LPPM UMC Dampingi Pemkab Cirebon di KKP

UMC dukung kerja sama KKP-Pemkab Cirebon dengan delegasi RRT untuk arkeologi maritim di Kementerian Kelautan dan Perikanan

LPPM UMC Dampingi Pemkab Cirebon di KKP

UMCPRESS.ID - Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC), Tania Avianda Gusman, PhD, menyatakan dukungan penuh terhadap rencana kerja sama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Pemerintah Kabupaten Cirebon, dan delegasi Cultural Museum Melaka Republik Rakyat Tiongkok (RRT).

Hal itu disampaikan Tania menjelang pertemuan koordinasi yang diinisiasi KKP pada Kamis, 17 Juli 2025, di Jakarta.

Pertemuan ini merupakan bagian dari rangkaian persiapan kunjungan resmi delegasi Cultural Museum Melaka RRT ke Indonesia pada 23–26 Juli 2025. Delegasi ini dipimpin oleh arkeolog ternama, Song Jian-zhong, Kepala China South China Sea Institute of Deep-Sea Archaeology. Dalam undangan resmi KKP yang ditandatangani Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan, Miftahul Huda, agenda rapat mencakup dua poin utama: penyampaian latar belakang dan kronologis rencana kerja sama oleh Pemkab Cirebon dan Direktorat Sumber Daya Kelautan, serta koordinasi posisi Indonesia dalam kunjungan delegasi RRT.

Dukungan Tania tak lepas dari komitmen UMC untuk ikut berperan dalam penguatan riset, pelestarian warisan budaya bahari, serta pemberdayaan masyarakat pesisir Cirebon. 

“Kami mengapresiasi langkah cepat Pemda Cirebon dan KKP dalam menjembatani kolaborasi internasional ini. UMC siap berpartisipasi, baik pada aspek penelitian, pendampingan, maupun edukasi masyarakat,” ungkapnya yang didampingi oleh Dosen UMC yang juga peneliti di bidang Kemaritiman, Dr. Nurul Chamidah.

Kerja sama ini berawal dari komunikasi antara Pemkab Cirebon, KKP, dan pihak Cultural Museum Melaka sejak awal 2024, yang difasilitasi oleh Li Pei Feng, kurator Cheng Ho Cultural Museum dan fasilitator kerja sama internasional Cirebon. 

Dalam suratnya bertanggal 13 Juli 2025 kepada KKP, Li mengundang Indonesia untuk memperkuat kerja sama arkeologi maritim Asia melalui proyek Cirebon. Delegasi RRT dijadwalkan meninjau Galeri Warisan Maritim pada 24 Juli dan membahas peluang penandatanganan Letter of Intent (LOI) atau Memorandum of Understanding (MoU) terkait kolaborasi riset bawah laut.

Selain UMC, pertemuan koordinasi di Jakarta juga dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Kementerian Luar Negeri, Kementerian Dalam Negeri, jajaran pejabat KKP, dan seluruh unsur Pemkab Cirebon. 

“Sinergi lintas sektor sangat penting agar posisi Indonesia dalam kerja sama ini jelas, menguntungkan, dan tetap melindungi kepentingan nasional,” ujar Miftahul Huda dalam undangan resmi.

Di akhir pernyataannya, Tania Avianda Gusman menekankan kesiapan UMC untuk menjadi mitra akademik yang aktif dalam kerja sama ini. 

“Kami ingin terlibat sejak awal dalam kajian dan implementasi program, sekaligus memastikan aspek keberlanjutan dan pemberdayaan masyarakat,” tuturnya.