International Public Lecture 2024, FEB UMC Hadirkan Akademisi Thailand dan India Paparkan Green Accounting
UMCPRESS.ID - Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Cirebon (FEB UMC) dengan bangga mempersembahkan International Public Lecture 2024. Kegiatan ini pun menjadi momentum dari perayaan kemerdekaan dan upaya berkelanjutan untuk meningkatkan pemahaman global tentang dinamika ekonomi dan bisnis.
Narasumber yang dihadirkan dalam kesempatan kali ini adalah Prof. Avinash Pawar, Ph.D, Pune University India dan Dr. Marlon Rael Astillero, Executive Director for Student Affairs and Service Thai Global Business Administration Technological College, Thailand dengan tema " Green Accounting" di Ruang Multimedia FEB UMC, Selasa (27/8/2024).
Wakil Rektor II UMC, Dr. Badawi, M.Si dalam sambutannya mengatakan International Public Lecture 2024 menghadirkan perspektif global yang inovatif dan inspiratif melalui pemaparan yang lugas dan tegas bersumber dari para pakar terkemuka di bidang ekonomi dan bisnis Asia serta Dunia.
"Dengan menghadirkan pembicara-pembicara berpengalaman dan berkompeten, acara ini tidak hanya akan menyajikan ilmu pengetahuan yang mendalam, tetapi juga akan mendorong dialog dan kolaborasi antara akademisi, praktisi, dan mahasiswa dari berbagai belahan dunia. Diharapkan, melalui kegiatan ini, kita dapat memperkuat komitmen kita terhadap inovasi, keberlanjutan, dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif," ucap Dr. Badawi.
Sementara itu, Wakil Dekan FEB UMC, Ali Jufri, S.E., M.M menyampaikan bahwa pihaknya telah menggelar acara serupa dengan menghadirkan Ivan Piper, Periset pada bidang International Finance dan Akademisi University of Donja Gorica, Montenegro Serbia di International Lecturer Exchange dengan tema "Culture Economics: Challanges and Opportunities" pada 5 Juli 2023 silam.
Untuk hari ini (27/8), kata Ali Jufri, Dr. Marlon yang menjadi Guest Lecturer di hari pertama mengelaborasi Green Accounting yang dikaitkan dengan masa depan generasi muda yang perlu mengadopsi pola pikir yang proaktif dan adaptif.
Dengan begitu, generasi muda tidak lagi melihat masalah sebagai hambatan tapi justru melihat tantangan sebagai peluang. Untuk itu, maka mengembangkan kesadaran akan pentingnya kejujuran dan etika, serta memupuk konsistensi dalam tindakan menjadi sangat penting. Generasi muda sejatinya dapat memainkan peran kunci dalam membentuk masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan.
"Hari ini, Dr. Marlon yang jadi pembicara, nanti esok (28/8) di hari kedua, ada Prof. Avinash Pawar, Ph.D, Pune University India," jelas Ali Jufri.
Ali Jufri menyampaikan bahwa penjelasan Dr. Marlon yang mengutip Stephen Covey, dalam karyanya yang terkenal "The 7 Habits of Highly Effective People," sangat mudah dipahami oleh mahasiswa.
Misalnya untuk menjadi efektif, seseorang perlu mengembangkan kebiasaan yang membentuk karakter dan kepribadian yang kokoh.
Advice yang diberikan Dr. Marlon sangat practical sehingga peserta International Public Lecture FEB UMC yang merupakan calon wisudawan ini pun mendapatkan nutrisi motivasi yang sangat bermanfaat guna menghadapi tantangan dunia yang serba tak pasti.
Lebih penting lagi, ujar Dr. Marlon, "attitude determines altitude" adalah sebuah prinsip yang menekankan kekuatan sikap atau pandangan hidup dalam mencapai kesuksesan dan pencapaian tinggi.
Seseorang yang memiliki sikap positif dan terbuka cenderung melihat peluang di setiap tantangan, sementara mereka yang memiliki sikap negatif mungkin hanya melihat hambatan dan rintangan. Sikap positif dapat meningkatkan motivasi, memperluas kreativitas, dan memfasilitasi hubungan yang lebih baik dengan orang lain, sehingga menjadi elemen penting dalam meraih kesuksesan.
"Jika ingin sukses, pastikan punya attitude yang baik, sikap positif tidak hanya mempengaruhi cara kita berinteraksi dengan lingkungan sekitar, tetapi juga menentukan bagaimana kita mengatasi tantangan dan memanfaatkan kesempatan yang muncul. A positive attitude fosters a mindset that’s open to learning and growth. When you approach challenges with a “can-do” attitude, you’re more likely to persist through difficulties and learn from mistakes. Being open-minded and enthusiastic helps you adapt to new skills and methods. You’re more likely to embrace new technologies or techniques if you have a positive outlook," pungkas Ali Jufri yang megutip ucapan Dr. Marlon.
Usai public lecture, kegiatan dilanjutkan dengan Memorandum of Agreement (MoA) bersama Kepala Lembaga Kerja Sama-Kantor Urusan Internasional (LK-KUI) UMC, Muhammad Azka Maulana M.Psi.
Kerjasama ini sangat penting untuk optimalisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi di bidang pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat.
Pasca penandatanganan MoA, acara dilanjutkan dengan penampilan dari Mahasiswa FEB UMC yang menyuguhi tarian modern dan tradisional yang sangat mengagumkan.
Setelah itu, kegiatan Campus Tour dan mengunjungi Batik Trusmi menjadi bagian yang tak terpisahkan dari acara ini.
Dr. Sari Laelatul Qodriah, S.E.,M.Si, dosen prodi manajemen FEB MC yang mendampingi Dr. Marlon serta rombongan pun menyampaikan bahwa mengunjungi Cirebon rasanya tak lengkap jika tidak mengunjungi toko oleh-oleh batik yang tidak hanya membeli tapi ikut merasakan pengalaman membatik.
Pakar UMKM masyarakat pesisir ini menuturkan, motif batik Cirebon yang paling terkenal adalah mega mendung yang berbentuk gumpalan-gumpalan awan putih. Motif ini memiliki makna kehidupan dunia atas, kebebasan, atau bisa pula awan pembawa hujan sebagai lambang kesuburan dan pemberi kehidupan.
Motif mega mendung dibuat oleh Pangeran Cakrabuana, putra Raja Pajajaran dan pendiri kerajaan Cirebon. Pangeran Cakrabuana juga paman dari Sunan Gunung Jati. Versi lain menyebut motif ini diadaptasi dari hiasan keramik yang dibawa Putri Ong Tien, putri Kaisar Hong Gie dari masa Dinasti Ming, saat menikah dengan Sunan Gunung Jati. Pernikahan ini menjadi gerbang masuknya pengaruh budaya dan tradisi Cina, termasuk dalam proses dan seni pembuatan batik keraton.
Ada perbedaan antara motif mega mendung dari Cina dan Cirebon. Misalnya, garis awan pada motif mega mendung Cina berupa bulatan atau lingkaran, sedangkan motif Cirebon cenderung lonjong, lancip, dan segitiga.
Penjelasan Dr. Sari pun membuat Dr. Marlon sangat berkesanjika kekayaan alam di Indonesia memang sangat luar biasa.
Apresiasi kepada FEB UMC
Akademisi Thailand kelahiran Filipina itu pun berpesan agar mahasiswa FEB UMC bersyukur kampus punya perhatian besar terhadap warisan budaya seperti batik mega mendung, yang merupakan salah satu bentuk seni batik khas dari Cirebon.
Batik mega mendung tidak hanya merupakan simbol keindahan dan keunikan seni tradisional Indonesia, tetapi juga mencerminkan kearifan lokal dan identitas budaya masyarakat Cirebon.
“Batik di Indonesia merupakan warisan dunia. Tidak hanya Indonesia yang bangga, tapi kami sebagai bagian dari Asia juga merasakan hal yang sama,” ungkap Dr. Marlon.