Kepala SMK Budi Tresna Muhammadiyah Cirebon: Loss Learning, BDR dan Solusinya

Kepala SMK Budi Tresna Muhammadiyah Cirebon: Loss Learning, BDR dan Solusinya

Kepala SMK  Budi Tresna Muhammadiyah Cirebon: Loss Learning, BDR dan Solusinya
Kepala SMK Budi Tresna Muhammadiyah Cirebon, Firdaus Alahudi (Foto: Ikariya Sugesti)

UMCPRESS.ID - Matahari baru saja memamerkan binarnya. Tampak lalu lalang kedaraan roda dua dan empat melewati SMK  Budi Tresna Muhammadiyah di Jl Watubelah, Kec. Sumber, Cirebon, Jawa Barat.

Saat berada tepat di SMK tersebut, salam hangat terlontar dari satpam sekolah, "Assalamuaikum Wr Wb" kepada Tim Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMC.

Dengan penuh ramah, Satpam  mempersilahkan setiap tamu yang datang, memasuki sekolah dengan menerapkan protokol kesehatan.

Perlu diketahui, SMK ini dikenal sebagai rahimnya pergerakan sang pencerah di Kabupaten Cirebon.

Kehangatan mulai menyeruak juga atmosfir keakraban semakin terasa saat berjumpa dengan Kepala SMK Budi Tresna Muhammadiyah Cirebon, Firdaus Alahudi. 

Kepsek Firdaus pun memperkenalkan satu demi satu guru yang da di sekolah itu dan berbincang perihal tantangan pendidikan di 2021 ini, khususnya Belajar dari rumah (BDR) dan loss learning.

"BDR dinilai dapat berimbas pada loss learning atau kekhawatiran hilangnya pembelajaran akibat pandemi yang memaksakan peserta didik terlalu lama di rumah,"  ungakap Firdaus kepada umcpress.id, Kamis (4/3/2021). 

Firdaus mengutip pernyataan Mendikbud, Nadaim Makarim bahwa learning loss terjadi karena kurangnya kualitas serta fasilitas bagi anak yang menjalankan PJJ. Sehingga akhirnya berdampak pada penurunan capaian belajar.

Beberapa peneliti dan praktisi sepakat bahwa learning loss menghambat peningkatan keterampilan, menambah kesenjangan dalam pembelajaran. 

Andreas Schleicher (2020) mengatakan aspek yang paling mengganggu ialah pandemi telah memperbesar ketidakadilan dalam sistem pendidikan. 

Termasuk akses yang tidak setara ke komputer dan jaringan internet, kurangnya lingkungan rumah yang mendukung untuk belajar, dan masih banyak hal yang mesti menjadi perhatian bersama.

Firdaus menilai bagi siswa yang  berasal dari keluarga yang berkecukupan, tentu ini tidak jadi masalah.  Mereka bisa mengikuti les dengan tutor pribadi. Lain halnya dengan siswa dari  latar belakang yang kurang mampu.

" Kondisi seperti inilah yang mesti dibijaki," jelas Firdaus. 

Ditengah kondisi seperti ini, satu-satunya jalan adalah merangkul setiap element sekolah, baik orang tua, siswa dan guru untuk memiliki semangat dan harapan bahwa setiap masalah ada solusinya.

" Bagi mereka yang mampu, yah bantulah yang kurang. Orang tua tidak boleh memandang tugas sekolah hanya menjadi beban guru-guru. Tapi inilah waktunya, baik guru dan orang tua murid bahu-membahu memberikan nutrisi motivasi bahwa cita-cita anak-anak kita harus tercapai," ungakap Firdaus.

Sejauh ini, tutur Firdaus, SMK yang dipimpinnya terus mendorong  kapasitas siswa dan guru sehingga mampu melakukan akselarasi kebijakan pembelajaran melalui daring. Sementara untuk kelas praktek, harus dilakukan secara luring.  

Sikap positif juga perlu ditanamkan, bahwa akan banyak pengalaman baik yang dipetik selama pandemi hingga pasca musibah global ini.

Pengalaman itu akan memberikan inspirasi untuk pengembangan pendidikan lebih lanjut (Schleicher: 2020). 

Begitupun dengan program FKIP UMC untuk motivasi belajar, Firdaus menilai kegiatan tersebut sangat penting dan berdampak pada kemajuan siswa-siswi untuk tetap menjaga semangat mereka dalam mengukir masa depan yang cemerlang. 

Kunjungan FKIP UMC juga disertai dengan pemberian masker kepada siswa-siwa SMK yang tak mengenakannya. Tidak hanya peserta didik, masker juga diserahkan kepada Wakasek SMK Budi Tresna Muhammadiyah. Berbagi masker merupakan bagian dari ikhtiar bersama mengurangi penyebaran Covid-19. 

Firdaus kembali menegaskan, siswa-siswi SMK Budi Tresna adalah istimewa, seraya mendoakan kesuksesan peserta didiknya. 

" Tidak ada anak yang kurang, yang ada adalah anak yang kurang semangat karena kita sebagai guru dan orang tua kurang memberikan asupan semangat. Insha anak-anak kami di SMK Budi Tresna adalah generasi sang pencerah yang siap menaklukan terjalnya tantangan. Kami yakin kami bisa, Insha Allah," pungkas Kepsek SMK Budi Tresna Muhammadiyah Cirebon dengan penuh semangat.