Sebelum Tandatangani Kerja Sama, UMC dan BRIN Matangkan Draft
UMC dan BRIN duduk bersama membahas poin-poin penting sebelum menandatangani kerja sama strategis demi wujudkan riset berdampak nyata bagi masyarakat.

UMCPRESS.ID - Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) terus menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan riset yang tidak hanya bersifat akademis, tetapi juga memberi dampak konkret bagi masyarakat.
Dalam semangat itulah, UMC melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) menjalin sinergi strategis dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Kerja sama ini akan difinalisasi melalui penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang dijadwalkan berbarengan dengan kuliah umum bersama para peneliti BRIN.
Rektor UMC, Arif Nurudin, MT menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang dirancang secara matang dan kolaboratif. Ia menekankan pentingnya duduk bersama sebelum meneken nota kesepahaman, agar poin-poin strategis bisa dibahas secara terbuka dan substansial.
"Kami ingin memastikan bahwa setiap penelitian, baik dari mahasiswa maupun dosen, tidak hanya selesai di meja seminar. Harus ada kontribusi riil yang dirasakan masyarakat. Inilah semangat kami saat ini," ujar Arif, Senin (04/08).
Arif menilai, BRIN adalah mitra yang sangat relevan untuk mewujudkan target riset berdampak. Menurutnya, BRIN bukan hanya institusi riset nasional, tetapi juga ruang kolaboratif yang terbuka bagi kampus yang ingin bertransformasi secara inovatif.
“UMC tidak ingin berjalan sendiri. Kami ingin berjejaring dengan lembaga yang kredibel agar riset kami tidak hanya teoretis, tetapi juga implementatif dan aplikatif,” imbuhnya.
Ketua LPPM UMC, Tania Avianda Gusman, PhD, menegaskan bahwa sebelum sampai pada tahap penandatanganan, berbagai draft kerja sama telah dibahas secara rinci oleh kedua belah pihak. Poin-poin penting seperti akses riset bersama, dukungan terhadap publikasi ilmiah, serta peluang magang riset untuk mahasiswa UMC menjadi pokok diskusi dalam proses negosiasi.
"Kami tidak ingin kerja sama ini hanya simbolis. Harus ada mekanisme implementasi yang jelas, termasuk jembatan antara mahasiswa dan para peneliti BRIN. Karena itu, saat PKS ditandatangani nanti, kami rencanakan sekaligus menggelar kuliah umum agar atmosfer kolaboratif langsung terasa," ujar Tania.
Direktur Kebijakan Politik, Hukum, Pertahanan, dan Keamanan BRIN, Dr. Ir. Dudi Hidayat, M.Sc menyambut positif langkah UMC yang dinilai visioner. Ia menekankan bahwa kolaborasi riset antar-lembaga harus bergerak ke arah pemecahan persoalan riil masyarakat, bukan semata menumpuk publikasi ilmiah.
"Riset seharusnya tidak hanya mengejar Scopus Index, tapi juga menjawab tantangan pembangunan. BRIN membuka diri untuk universitas-universitas yang ingin bersinergi demi menghasilkan riset yang aplikatif dan menyentuh kehidupan sosial," kata Dudi.
Ia juga menegaskan bahwa BRIN mendukung keterlibatan generasi muda, terutama mahasiswa, dalam ekosistem riset nasional.
Kerja sama yang tengah di jajaki saat ini menjadi tonggak penting bagi UMC untuk terus melangkah sebagai kampus riset berbasis pengabdian. Dengan menggandeng BRIN, UMC berharap mampu mencetak peneliti-peneliti muda yang tak hanya cerdas di atas kertas, tetapi juga solutif dalam kehidupan nyata.