Kepala SMK Caruban Nagari: Setiap Anak Adalah Mutiara
Kepala SMK Caruban Nagari: Setiap Anak Adalah Mutiara
UMCPRESS.ID - Gunung Ciremai yang tampak cantik terlihat jelas dari SMK Caruban Nagari, Desa Cisaat, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon.
Angin berembus dan jauh dari kegaduhan perkotaan. Di sebelah barat sekolahnya membentang persawahan.
Sekolah yang sudah berdiri sejak tahun 2006 di bawah Yayasan Gedeng Tapa Jumajan Jati ini memang luar biasa dan patut diapresiasi.
Betapa tidak, sekolah yang berpadu dengan pesantren ini fokus meningkatkan pendidikan kepada anak tidak mampu dan yatim. Dari semangat tersebut, pihak sekolah menggratiskan siswanya belajar dan tidak memungut biaya apapun kepada orang tua siswa.
"Sejak awal berdiri pihak yayasan menggratiskan siswa khusus yatim dan tidak mampu. Kami punya harapan besar ketika lulus nanti mereka siap bekerja dan berkualitas namun memiliki akhlak baik karena mereka kami didik bekerja dengan hati karena setiap anak itu mutiara," kata Kepala Sekolah SMK Caruban Nagari, Azwar Anas yang akrab disapa Ustad Anas saat berbincang dengan Dosen Fakultas Ilmu Keguruan Ilmu Pendidikan, Rabu (24/2/2021).
SMK Caruban Nagari, kata Ustad Anas, hanya memiliki satu jurusan yakni Teknik Kendaraan Ringan (TKR). Dalam menempuh pendidikan di sekolah tersebut, siswa diwajibkan menjadi santri setempat.
Lebih Lanjut, Ustad Anas menjelaskan, kehidupan di sekolah ini berjalan mengalir apa adanya. Para santri dilatih mandiri dengan berbagai karya yang bermanfaat, cara membuat jadwal hingga cuci baju sendiri.
Ustad Anas mengatakan, selain menggratiskan pendidikan, SMK Caruban Nagari juga membebaskan siswa mengenakan seragam saat belajar. Dia mengatakan, sekolah tidak mewajibkan siswa untuk memakai seragam sesuai standar.
Ia menuturkan, kebijakan tidak memaksa siswa mengenakan seragam sesuai standar lantaran melihat kondisi keuangan orang tua siswa. warna warni seragam sekolah di SMK Caruban Nagari tersebut terlihat ketika memasuki hari Kamis sampai Sabtu.
Dia juga menyebutkan, hari kamis siswa diimbau memakai batik, namun batik yang dipakai tidak seragam. Sekolah membebaskan siswa mengenakan batik dengan corak hingga warna apapun.
Diakhir perbincangan dengan Tim FKIP UMC, Ustad Anas memberikan hikmah bahwa sebagai guru seyogyanya memiliki tugas mulia yakni mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, mengevaluasi dan harus bisa mengantarkan siswa menggapai cita-cita mereka.
"Kita sebagai pendidik, sejatinya memberikan dorongan kepada setiap siswa bahwa cita-cita yang diimpikannya tidak bakal terwujud dengan sendirinya tetapi melalui kerja keras, kerja cerdas, belajar yang rajin, serius dan berdoa kepada Allah SWT," jelas Ustad Anas
Namun harus diakui, kata Ustad Anas, kecerdasan siswa dalam belajar berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Belum tentu siswa yang dianggap terbelakang dalam segala hal saat ini lantas dipandang dengan sebelah mata.
Bagi Ustad Anas, pendidikan bukan lah soal pintar dan cerdas saja, tapi memberikan nutrisi semangat dengan akhlak yang mulia, segalanya bisa terjadi, jika Allah telah berkehendak, maka tidak ada yang tidak mungkin.
" Saya yakin dan percaya setiap anak yang dilahirkan di dunia ini adalah anugerah, dari sekolah inilah, kita bina mereka, ajarkan mereka tentang kehidupan, baik buruknya dunia ini, kejujuran dan integritas. Insha Allah, tidak ada yang tahu jika dari sekolah ini bakal lahir Pengusaha hebat, Pejabat Pemerintah, Bupati, Wali Kota, Gubernur bahkan Presiden," pungkas Ustad Anas.
Ustad Anas kembali mengucapkan terimakasih atas kunjungan dosen-dosen FKIP UMC (Prodi Bahasa Inggris, PGSD, PAUD, IPA dan Kimia) yang sudah bersilaturahim dan terus bergandengan dengan pihaknya dalam mewujudkan mimpi-mimpi siswa SMK Caruban Nagari.