Berpikir Positif dan Tetap Semangat di Masa Pandemi
Berpikir Positif dan Tetap Semangat di Masa Pandemi
UMCPRESS.ID - Tatkala matahari mulai berkawan dengan embun-embun pagi, fajar tak ubahnya setangkai bunga mawar yang merekah bagi langit yang dingin.
Perlahan-lahan mendaki langit, menciptakan suasana tenang penuh kerinduan. Itulah langit Pantai Utara yang tampak cerah berawan di sekitar kota udang, yang warganya dikenal rajin dan ulet dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Begitupun dengan Kepala SMK Muhammadiyah Kota Cirebon, Yani Mardiani yang konsisten mengabdikan dirinya untuk pendidikan.
Hal ini disampaikan Yani kepada umcpress.id, Selasa (9/3/2021) saat berbincang perihal warna-warni pendidikan di masa pandemi.
Menurut Yani, COVID-19 mengubah banyak kehidupan manusia, termasuk di bidang pendidikan. Bahkan, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat terjadi peningkatan jumlah anak yang putus sekolah.
Yani pun mengacu ke data Anggota KPAI Retno Listyarti yang mengungkapkan ada lima faktor yang menyebabkan jumlah anak putus sekolah meningkat selama pandemi, yakni karena menikah, bekerja, menunggak uang iuran SPP, kecanduan game online dan meninggal dunia.
" Saya prihatin dengan kondisi seperti ini," ungkap Yani.
Yani mengaku bersyukur kepada Yang Maha Kuasa, jika sekolah yang dipimpinnya sejauh ini belum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
" Semoga Allah SWT mau melindungi kita semua, termasuk guru-guru dan semua murid kami," pinta Yani.
Yani tak pungkiri masih banyak kekurangan yang perlu dievaluasi saat belajar dari rumah (BDR).
" Kami sedih karena BDR ini, suka atau tudak, diusia mereka yang masih muda yang sejatinya punya banyak teman, tapi tidak bisa. Tidak bisa bersosialisasi, tidak memiliki jiwa berkompetisi,
disiplinan dan hidup dalam sistem sosial yang menjadi kurang. Mirisnya lagi, anak-anak tuh jadi gak inisiatif dalam belajar," sebut Yani.
Sebagai seorang pendidik, Yani selalu menekankan pada dirinya juga para guru bahwa tidak hanya berkewajiban mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, tapi juga harus bisa menjadi motivator belajar untuk mereka.
" Kita harus bijak menjelaskan kepada siswa didik terkait hadirnya pandemi. Apalagi di masa sulit seperti saat ini, siswa tentunya membutuhkan penyemangat belajar dari orang tua juga kita sebagai guru," jelas Yani.
Dengan berubahnya kegiatan belajar yang tadinya dilaksanakan dengan tatap muka lalu berubah menjadi daring, menjadi tantangan tersendiri bagi para guru.
Selanjutnya, bagaimana memaksimalkan segala potensi di masa suit ini.
Fasilitas Pembelajaran
Yani berpesan agar memotivasi belajar siswa terkait dengan, seberapa jauh pemanfaatan fasilitas belajar yang tersedia.
Selain itu, sangat dianjurkan menggunakan sarana dan prasarana penunjang kegiatan belajar yang bisa memotivasi siswa.
" Kita bisa menggunakan layanan LMS (Learning Management System) yang bisa melayani Live Teaching (mengajar secara virtual),"
Metode Pembelajaran yang Tepat
Guru diminta harus cakap dalam memilih metode belajar yang tepat. Pemilhan metode belajar ini bisa menjadi tolok ukur apakah siswa merasa jenuh dalam kegiatan belajarnya atau bahkan merasa antusias dengan metode yang diterapkan.
Optimalkan Media Belajar
Media belajar yang menarik dan kreatif bisa menjadi daya tarik siswa untuk belajar. Dengan media yang demikian itu, fokus siswa dalam belajar bisa ditingkatkan.
Ada pun media belajar yang bisa menjadi alternatif untuk menunjang kegiatan belajar siswa bisa berupa video belajar beranimasi.
Terkahir, evaluasi pembelajaran penting dilakukan guna melihat efektivitas kegiatan belajar tersebut sudah efektif atau belum. Evaluasi ini bisa dilakukan dengan menganalisis nilai yang diperoleh siswa dari soal atau tugas yang diberikan.
Tak lupa, Yani menyampaikan bahwa sesuai visi SMK yang dipimpinnya yakni menjadi Lembaga Pendidikan Menengah Kejuruan yang mampu menghasilkan lulusan yang cerdas, terampil, berakhlak mulia dan peka terhadap perubahan dan perkembangan IPTEK.
" Kami bertekad menjaga visi SMK yang kami cintai," tandas Yani.
Dipenghujung perbincangan, Yani berbagi hikmah tentang adanya musibah pandemi ini.
"Hidup itu bukan soal panjang pendeknya usia, tapi seberapa besar kita dapat membantu orang lain. Ingat, kita tidak saling bertarung, tapi kita sedang berjuang melawan sekat-sekat yang selama ini terbangun. Apa itu, sebelum pademi, kita jarang mengingatkan saudara untuk menjaga keseatan. Padahal, kita tahu bahwa yang paling mahal adalah menjaga kesehatan," ucap Yani.
Yani juga memberikan nasihat bermakna untuk senantiasa membijaki musibah.
"Musibah itu meruntuhkan keangkuhan, bukan menambah keakuan. Dan wabah itu mendekatkan pada Tuhan, bukan menjauhkan. Inilah moment kita semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dan melakukan evaluasi total terhadap segala kekhilfan yang kita lakukan. Ampuni kami Ya Allah," kata Yani seraya berharap agar pandemi ini segera berlalu.