Melalaui KKM 2025, Mahasiswa UMC Jadi Agen Perubahan Desa

Mahasiswa UMC siap menggerakkan ekonomi desa melalui KKM, mendukung ketahanan pangan dan Indonesia Emas 2045.

Melalaui KKM 2025, Mahasiswa UMC Jadi Agen Perubahan Desa

UMCPRESS.ID - Suasana Convention Hall Universitas Muhammadiyah Cirebon, Sabtu (19/7), terasa berbeda. Ribuan mahasiswa berkumpul antusias menyambut pembekalan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) 2024/2025.

Mengusung tema "Aksi Nyata Perguruan Tinggi Berdampak Melalui Mahasiswa Sebagai Penggerak Ekonomi Kerakyatan”.  kegiatan ini menggugah semangat generasi muda untuk terjun langsung dalam pembangunan desa.

Anggota DPR RI, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS mengatakan mahasiswa memiliki peran strategis dalam mewujudkan Indonesia sebagai negara maju, adil, makmur, dan berdaulat pada 2045.

“Indonesia punya modal besar: kekayaan sumber daya alam, posisi geoekonomi strategis, dan bonus demografi. Tapi semua itu tak ada artinya tanpa SDM unggul, khususnya generasi mudanya,”  ucap Menteri Kelautan dan Perikanan RI di era Presiden Gus Dur dan Megawati itu.

Lebih lanjut, Rektor UMMI Bogor itu merujuk tema berdampak sejatinya memberikan pesan filosofis bahwa tema berdampak sejatinya mengajak mahasiswa untuk melakukan aksi nyata, bukan sekadar membawa teori ke tengah masyarakat.

Terjun ke lapangan berarti belajar beradaptasi dengan dinamika, kebutuhan, dan karakter warga setempat. Mahasiswa harus mampu membaca situasi, menyesuaikan program kerja, serta menawarkan solusi yang relevan dan bermanfaat.

Setiap langkah di lapangan menjadi ruang pembuktian diri: apakah ilmu yang diperoleh bisa diterjemahkan menjadi tindakan nyata yang menyentuh masyarakat. Kerja Kuliah Mahasiswa tidak berhenti pada proses, tetapi harus menghasilkan luaran yang jelas, terukur, dan memberi nilai tambah bagi warga.

Aksi nyata inilah yang akan memperlihatkan bahwa keberadaan mahasiswa benar-benar memberi dampak positif, bukan hanya simbolis. Mahasiswa diajak untuk tidak hanya hadir, tetapi juga berkontribusi nyata, meninggalkan jejak kebermanfaatan yang dapat dirasakan masyarakat bahkan setelah program selesai. 

Selanjutnya, Tokoh Nelayan Nasional ini menyampaikan realita di lapangan. Jawa Barat, termasuk Cirebon, masih memiliki angka kemiskinan dan pengangguran yang cukup tinggi. Kabupaten Cirebon menempati urutan ke-12 dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat dalam hal tingkat kemiskinan, dengan PDRB per kapita yang termasuk terendah.

Dengan latar belakang tersebut, KKM diharapkan menjadi ajang untuk mahasiswa terlibat langsung dalam peningkatan ekonomi masyarakat desa. Mahasiswa didorong untuk melakukan pemetaan potensi desa, mendampingi UMKM, memperkuat sektor pertanian, perikanan, dan pariwisata lokal, serta memberi pelatihan digitalisasi dan literasi keuangan.

“KKM adalah momen kalian mengenal langsung realitas masyarakat. Jangan hanya mengajar anak-anak atau mengecat pos ronda. Bangun jaringan, bawa solusi. Jadikan ilmu kalian hidup,” ucap Guru Besar IPB University itu.

Tak hanya kegiatan sosial biasa, KKM tahun ini juga mendorong proyek ekonomi riil berbasis potensi desa. Dari budi daya hortikultura berkelanjutan, produksi olahan hasil laut, hingga digitalisasi pemasaran produk desa. Pendekatan yang digunakan adalah problem-based dan goal-based planning , dua metode yang selama ini menjadi kelemahan dalam banyak perencanaan pembangunan desa.

Acara pembekalan ditutup dengan pemaparan roadmap pembangunan nasional menuju Indonesia Emas 2045. Mahasiswa diajak untuk memahami pentingnya hilirisasi industri, transformasi ekonomi, dan penguasaan teknologi digital seperti AI, big data, hingga blockchain.

“KKM ini adalah langkah awal. Tahun 2045, saat Indonesia merayakan 100 tahun kemerdekaan, kalianlah yang akan memimpin negeri ini. Siapkan diri sejak sekarang,” pungkas  Sesupuh UMC ini.