Hadiri INACOLET PBI UMC, Peneliti Oxford University Bahas Keunikan Pola Didik Orang Tua Tajikistan
Penelitian Zarina Muminova, Ph.D. dari University of Oxford mengungkap bahwa keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak usia dini di pedesaan Tajikistan sangat dipengaruhi oleh kearifan lokal. Temuan ini menunjukkan bahwa pendekatan berbasis budaya lokal dapat menjadi kekuatan besar dalam pendidikan anak.

UMCPRESS.ID - Sebuah perspektif baru mengenai keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak usia dini hadir dari tepian Pegunungan Pamir, Tajikistan. Dalam konferensi internasional bertajuk “Revolutionizing English Education: Innovation, Pedagogy, Digital Technology, and Emerging Trends (INACOLET) 2025” yang diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) pada Selasa, 24 Juni 2025, peneliti dari University of Oxford, Zarina Muminova, Ph.D., memaparkan temuannya yang menantang paradigma konvensional tentang pola asuh di masyarakat tradisional.
Mengangkat judul Strength-based Approach to Studying Parental Engagement in Young Children’s Learning in Rural Tajikistan, penelitian Zarina menelusuri secara mendalam bagaimana orang tua di wilayah Wakhan, Gorno-Badakhshan, terlibat dalam proses belajar anak-anak usia tiga hingga enam tahun.
Alih-alih melihat dari sisi kekurangan, pendekatan yang digunakan Zarina justru menyoroti kekuatan lokal dan praktik unik yang dilakukan orang tua dalam mendukung tumbuh kembang anak mereka.
Menggunakan pendekatan kualitatif berbasis teori sosiokultural Vygotsky, Zarina mewawancarai lima pasangan orang tua melalui wawancara daring mendalam, video diary, dan teknik video-elicitation.
Ia mengupas makna keterlibatan orang tua menurut sudut pandang masyarakat lokal, bagaimana bentuk keterlibatan itu dilakukan di rumah, serta unsur-unsur apa saja yang memengaruhinya mulai dari jenis kelamin anak, struktur keluarga, keyakinan agama, hingga peran sosial yang melekat.
Temuannya sungguh menarik. Orang tua di desa Vrang tidak melakukan keterlibatan belajar dalam bentuk formal seperti yang dipahami dalam sistem pendidikan modern. Namun, mereka justru menciptakan pengalaman belajar yang kaya melalui aktivitas harian seperti pertanian, memasak, dan narasi moral.
Proses ini tidak hanya membangun karakter anak, tetapi juga memperkuat keterampilan hidup yang relevan di lingkungan agraris.
Zarina menegaskan bahwa peran ayah pun tidak dapat diremehkan meskipun lebih bersifat tidak langsung. Banyak dari mereka mendukung pendidikan anak melalui penyediaan sumber daya material dan finansial.
Dalam kerangka teori “Funds of Practice” yang ia kembangkan sebagai perluasan dari konsep “Funds of Knowledge” oleh Moll dkk. (1992), Zarina ingin menunjukkan bahwa praktik keseharian antara orang tua dan anak menyimpan nilai pedagogis yang tidak selalu terlihat.
Melalui berbagai contoh konkret, tesis ini membantah anggapan bahwa masyarakat tradisional tidak memiliki kesadaran atau metode pengajaran yang bermakna. Justru dalam komunitas seperti Wakhan, pembelajaran terintegrasi secara alami dalam kehidupan sehari-hari.
“Kita harus merevisi konsep keterlibatan orang tua agar tidak selalu disamakan dengan pola urban yang formal,” tegas Zarina melalui Zoom dalam sesi konferensi.
Partisipasi Zarina dalam konferensi ini menjadi warna tersendiri bagi UMC karena mengangkat wacana lintas budaya dan lintas teori dalam ranah pendidikan anak usia dini.
Dengan pendekatan yang menekankan pada kekuatan lokal, konteks budaya, dan relasi sosial, riset ini memberi inspirasi bagi pendidik di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, untuk lebih menghargai dan menggali praktik pendidikan yang ada di masyarakat tradisional. Konferensi internasional ini pun menjadi wadah penting untuk pertukaran gagasan inovatif dari berbagai penjuru dunia.
Usai konferensi ini, Zarina bakal mengajak banyak peneliti di bidang pendidikan untuk berkolaborasi dengan Prodi PBI UMC guna menggali lebih dalam keunikan-keunikan pola pendidikan, termasuk pengajaran Bahasa Inggris di sejumlah negara.
" Di era keterbukaan saat ini, jarak tidak menjadi soal. Kita bisa sharing pengetahuan melalaui berbagai platform. Pertemuan ini sangat produktif, semoga bermanfaat," tutup Zarina.