International Visiting Lecturer di FEB UMC: Akademisi UMAM Bahas Daya Saing Bisnis

International Visiting Lecturer FEB UMC menghadirkan Assoc. Prof. Dwi Santoso untuk membahas pentingnya komunikasi dan negosiasi dalam bisnis. Mahasiswa didorong menguasai keterampilan ini guna menghadapi persaingan global.

International Visiting Lecturer di FEB UMC: Akademisi UMAM Bahas Daya Saing Bisnis

UMCPRESS.ID - Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) menggelar International Visiting Lecturer dengan menghadirkan Assoc. Prof. Dwi Santoso dari Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM) pada Selasa (18/02).

Acara bertajuk The Power of Effective Communication and Negotiation Skills for Business Professionals ini menyoroti pentingnya keterampilan komunikasi dan negosiasi bagi mahasiswa dalam menghadapi tantangan bisnis modern.

Dekan FEB UMC, Dr. Asep Gunawan, menegaskan bahwa dalam dunia bisnis yang kompetitif, komunikasi dan negosiasi efektif adalah kunci utama. Bagi mahasiswa Prodi Manajemen dan Akuntansi, penguasaan dua keterampilan ini akan menjadi keunggulan di dunia kerja.

"Komunikasi yang baik mencakup kemampuan menyampaikan ide dengan jelas, mendengarkan secara aktif, dan memahami perspektif lawan bicara," ujar Asep.

Dalam manajemen, komunikasi yang efektif berperan dalam koordinasi tim, pengambilan keputusan, serta membangun hubungan dengan klien dan pemangku kepentingan. Sementara itu, dalam akuntansi, keterampilan komunikasi diperlukan untuk menjelaskan laporan keuangan, memberikan saran strategis, serta berinteraksi dengan manajer, investor, dan regulator.

Assoc. Prof. Dwi Santoso menekankan bahwa mahasiswa FEB UMC perlu mengasah keterampilan komunikasi dan negosiasi guna menghadapi dinamika bisnis modern. Menurutnya, diskusi akademik, presentasi, dan keterlibatan dalam organisasi mahasiswa dapat meningkatkan keterampilan komunikasi.

Di era digital, penguasaan teknologi komunikasi juga menjadi faktor krusial karena bisnis semakin bergantung pada platform online seperti email, video conference, dan media sosial profesional.

“Mahasiswa harus mampu menguasai berbagai media komunikasi untuk meningkatkan daya saing mereka di dunia kerja. Pemanfaatan teknologi digital tidak hanya mempermudah komunikasi, tetapi juga mempercepat proses pengambilan keputusan dalam bisnis,” jelas Dwi Santoso.

Selain komunikasi, negosiasi menjadi keterampilan esensial, terutama dalam bidang manajemen dan akuntansi.

Dalam manajemen, negosiasi diperlukan dalam penyusunan kontrak bisnis, perekrutan karyawan, hingga penyelesaian konflik di lingkungan kerja. Sementara itu, dalam akuntansi, negosiasi berperan dalam penyusunan anggaran, kebijakan perpajakan, serta penyelesaian sengketa keuangan.

“Negosiasi bukan sekadar berbicara dan mencapai kesepakatan, tetapi juga membutuhkan pemahaman mendalam terhadap kebutuhan kedua belah pihak serta kemampuan untuk menyesuaikan strategi berdasarkan dinamika situasi,” tambahnya.

Sebagai ahli Linguistik Forensik UMAM, Dwi Santoso menyoroti pentingnya memahami komunikasi semantik dan pragmatik dalam konteks bisnis global. Dengan tantangan bisnis yang semakin kompleks, penguasaan komunikasi dan negosiasi akan menjadi faktor penentu keberhasilan mahasiswa FEB UMC dalam menghadapi persaingan global.

Integrasi antara keterampilan akademik dan praktik profesional akan memperkuat posisi mereka sebagai calon pemimpin bisnis masa depan.