UMC Gelar Halal Bihalal Idul Fitri 1442 H, Rektor Arif: Wujudkan Masa Depan Yang Produktif dan Berkemajuan
Rektor, UMC, Cirebon, Halal Bihalal, 1442 H, 2021, Masa Depan, Yang Berkemajuan
UMCPRESS.ID - Pandemi tidak mengurangi semangat Civitas Akademika Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) untuk tetap menggelar halal bihalal yang lazimnya dilakukan usai memperingati perayaan Idul Fitri.
Kekhidmatan acara kian terasa pada Rabu (19/5/2021) pagi di ruang convention hall UMC, Jl Watu Belah Kabupaten Cirebon. Tampak, nuansa keakraban dan kehangatan menyelimuti seisi ruangan tersebut.
Halal bihalal Idul Fitri 1442 H UMC kali ini mengangkat tema "Mewujudkan UMC Produktif dan Berkemajuan".
Rektor UMC, Arif Nurudin dalam sambutannya mengucapkan taqabbalallahu minna wa minkum taqabbal ya karim yang senantiasa mendoakan agar puasa seluruh civitas akademika UMC diterima oleh Allah SWT dan kembali menjadi fitrah yang sebenar-benarnya.
" Jadikan halal bihalal ini menjadi momen penting untuk evaluasi atau muhasabah atas berbagi hal yang telah dilaksanakan selama bulan suci ramadhan," ucap Arif yang saat itu juga di hadiri oleh seluruh Wakil Rektor, Dekan, Kaprodi, Ketua Lembaga terkait dan seluruh Dosen UMC.
Dituturkan Arif, bukan untuk mengungkit tetapi untuk bahan evaluasi, agar apa yang dialami selama bulan suci menjadi support bagi tahapan kehidupan di masa yanga akan datang.
"Kondisi pandemi ini tidak boleh mengurangi nilai silaturahim. Sejatinya, ini adalah momentum kita agar lebih intens merajut komunikasi, interaksi, dan kokohkan ikatan sosial sebagai civitas akademika UMC. Kita harus kompak dan jaga kebersamaan," ujar Arif.
Arif berharap acara halal bihalal ini semakin merajut silaturrahim, kebersamaan, dan perekat semua warga kampus untuk lebih meningkatkan sinergitas.
Dengan demikian, performa kerja yang produktif dan berkemajuan tetap terjaga dalam kondisi apapun.
"UMC harus unggul dan tetap produktif di masa covid sehingga mimpi besar menjadi kampus ternama baik secara nasional maupun internasional, Insha Allah terwujud," ungkap Arif.
Kesempatan yang sama, H. Djoko Hanolo yang mewakili Ketua BPH UMC mengatakan, adanya pandemi ini semakin merekatkan dan mempersatukan semua pihak.
Istilah Lebaran dengan makna bersih dan putih usai menjalani puasa selama 1 bulan menjadikan setiap muslim brcahaya serta terbentuk karakter dan berakhalkul karimah.
“Mari asah Kepedulian kita saat bencana sedang melanda. Patuhi arutan pemerintah seperti jaga jarak, menggunakan masker, menjaga kebersihan dengan usai melakukan aktifitas, yang semua nya disertai dengan disiplin” tandas Djoko.
Lebaran dengan kondisi pandemi diharapkan bisa menjadi media refrleksi mengukur kualitas iman, rasa kepedulian kepada sesama. Berharap kepada Alloh agar pandemi segera berakhir. Menuju kehidupan normal dan sedia kala.
“Dengan semangat baru perayaan lebaran ini, mari bersama saling bahu-membahu menyelesaikan permasalahan negeri ini. Dengan demikian, pandemi ini lekas usai dan kerinduan kita akan pertemuan segera terobati,” pungkas Djoko.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Cirebon, Prof H. Ahmad Dahlan menyebutkan bahwa perayaan lebaran kali ini harus dijalani secara berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena kondisi pandemi Covid-19.
Walaupun demikian, ia mengajak agar keluarga besar Muhammadiyah di Kabupaten Cirebon tetap bersyukur karena masih dikaruniai kesehatan dan keselamatan sehingga masih menjalani rangkaian aktivitas hingga hari ini.
Dahlan juga menyebutkan kendala jarak yang disebabkan oleh anjuran larangan mudik selama pandemi juga dapat terobati dengan kemajuan teknologi sekarang.
Selain itu, puasa ramadhan tidak hanya bernuansa ritual semata, tetapi dimensi ritual sekaligus dimensi sosial. Secara ritual jelas bahwa selama puasa kedekatan dengan Allah SWT menjadi lebih dekat.
Dan menjadi puncaknya di akhir puasa, diwajibkan untuk bayar zakat fitrah sebagai simbol bahwa perlu ada empati dengan masyarakat sekitar yang membutuhkan.
Melalui acara halal bihalal, semoga pelajaran yang diambil dari ibadah puasa ramadhan yang dilaksanakan selama sebulan membentuk pribadi yang shaleh secara individual dan sosial.
Begitupun dengan ibadah, tidak hanya unggul di mata Allah SWT tetapi juga baik di masyarakat.
Perlu diketahui, kegiatan ini telah sesuai dengan protokol kesehatan, dimana seluruh peserta mengenakan masker, menjaga jarak dan penyediaan hand sanitizer serta aturan lainnya.