penyusunan alternatif, analisis risiko, hingga evaluasi hasil.
Tak lupa, Sunaryo turut mengapresiasi Dekan FEB Dr. Asep Gunawan, jajaran wakil dekan, para kaprodi, serta seluruh dosen dan mahasiswa FEB UMC yang konsisten memberi sumbangsih terbaik. Ia menilai kolaborasi dan dedikasi itu menjadi energi penting bagi percepatan kemajuan kampus di tengah dinamika era digital.
"best practice menjadi fondasi bagi profesional muda yang ingin meningkatkan peran dan kontribusinya," pungkasnya.