Mau Kelola Koperasi Berkelas Dunia? Belajar di Maharashtra India
UMCPRESS.ID -Koperasi di Indonesia tampaknya mengalamai pancaroba. Banyak problematika yang menyebabkan koperasi sulit didongkrak untuk menjadi bisnis berskala besar.
Deretan penghalang koperasi untuk bisa naik kelas seperti kualitas sumber daya manusia, pelaksanaan prinsip koperasi, dan sistem administrasi dan bisnis yang masih rendah.
Lantas adakah model koperasi yang menjadi percontohan? Saya akan ajak anda terbang jauh untuk belajar di India.
Dalam pikiran anda pasti berkecamuk dan membayangkan jika negeri Bollywood ini hanya terkenal dengan tarian dan salah satu Film terkenal saat itu, Kuch Ho Tahe.
Sabar dulu, siapkan secangkir kopi dan cemilan di meja anda dan nikmati informasi yang teracik apik dari provinsi Maharashtra di bagian barat India.
Provinsi yang juga menampung ibu kota komersial negara itu, Mumbai, memiliki lebih dari 300.000 koperasi terdaftar, mengendalikan simpanan lebih dari 2.000 miliar rupee (27 miliar dolar AS atau sekitar Rp 391,5 triliun).
Selain membantu perekonomian, koperasi di wilayah juga memainkan peran penting untuk memilih siapa yang memerintah negara bagian itu.
Raju Shetty, pendiri Koperasi Serikat petani Swabhimani Shetkari mengatakan koperasi telah membawa perubahan besar dalam kehidupan masyarakat.
Menurut Shetyy, Koperasi sangat kuat di Maharashtra. Pabrik gula terbaik hanya disediakan oleh koperasi. Industri susu terbaik juga dari kooperasi. Ada semangat kerja sama dalam darah orang-orang Maharashtra.
Bisa dibayangkan, sebanyak 25-50 petani kecil berkumpul untuk membentuk masyarakat koperasi dan kemudian memasarkan berbagai produk seperti tomat, bawang, dan lain-lain bersama-sama.
Di tingkat provinsi, bank, susu, gula, dan pabrik pemintalan, semuanya bekerja sebagai anggota koperasi.
Shetty mengakui jika daerahnya banyak sungai yang mengalir sepanjang tahun. Tapi petani tidak bisa menggunakan air sungai untuk mengairi sawahnya karena jaraknya bisa 8-10 kilometer dari ladang mereka. Sekitar 400-500 petani berkumpul di bawah koperasi dan berkontribusi untuk memasang pipa untuk membawa air ke ladang mereka.
Dia mengatakan dengan cara yang sama para petani penghasil susu berkumpul dengan tujuan mengumpulkan sekitar 2.000 liter susu yang akan dipasok ke pabrik pengolahan susu untuk dijual di kota-kota.
Cara seperti ini telah membantu koperasi menyebarkan jaringannya di seluruh negara bagian, sekaligus memiliki pengaruh politik.
Sanjeev Babar, direktur pelaksana Federasi Pabrik Gula Koperasi Negara Bagian Maharashtra, percaya bahwa koperasi memainkan peran penting dalam politik negara bagian itu.
Anggota DPRD provinsi ada 288 orang, dan 150 di antaranya berasal dari usaha berbasis koperasi. Ini menunjukkan betapa pentingnya peran koperasi dalam politik Maharashtra.
Menurut perkiraan, ada sekitar 35.000 anggota kredit pertanian primer (PACS), lebih dari 300.000 orang anggota kredit perumahan, dan lebih dari 300 koperasi simpan pinjam di negara bagian itu.
Gerakan koperasi telah benar-benar mengubah negara. Mulai dari pabrik gula dan secara bertahap merambah ke sektor lain juga.
Koperasi gula paling kuat
Sektor usaha gula paling kuat ada di tangan koperasi. Ada 178 pabrik gula terdaftar di negara bagian itu. Dari jumlah tersebut, kata dia, 30-40 pabrik bersaing dengan pabrik gula terbaik di dunia.
Pabrik-pabrik ini merupakan hasil pengembangan menyeluruh. Sekolah, teknik, dan perguruan tinggi kedokteran telah muncul karena mereka. Tempat-tempat ini dulunya sangat terbelakang tetapi sekarang semuanya tersedia di sana.
Pertumbuhan usaha koperasi telah membantu meningkatkan kesempatan kerja di daerah pedesaan, dan mencegah migrasi orang-orang dari daerah pedesaan ke perkotaan.
Terlepas dari kisah sukses yang luar biasa, Babar mengatakan sulit untuk memprediksi masa depan mereka karena anggota dewan di provinsi sekarang semakin banyak berasal dari daerah perkotaan.
Tapi tetap saja, model koperasi Maharashtra telah sukses menjadi contoh bagi seluruh dunia.
Dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC)
Dr. Endah Nurwaeny Kardiaty S.E., M.S