Potret Islam di Jepang, FAI UMC Hadirkan Peneliti IDE-JETRO
Islam di Jepang berkembang pesat dan menjadi topik utama dalam International Visiting Lecturer di UMC. Acara ini menghadirkan Yuji Mizuno, membahas pertumbuhan komunitas Muslim, peran masjid, serta tantangan adaptasi budaya.

UMCPRESS.ID - Jumlah pemeluk agama islam di Jepang terus mengalami pertumbuhan signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Hal ini ini pun menarik perhatian banyak peneliti, termasuk Yuji Mizuno dari Institute of Developing Economies (IDE-JETRO) Area Studies Center.
Dalam kajiannya, Yuji mengungkap dinamika perkembangan komunitas Muslim di Negeri Sakura, dari peningkatan jumlah populasi Muslim, peran masjid sebagai pusat komunitas, hingga tantangan adaptasi dengan budaya dan kebijakan setempat.
Fenomena ini menjadi fokus utama dalam International Visiting Lecturer bertajuk "Perkembangan Islam di Jepang" yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) pada Jumat (07/02).
Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) UMC, Dr. Aip Syarifudin, M.Pd.I, turut hadir dan menyampaikan apresiasi kepada berbagai pihak yang telah mendukung acara tersebut, termasuk Rektor UMC, Arif Nurudin, MT, serta Wakil Rektor III UMC, Wiwi Hartati. Turut hadir Wakil Dekan FAI UMC, Dr. M. Azis Husnarijal, Kaprodi Tasawuf dan Psikoterapi UMC, Dr. Abdul Basit Attamimi, serta Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) UMC, Dr. Muhammad Azka Maulana.
Menurut Aip, acara ini merupakan implementasi kerja sama antara FAI UMC dengan lembaga riset dalam dan luar negeri.
"Kami memiliki kerja sama dengan Naraya Institute dan IDE-JETRO Jepang, yang berfokus pada kajian agama, politik, dan sosial humaniora di tingkat global," ujarnya.
Aip menegaskan bahwa gerakan Islam di Jepang, Indonesia, dan dunia memiliki keunikan tersendiri, menjadikannya kajian akademik yang menarik bagi mahasiswa. Perbandingan gerakan Islam di berbagai negara dinilai dapat membuka cakrawala berpikir dan menambah wawasan keilmuan mereka.
Islam di Jepang memang mengalami perkembangan pesat, terutama dalam beberapa dekade terakhir. Meski jumlahnya masih kecil dibandingkan dengan populasi keseluruhan, Muslim di Jepang telah membangun komunitas yang solid dengan masjid dan pusat-pusat keislaman yang berkembang di berbagai kota besar.
Aip menambahkan bahwa UMC berkomitmen untuk terus mengembangkan riset-riset keagamaan yang berorientasi internasional.
"Insyaallah UMC akan terus fokus pada penelitian agama, menggandeng lembaga-lembaga riset baik dalam negeri maupun luar negeri seperti IDE-JETRO," tegasnya.
Salah satu bidang kajian yang juga menjadi perhatian adalah tasawuf di Jepang. Dalam waktu dekat, Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi UMC berencana menjalin kerja sama akademik dengan para pakar tasawuf dari Jepang, salah satunya Prof. Tonaga dari Kyoto University.
International Visiting Lecturer ini tidak hanya menjadi ajang pertukaran wawasan, tetapi juga memperkuat posisi UMC sebagai pusat kajian akademik keislaman yang berorientasi global.
Dengan semakin meningkatnya perhatian terhadap perkembangan Islam di berbagai belahan dunia, riset dan diskusi akademik seperti ini menjadi langkah strategis dalam memahami dinamika sosial, budaya, dan spiritual yang terjadi di berbagai negara.