KKM 2025: UMC Hadirkan Solusi Nyata ke Desa

Mahasiswa UMC resmi menjalankan program KKM 2025 di wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan. Diterima antusias oleh pemerintah dan masyarakat desa, mereka membawa misi pengabdian dan solusi nyata.

KKM 2025: UMC Hadirkan Solusi Nyata ke Desa

UMCPRESS.ID - Suasana Jumat pagi di berbagai penjuru wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan terasa berbeda. Ratusan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) resmi diberangkatkan ke desa-desa dalam rangka pelaksanaan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) 2025. Dengan semangat pengabdian, para mahasiswa disambut hangat oleh masyarakat dan pemerintah setempat.

Pelepasan mahasiswa ini bukan hanya sekadar seremoni. Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UMC, Dr. Tania Avianda Gusman, Ph.D, menegaskan bahwa KKM merupakan bentuk nyata kontribusi intelektual mahasiswa dalam menyelesaikan persoalan riil masyarakat.

"Mahasiswa bukan hanya hadir sebagai pelengkap, tapi sebagai penggerak perubahan sosial berbasis ilmu dan semangat kebangsaan," ujarnya.

Salah satu Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Dila Charisma, M.Pd., yang mendampingi mahasiswa di Desa Gegesik Kidul, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, menyampaikan bahwa antusiasme warga luar biasa.

“Mereka menyambut mahasiswa dengan tangan terbuka, bahkan langsung berdiskusi soal program prioritas yang bisa dikembangkan selama KKM,” jelas Dila.

Hal serupa disampaikan oleh Sekretaris Camat Gegesik, H. Basirun. Ia menyampaikan bahwa kehadiran mahasiswa UMC menjadi energi baru bagi pembangunan desa.

“Kami harap kehadiran mereka tidak hanya membantu teknis administratif, tapi juga memberi edukasi, inovasi, dan solusi praktis atas persoalan masyarakat desa,” katanya dengan penuh harap.

Sementara itu, Dr. Siti Alisah, S.H., M.H.I., salah satu dosen pembina KKM lainnya, menekankan pentingnya menjaga etika dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemasyarakatan selama pengabdian berlangsung.

“Mahasiswa harus jadi teladan. Apa yang mereka lakukan akan menjadi representasi kampus dan keilmuan mereka. Jangan sampai ada yang terseret persoalan hukum atau etika,” tegasnya.

Dari Kabupaten Kuningan, tepatnya di Desa Hantara, Kecamatan Hantara, masyarakat juga menunjukkan antusiasme yang tinggi. Kepala desa menyampaikan bahwa program mahasiswa sangat dinanti, terutama dalam bidang pemberdayaan ekonomi dan pendidikan anak-anak.

“Kami berharap ada dampak jangka panjang. Tidak hanya kegiatan sesaat,” kata salah satu perangkat desa.

Tak hanya seremonial, KKM 2025 UMC dirancang dengan pendekatan kolaboratif dan kontekstual. Mahasiswa dibekali dengan pelatihan riset mini, observasi sosial, hingga penguatan komunikasi lintas budaya agar mampu beradaptasi dan berkontribusi optimal. Dari pelatihan literasi digital di sekolah desa, pengolahan sampah organik, hingga edukasi hukum dan kesehatan, semuanya dilakukan dengan metode partisipatif.

Kehadiran para Dosen Pembimbing Lapangan menjadi kunci keberhasilan program ini. Mereka tak hanya memantau, tetapi juga menjadi penghubung aktif antara mahasiswa dan masyarakat. Ini memastikan kegiatan berjalan sesuai dengan rencana kerja yang disusun sebelumnya.

Sebagai penutup, Ketua LPPM UMC kembali menegaskan bahwa KKM adalah ajang uji nyali, uji integritas, dan laboratorium nyata bagi mahasiswa untuk mengukur sejauh mana ilmu yang mereka miliki bermanfaat bagi masyarakat.

“Kami ingin mahasiswa tidak hanya lulus, tapi juga lulus sebagai pemimpin masa depan yang berpihak pada rakyat,” ujarnya penuh semangat.