Di Hari Pertama, Dosen Prodi PBI UMC Sambut Hangat Mahasiswa Internasional

Hari pertama Short Course internasional UMC dipimpin Sirniawati dengan metode interaktif, mengajarkan Bahasa Indonesia dan budaya Cirebon, didukung pendampingan mahasiswa lokal.

Di Hari Pertama, Dosen Prodi PBI UMC Sambut Hangat Mahasiswa Internasional

UMCPRESS.ID - Suasana hangat dan interaktif mewarnai hari pertama Short Course internasional “From Beans to Waves” di Universitas Muhammadiyah Cirebon, Jumat (15/8/2025), ketika Sirniawati, S.Pd.I., MA, membimbing mahasiswa dari berbagai negara seperti Malaysia, Rusia, Kamboja, Thailand, India, Sudan dan Bangladesh mempelajari Bahasa Indonesia melalui budaya kopi, warisan kerajaan, dan kuliner laut Jawa Utara.

Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) memulai rangkaian Short Course internasional “From Beans to Waves: A Journey Through Cirebon’s Coffee, Kingdom Heritage, and Northern Java’s Seafood” pada Jumat (15/8/2025) dengan penuh semangat.

Kegiatan yang berlangsung hingga 29 Agustus 2025 ini diikuti oleh mahasiswa internasional dari berbagai negara, menjadi ajang pembelajaran sekaligus pertukaran budaya yang unik.

Di hari pertama, Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) UMC, Sirniawati, S.Pd.I., MA, tampil sebagai pengajar utama. Mengusung tema perkenalan diri, Sirniawati mengajak para peserta memahami dan mempraktikkan ungkapan salam, pengenalan identitas, hingga menulis deskripsi singkat dalam Bahasa Indonesia. Dengan metode Project-Based Learning (PBL), para mahasiswa diarahkan untuk membuat video dan poster perkenalan diri, lengkap dengan nama, alamat, pekerjaan, negara asal, hingga hobi, sambil mempraktikkan sapaan sopan khas budaya Indonesia.

Metode pembelajaran interaktif ini diawali dengan menyimak perkenalan diri dari mahasiswa Indonesia, dilanjutkan latihan berbicara melalui role-play berpasangan. Para peserta juga membaca teks perkenalan sederhana, mengisi formulir identitas diri, dan menulis paragraf pendek tentang diri mereka. Aktivitas ini tidak hanya melatih keterampilan bahasa, tetapi juga memperkenalkan sopan santun komunikasi di Indonesia.

Kehadiran Intan, mahasiswi Prodi PBI, menjadi energi tambahan bagi peserta. Intan berperan sebagai pendamping, khususnya dalam membantu penulisan bahasa Indonesia agar lebih akurat dan alami. Kehadirannya membuat suasana kelas terasa lebih cair, memberi ruang bagi mahasiswa internasional untuk bertanya tanpa rasa canggung.

Sirniawati menekankan bahwa pembelajaran bahasa tak bisa dilepaskan dari budaya. Ia mengaitkan materi dengan kekayaan Cirebon mulai dari sejarah Kesultanan hingga tradisi kuliner kopi dan seafood. Pendekatan ini membuat para mahasiswa bukan hanya belajar bahasa, tetapi juga memahami konteks sosial dan budaya masyarakat pesisir Jawa.

Suasana kelas semakin hidup ketika peserta mencoba memperkenalkan diri dalam Bahasa Indonesia dengan logat khas negara masing-masing. Tawa hangat mewarnai momen ketika beberapa peserta mencoba mengucapkan kosakata seperti “alamat” atau “hobi” dengan intonasi unik. Meski ada tantangan dalam pengucapan, semangat belajar mereka tak surut.

Short Course ini diharapkan menjadi jembatan bagi mahasiswa internasional untuk memahami Indonesia secara utuh, baik dari segi bahasa, budaya, maupun kearifan lokal. Dengan rangkaian kegiatan yang memadukan pembelajaran di kelas, kunjungan budaya, hingga eksplorasi kuliner, program ini diproyeksikan menjadi pengalaman berkesan yang mempererat hubungan antarbangsa.

“Bahasa adalah pintu masuk ke hati sebuah bangsa. Melalui bahasa, kita tidak hanya mengerti kata-kata, tapi juga cara berpikir dan merasakan,” ujar Sirniawati di akhir sesi. Ia menambahkan, keterlibatan mahasiswa Indonesia seperti Intan menunjukkan semangat kolaborasi lintas budaya yang menjadi roh kegiatan ini.

Dengan bekal pembelajaran hari pertama, para peserta kini bersiap menjalani dua pekan penuh petualangan bahasa dan budaya di Cirebon. Dari biji kopi hingga ombak laut Jawa, setiap detik akan menjadi perjalanan pengetahuan yang menghangatkan hati.