Pacu Semangat Literasi, PBI UMC dan Cirebon Read Aloud Community Gelar TOT Read Aloud Batch 1
Pacu Semangat Literasi, PBI UMC dan Cirebon Read Aloud Community Gelar TOT Read Aloud Batch 1
UMCPRESS.ID - Hasil survei Programme for International Student Assesment (PISA) di tahun 2020 menunjukan fakta yang cukup mengejutkan. Betapa tidak, kemampuan literasi siswa Indonesia tidak terlalu menggembirakan.
Semestinya, temuan PISA ini harus menjadi catatan serius bagi dunia pendidikan nasional.
Hal ini dikatakan oleh Kepala Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Cirebon (PBI UMC), Dila Charisma saat memberikan sambutan di Training of Trainer (TOT) Read Aloud Batch 1 secara virtual, Ahad (7/3/2021).
Untuk menjawab tantangan ini, Dila mengapresiasi Cirebon Read Aloud Community yang bekerjasama dengan PBI UMC telah menghadirkan pakar dari Reading Bugs, Read Aloud activist, Read Aloud Trainer Indonesia dan satgas literasi Kemendikbud RI, Roosie Setiawan yang akrab disapa Rossie.
Kesempatan yang sama, Roosie pun mengucapkan terima kasih atas undangan yang sangat baik dan berimplikasi pada semangat berliterasi.
" Kehadiran kita semua di acara ini adalah langkah besar untuk memacu semangat berliterasi, terlebih di masa pandemi ini," tutur Roosie, seraya mengawali paparannya.
Roosie juga yakin bahwa banyak diantara guru dan orang tua di Indonesia saat ini masih belum mengenal Read Aloud. Padahal metode ini dinilai solutif, karena dapat menstimulasi perkembangan otak anak untuk gemar membaca sejak usia dini bahkan masih dalam kandungan.
" 90% masyarakat Indonesia tidak tahu apa itu read aloud, padahal hal ini sangat mudah dilakukan dan sangat sederhana, orang tua dapat meluangkan waktunya menjelang tidur dan membacakan nyaring sebuah buku cerita dengan artikulasi, intonasi dan ekspresi yang jelas kepada anak” ucap Roosie.
Lantas apa itu Read Aloud? Roosie menjelaskan bahwa Read Aloud secara bahasa diartikan membaca dengan keras atau nyaring. Dalam bidang pendidikan, Read Aloud merupakan salah satu metode membacakan buku bagi siswa.
Metode ini tidak hanya baca biasa, tapi ada upaya yang mendrive siswa menjadi antusias dan tertarik. Dengan demikian, mereka memandang aktivitas membaca buku sebagai suatu kegiatan yang menyenangkan.
" Tugas kita sebagai pendidik, tidak hanya membaca ala kadarnya atau hanya menyampaikan sebuah informasi, tapi ada teknik yang membuat anak-anak menjadi gemar membaca," jelas Roosie.
Apa saja yang mesti disuguhi oleh guru atau orang tua, mulai dari hal yang sangat sederhana, membangun koleksi kata, dan memberikan cara membaca yang baik (reading role model).
Dengan metode ini, ujar Rossie, guru atau orang tua bisa bisa membangun keterampilan literasi melalui pengenalan bunyi, intonasi, kemampuan mendengar, berbicara, membaca, dan menulis.
Jika ini konsisten dilakukan, maka hubungan antara orang tua dan anak pun akan semakin dekat, anak dapat mengeksplor daya imajinasinya dan semakin mencintai kegiatan membaca.
Puncaknya, Read Aloud dapat membentuk mental atau karakter siswa untuk gemar membaca dan mencintai buku.
" Saya kira ini harapan kita bersama, sebagai guru dan orang tua. We would be so happy if our students love to read," ungkap Rossie.
Namun, muncul pertanyaan, “mengapa orang tua harus membacakan buku bagi anaknya?” atau “mengapa guru membacakan buku bagi siswanya?” atau “mengapa tidak anak atau siswa sendiri yang membaca buku?”
Rossie lalu mengajak peserta TOT Read Aloud batch 1 menelaah pertanyan yang disebutkan. Tampak, peserta penasaran dengan jawaban yang akan diungkapkannya.
Ia pun menturkan bahwa inilah alasan PBI UMC menyelenggarakan kegiatan yang sangat penting ini.
Mengakhiri paparan di sesi pertama TOT Read Aloud, Roosie membubuhi materinya dengan kalimat yang bernutrisi bagi seluruh peserta.
"Mengenalkan buku sejak dini, adalah ikhtiar kita sebagai guru dan orang tua untuk mengawali sebuah langkah kecil menuju perubahan besar. Yakinlah bahwa membaca adalah nafas hidup dan jembatan emas ke masa depan," ungkap Rossie .
Kegiatan yang dipandu oleh Vannya Handayani selaku Founder Komunitas Read Aloud Cirebon, yang juga dosen PBI UMC berjalan cukup antusias.
Hal ini terlihat dari animo peserta, baik dari luar UMC, juga mahasiswa PBI yang sangat antusias mengikuti kegiatan ini.
Tak lupa, Vannya juga memberitahukan kepada peserta bahwa TOT Read Aloud Batch 1 ini diadakan selama 3 sesi, di antaranya:
Sesi 1, Ahad 7 Maret 2021, dengan pembahasan buku : The Read Aloud Handbook dan Membacakan Nyaring.
Sesi 2, Ahad 14 Maret 2021, dengan tema mengapa Indonesia membutuhkan Raed Aloud, Apa itu Read Aloud dan Tahapan Read Aloud.
Selanjutnya, sesi 3, Ahad 21 Maret 2021, para peserta melakukan presentasi dari tindak lanjut kegiatan.
Untuk diketahui, TOT Read Aloud batch 1 ini diharapkan memberikan kompetensi tambahan bagi mahasiswa PBI untuk lebih meningkatkan kapasitasnya sebagai calon Guru Bahasa Inggris.
Selain itu, sertifikat kegiatan ini juga menjadi salah satu penunjang dan pelengkap kompetensi lulusan prodi PBI UMC yang akan dilampirkan dalam Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI).