Kang Satori, Dari Kuli Bangunan Hingga Senator Senayan

Kang Satori, Dari Kuli Bangunan Hingga Senator Senayan
H. Satori, anggota DPR-RI periode 2019-2024 dari Dapil Jawa Barat 8 (Foto: umcpress.id)

UMCPRESS.ID - Pengalaman adalah guru terbaik, mungkin itulah kata yang tepat untuk ditujukan kepada H. Satori, anggota DPR-RI periode 2019-2024 dari Dapil Jawa Barat 8 ( Kabupaten Cirebon, Indramayu dan Kota Cirebon). 

Bagaimana tidak, pengalamannya sebagai wakil rakyat untuk melayani publik bertahun-tahun telah menjadi impiannya sejak lama. 

Mengawali kisahnya, Senator asal Cirebon dari Komisi XI yang akrab disapa Kang Satori menceritakan bahwa dirinya mengenyam bangku SDN 2 Panongan  Palimanan (1977), SMP Negeri Palimanan (1983) dan SMAN 1 Palimanan (1986).

Setelah menyelesaikan SMA, Kang Satori sadar bahwa dirinya tak mempunyai dana untuk melanjutkan studi S1, sehingga harus bekerja, mengeluarkan keringat dan menghidupi dirinya.

Sejak usia 3 bulan, Ibunda Kang Satori telah berpulang ke rahmatullah. Kang Satori terpaksa tumbuh sebagai seorang anak yatim, Ayah yang menjadi tumpuan kasih sayang yang ia miliki selalu menghiasi hari-harinya bersama 2 saudaranya yakni, saadah dan oman.

Kang Satori dengan dua saudaranya begitu cinta dengan sang Ayah. Namun cinta yang mereka miliki tak sebanding dengan cintaNYA yang Maha Kuasa kepada ayahnya. Saat Kang Satori duduk di kelas 2 SMP, ayahnya pun menghembuskan nafas terakhir dan pergi untuk selamanya.

Seraya menarik napas panjang, Kang Satori merasa kehilangan yang teramat dalam.

" Saya punya orang tua hebat, almarhum ibu bernama ibu marfuah dan Ayah, yakni H. Abdul Qodir. Apa yang saya kerjakan. Alahamdulillah bisa beli ini itu, tapi Ayah dan Ibu saya tak menikmati. Ya Rabb, rindu hati ini," ungkap Kang Satori kepada monitorday.com, Senin (19/7/2021).

" Itulah orang tua saya yang sudah meninggal, mereka tetap tersenyum. Tak pernah sedikitpun meminta balas. Semua itu agar anak-anaknya bahagia. Ayah dan Ibu adalah cahaya. Maaf, Jika anak mu ini belum bisa membalas semua pemberianmu. Insha Allah, suatu saat kita bersama," tambah Kang Satori.

Tampak Kang Satori berkaca-kaca ketika menceritakan sosok almarhum Ibunya. Rasa sedih yang terlihat dari raut muka tak kuasa menahan ir mata yang membasahi pipi. 

Air mata ini, ucap Kang Satori,  jadi ungkapan perasaan, apalagi saat itu tak ada kamera yang bisa menyimpan foto ibu dan bapaknya. 

"Kalau bisa memutar waktu, pasti langsung dilakukan tanpa ragu. Sayang,  itu semua cuma bisa dilakukan dalam angan-angan; kenyataan tetap tak bisa berubah. Rasa kehilangan akan tetap terasa pedihnya saat kita ditinggal orang tua,"

Pesan Orang Tua

Kang Satori masih ingat pesan sang yang selalu diingatinya, yaitu dahulukan setiap aktivitas yang penting (skala prioritas) dan jadilah pribadi seperti padi. 

Tundukkan sifat keakuan, rendahkan kesombongan yang ada di dalam diri. Tenggelamkanlah sifat ke egoan. Maka pandanglah orang lain sebaik-baik manusia. Jadikanlah air mata kerendahan sebagai pencuci jiwa dan penebus dosa agar hikmah akan terus selalu terpancar dalam aura kesabaran.

Senator kelahiran 25 Februari  1970 mengaku nasihat orang tuanyalah yang membuat dirinya bersemangat sehingga pekerjaan apapun Ia lakoni. 

Kang Satori pernah sebagai mantan kuli bangunan, buruh pabrik dan berbagai pekerjaan yang paling bawah telah Ia jalani. 

Demi melangsungkan hidup, pria asal desa panongan kecamatan palimanan Kabupaten Cirebon menuturkan bahwa masa mudanya sudah diterpa dengan ujian yang teramat pahit untuk sekedar meraup rupiah.

Tahun 1991 hingga 1995, Kang Satori juga pernah menjadi karyawan harian di Pabrik Spirtus Palimanan dengan upah Rp. 12,500.

Kang Satori berpandangan bahwa melanjutkan studi sangat penting. Dia pun kuliah di  PAI Tarbiyah , Sekolah Tinggi Agama Islam Cirebon ( 2008 - 2011). Setelah S1, Ia  melanjutkan S2 di Sekolah Tinggi Manajemen Jakarta (2011-2013)

Melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi bukan hanya bertujuan untuk meningkatkan strata pendidikan yang didapat, namun dengan melanjutkan pendidikan juga mampu meningkatkan pengetahuan yang dimiliki agar berkembang dengan lebih baik lagi. 

Kang Satori bersyukur mempunyai Istri yang selalu hadir dalam hidupnya, Rusmini SE yang saat ini sebagai Kuwu desa panongan periode ke dua. 

Selain itu, Ia dikaruniai 3 anak, yakni 1 putra dan 2 putri. Yang pertama, Risky Fadillah di IPDN Jatinangor (semester 8). Yang kedua, Almarhum Alfi Soliha. Ketiga adalah Sahrul Faizin, duduk di SMA kelas XI.

Kang Satori Kawal Rakyat di Masa Pandemi

Dengan mengusung tema 'Mengawal Kepentingan Rakyat di Masa Pandemi', Kang Satori konsisten membagikan paket sembako dan masker kepada warga terdampak Covid-19. 

Bagi Kang Satori, pengbadian hidupnya telah diwakafkan untuk masyarakat.

Legislator NasDem itu mengatakan, dia ingin mendengarkan aspirasi warga di daerah pemilihannya.  

Anggota Komisi XI DPR RI itu berjanji akan memfasilitasi masyarakat bekerja sama dengan mitra kerja yaitu perbankan.

“Cara pemasaran yang paling efektif untuk UKM adalah melalui media sosial/online atau bisa dengan orang-orang terdekat terlebih dahulu kemudian bercabang seperti multi level marketing (MLM). Tolong dibuat kelompok UKM nya nanti saya bantu bekerja sama dengan perbankan. Untuk pengajuan CSR bagi UKM bisa melalui program sosial Bank Indonesia (PSBI),” jelas Kang Satori.

Kang Satori juga menyebutkan, untuk persoalan sasaran bantuan pemerintah akan dilakukan dengan mitra kerja Badan Pusat Statistik (BPS).

“Semua sensus penduduk pendataan dari BPS, saya akan mengajukan revisi pendataan kepada BPS karena data yang tidak up to date sehingga banyak bantuan salah sasaran." pungkas Kang Satori.