Wujudkan Internasionalisasi Muhammadiyah, UMC Jadi Magnet Mahasiswa Global

UMCPRESS.ID - MD Shujon Mia berdiri di depan gerbang Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC), senyumnya merekah. “Saya merasa diterima di sini,” katanya. Perjalanan ribuan kilometer dari Bangladesh menuju Cirebon terasa terbayar lunas.
Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) kembali membuktikan diri sebagai institusi pendidikan bertaraf internasional dengan menerima enam mahasiswa asing untuk Tahun Akademik 2024/2025. Mahasiswa-mahasiswa ini berasal dari Bangladesh dan Sudan, bergabung dalam berbagai program studi yang mencerminkan semangat globalisasi UMC.
Rektor UMC, Arif Nurudin, mengungkapkan rasa bangganya terhadap kepercayaan yang diberikan mahasiswa internasional kepada kampusnya. “Kami berkomitmen memberikan pendidikan berkualitas dengan pendekatan inklusif, mendukung mereka untuk berkembang dan berkontribusi bagi dunia,” katanya penuh semangat. Kehadiran mahasiswa asing ini tidak hanya memperkaya keberagaman budaya di kampus tetapi juga mempertegas status UMC sebagai pusat pendidikan internasional yang kompetitif.
Langkah strategis UMC menuju kampus berwawasan global tercermin dalam berbagai program kolaborasi internasional. Melalui student exchange dan double degree, mahasiswa UMC memiliki kesempatan menjelajahi dunia tanpa harus kehilangan identitas mereka. Inovasi ini menarik perhatian mahasiswa asing seperti MD Shujon Mia, yang kini tengah mendalami bidang Tasawuf dan Psikoterapi.
“UMC adalah tempat terbaik untuk mewujudkan impian saya dalam bidang psikoterapi,” ungkap Shujon Mia.
Ia merasa sambutan hangat dan lingkungan yang inklusif telah membuatnya yakin memilih UMC. Kehadirannya di kampus memberikan warna baru dalam diskusi akademik, mempertemukan perspektif budaya yang beragam.
Dari Sudan, lima mahasiswa lainnya turut bergabung, membawa cerita dan harapan besar. Islam Abdalla Mohamedahmed Mohamed, Mohannad Mohamedelfatih Ibrahim Hussain, dan Muntisir Yousof Zakaria Mohamed memilih bidang teknik industri dan teknik informatika, menunjukkan minat mereka pada inovasi teknologi modern. Sementara itu, Asra Nassir Mussa Mohamed, yang mendalami Ilmu Komunikasi, bermimpi menjadi penghubung lintas budaya di masa depan. Alaa Almotaz Yousif Hussein, yang menempuh Program Studi Manajemen, mencerminkan semangat untuk memahami pengelolaan bisnis global.
Melihat keanekaragaman ini, UMC semakin mempertegas posisinya sebagai kampus yang memadukan inovasi, keberagaman, dan visi global. Perjalanan para mahasiswa ini tidak hanya tentang mengejar gelar, tetapi juga membangun jembatan antara budaya dan ilmu pengetahuan. Dengan kehadiran mereka, kampus ini menjadi arena belajar yang dinamis, penuh pertukaran ide yang segar.
Bagi mahasiswa lokal, kehadiran teman-teman dari negara lain juga menjadi kesempatan emas untuk memperluas wawasan dan jaringan. Tidak sedikit mahasiswa UMC yang terinspirasi untuk mengikuti program internasional setelah berinteraksi dengan mahasiswa asing.
Sebagai penutup, Rektor Arif Nurudin MT kembali menegaskan komitmennya.
“Kami percaya, keberagaman adalah kekuatan. Mahasiswa asing ini adalah bukti bahwa UMC mampu bersaing di level global,” tuturnya.
UMC tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga ruang untuk membangun masa depan bersama.