Prodi PBI UMC Siap Lahirkan Wirausaha Tangguh
Kuliah pakar “Entrepreneur Talk” menggugah mahasiswa UMC untuk menjadi wirausaha muda yang adaptif, mandiri, dan inovatif, bukan hanya pencari kerja tapi pencipta peluang kerja masa depan.

UMCPRESS.ID - Di tengah tantangan dunia kerja yang semakin kompetitif, mahasiswa dituntut bukan hanya menjadi pencari kerja, tapi pencipta lapangan kerja. Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (Prodi-PBI) Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) menjawab tantangan ini lewat perkuliahan yang tak biasa.
Sebagai bagian dari luaran mata kuliah Islamic Entrepreneurship, dosen pengampu Dila Charisma, M.Pd, menggelar kuliah pakar bertema “Menemukan Ide dan Peluang Usaha” pada Kamis, 12 Juni 2025.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber muda inspiratif, Muhammad Ilham Rahmaturrizky, M.Pd, founder brand wirausaha Godin, yang dikenal dengan pendekatan inovatif dan keberaniannya dalam membangun usaha berbasis nilai.
Menurutnya, ide bisnis tidak harus besar dan rumit, yang terpenting adalah relevan, solutif, dan dapat dijalankan secara berkelanjutan.
Ilham juga berbagi pengalamannya membangun Godin dari nol, hingga menjadi brand yang dikenal karena menggabungkan nilai keislaman dan inovasi sosial.
“Berbisnis bukan semata soal untung-rugi, tapi tentang kontribusi dan kebermanfaatan,” ujarnya.
Pesan ini sejalan dengan nilai-nilai kemuhammadiyahan yang menjadi roh pendidikan di UMC, yaitu mendorong kemandirian dan keberanian untuk memberi solusi bagi masyarakat.
Sementara itu, Dila Charisma menegaskan, kegiatan ini dirancang agar mahasiswa tak hanya ‘kenyang teori’, tapi juga mampu merancang business plan yang realistis dan aplikatif. Ia berharap lulusan Prodi Pendidikan Bahasa Inggris tak hanya terbatas pada dunia pengajaran atau menjadi ASN, melainkan memiliki opsi karier sebagai wirausahawan yang tangguh.
“Kita tidak mendidik mahasiswa menjadi job seeker semata, tapi job creator yang adaptif dengan perubahan zaman,” tegasnya.
Sambutan mahasiswa pun sangat positif. Banyak yang mengaku terinspirasi dan mulai mempertimbangkan untuk menyusun rencana bisnis pribadi.
Beberapa bahkan langsung berkonsultasi dengan Ilham usai acara, menunjukkan bahwa antusiasme itu tidak hanya berhenti pada ruang kelas, tetapi berpotensi tumbuh menjadi gerakan nyata.
Dengan semakin menipisnya lapangan kerja konvensional dan meningkatnya kebutuhan akan inovasi di sektor ekonomi, langkah-langkah seperti ini menjadi sangat krusial.
Pendidikan tinggi tidak bisa lagi hanya berperan sebagai pabrik ijazah, melainkan harus menjadi inkubator ide dan pusat pengembangan potensi mahasiswa.
Acara ini menjadi bukti bahwa pendekatan pembelajaran berbasis praktik dan kolaborasi dengan pelaku dunia usaha mampu menghidupkan semangat kewirausahaan di kalangan mahasiswa. Ini bukan hanya tentang kompetensi, tapi juga tentang sikap dan keberanian mengambil risiko.
Kuliah pakar ini bukan sekadar memenuhi target kurikulum, tapi merupakan langkah strategis membangun generasi baru wirausaha muda Muhammadiyah yang siap bersaing, berkontribusi, dan mandiri. Kampus kini bukan hanya tempat belajar, tapi juga tempat memulai masa depan.