Upaya Meningkatkan Kualitas Pendidikan, Tim UMC Serap Lesson Study ala Jepang

Upaya Meningkatkan Kualitas Pendidikan, Tim UMC Serap Lesson Study ala Jepang
Rektor UMC, Arif Nurudin M.T (dok: istimewa)

UMCPRESS.ID - Menyerap pendidikan di Jepang bisa memberikan banyak hikmah, baik bagi siswa maupun pihak yang terlibat dalam proses pendidikan. Hal inilah yang dirasakan oleh Tim Civitas Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) saat menyambangi negeri sakura.

Rektor UMC Arif Nurudin MT dalam kunjungannya di hari ke 3, Kamis (23/11/2023) mengaku takjub dengan  lesson study atau "jugyou kenkyuu" yang merupakan  suatu pendekatan kolaboratif dalam pengembangan pembelajaran di Jepang.

Salah satu poin menarik dari amatan yang menjadi ukuran keberhasilan pendidikan di Jepang  adalah pengalaman. Sehingga dibutuhkan lebih banyak waktu bagi anak-anak untuk mencari pengalaman saat melaksanakan proses belajar. Misalnya guru-guru bekerja sama untuk merencanakan, mengamati, dan menganalisis pelajaran secara bersama-sama. Ini membantu meningkatkan keterampilan mengajar dan hasil belajar siswa.

Lesson study ala jepang ini mendrive siswa untuk tidak copy paste.

" Kami mengamati seorang guru mengajarkan sebuah mobil, sang guru bercerita satu fenomena sehingga para siswa harus mendefinisikan sebuah mobil, maka secara berkelompok anak mendesain, membuat, serta mendefinisikan seperti apa mobil tersebut," ucap Arif.

" Atau misalnya seorang guru perempuan mulai mengajarkan ”Pendidikan Moral” kepada anak-anak kelas satu. Materi yang diajarkan saat itu adalah tentang berbohong. Ibu guru memulainya dengan membuat kuis, ”Coba tebak, apa yang ada di dalam kantong celana ibu guru?”  Anak-anak sibuk menebak isi kantong ibu guru yang menggelembung besar,"

Ternyata isinya adalah dongguri (biji pohon ek). Lalu mengalirlah cerita tentang seorang anak yang diajak temannya untuk mencari dongguri di taman, usai sekolah. Tetapi, ia sebenarnya sudah berjanji pada ibunya akan langsung pulang ke rumah. Singkat cerita, sang anak akhirnya ikut mencari dongguri, dan terpaksa berbohong kepada ibunya tentang alasan mengapa ia terlambat pulang ke rumah. 

Cerita ini diambil dari salah satu buku bacaan yang sedang dipelajari oleh para murid. Topik berbohong dibahas secara mendalam, terutama seputar perasaan sang anak ketika berbohong, dan juga reaksi sang ibu terhadap perilaku berbohong anaknya.

Pelajaran ditutup dengan cerita pengalaman sang guru saat berbohong kepada temannya waktu kecil, lalu ketahuan oleh temannya itu. Suatu pengalaman yang sangat tidak menyenangkan.

Proses belajar sangat interaktif. Hampir semua anak aktif melontarkan pendapat dan mengikuti seluruh proses belajar. Anak-anak juga aktif menuliskan pendapatnya di buku lembar kerja, yang akan dikumpulkan dan dinilai oleh guru.

Arif juga mengamati perihal fokus pada kualitas pengajaran, adanya lesson study mendorong guru untuk terus meningkatkan kualitas pengajaran mereka. Ini dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih efektif dan mendukung perkembangan siswa.

Kemudian pentingnya kreativitas, meskipun sistem pendidikan Jepang sering kali dianggap sangat struktural, namun terdapat dorongan untuk mengembangkan kreativitas siswa. Beberapa sekolah di Jepang mulai mengadopsi pendekatan yang lebih kreatif dalam pembelajaran.

Sistem pendidikan yang menekankan pada ujian nasional dapat membantu siswa mengembangkan ketahanan dan kemandirian, karena mereka harus bekerja keras untuk mencapai hasil yang baik dalam ujian tersebut.

Arif mengaku optimis bahwa lesson study ala jepang pun bisa diterapkan di UMC. 

Lantas kunci sukses lesson study di Jepang  seperti apa?

Berikut adalah beberapa faktor kunci yang dapat menyumbang keberhasilan lesson study ala Jepang:

Kerjasama Guru: Kerjasama antar guru adalah kunci utama. Mereka perlu memiliki komitmen untuk bekerja sama, berbagi ide, dan belajar satu sama lain.

Pembelajaran Berkelanjutan: Lesson study bukan sekadar kegiatan satu kali, tetapi suatu proses pembelajaran berkelanjutan. Guru-guru terlibat dalam siklus perencanaan, pengamatan, dan refleksi secara terus-menerus.

Fokus pada Peningkatan Pengajaran: Tujuan utama dari lesson study adalah meningkatkan kualitas pengajaran. Guru-guru harus memiliki niat yang kuat untuk terus meningkatkan dan mengembangkan keterampilan mengajar mereka.

Pengamatan yang Teliti: Selama sesi pengamatan, guru yang mengajar harus memberikan informasi yang jelas tentang tujuan pembelajaran dan strategi yang digunakan. Pengamat harus melakukan pengamatan yang teliti dan konstruktif.

Refleksi Bersama: Setelah pembelajaran, guru-guru terlibat dalam sesi refleksi bersama. Mereka membahas keberhasilan, tantangan, dan peluang perbaikan. Refleksi ini mendukung pengembangan profesional guru.

Dukungan Kepemimpinan Sekolah: Kepemimpinan sekolah yang mendukung dan memfasilitasi lesson study memiliki peran yang sangat penting. Ini termasuk menyediakan waktu, sumber daya, dan dukungan untuk kegiatan ini.

Budaya Pembelajaran Terbuka: Sukses lesson study di Jepang juga terkait dengan budaya pembelajaran terbuka di sekolah. Guru-guru merasa nyaman untuk berbagi ide, memberikan umpan balik, dan menerima kritik konstruktif.

" Insha Allah, lesson study yang ada di sekolah-sekolah Jepang bisa diejawantahkan di UMC," tutup Arif.