Mewakili UMC, Dr. Nurul Jadi Penguji Eksternal Sidang Doktoral di UNHAN

Isu pertahanan negara terhadap perang siber menjadi sorotan utama dalam Sidang Doktor Binar Arfa Darumaya yang diuji langsung oleh Dr. Nurul Chamida dari Universitas Muhammadiyah Cirebon.

Mewakili UMC, Dr. Nurul Jadi Penguji Eksternal Sidang Doktoral di UNHAN

UMCPRESS.ID - Perang di era digital tak lagi ditentukan oleh peluru dan senjata, melainkan oleh seberapa kuat sistem pertahanan siber suatu negara.

Fenomena inilah yang menjadi fokus utama disertasi Binar Arfa Darumaya dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor yang digelar baru-baru ini. Sidang ini dihadiri sejumlah penguji dan akademisi dari berbagai institusi, termasuk Dr. Nurul Chamida, dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Cirebon, yang dipercaya sebagai salah satu penguji eksternal.

Disertasi berjudul "Strategi Pertahanan Negara dalam Menghadapi Ancaman Perang Siber di Indonesia" ini memotret secara tajam eskalasi ancaman digital yang terus membayangi stabilitas nasional. Dalam paparannya, Binar Arfa menegaskan bahwa Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan dalam membangun sistem pertahanan siber yang solid dan terintegrasi.

Dr. Nurul Nuchamida memberikan masukan substansial selama proses ujian terbuka. Salah satu poin penting yang ia tekankan adalah aspek novelty atau kebaruan dari disertasi tersebut.

“Disertasi ini memiliki nilai strategis tinggi, namun penting untuk memperjelas posisi kebaruan teori atau pendekatan yang digunakan. Itu yang akan menentukan kontribusi ilmiahnya bagi pengembangan keilmuan dan kebijakan,” ujar Dr. Nurul di UNHAN Jakarta, Kamis 24 Juli 2025.

Ia juga menyoroti perlunya penguatan pada aspek dampak disertasi terhadap kebijakan pertahanan nasional. Menurutnya, kontribusi penelitian ini tak boleh berhenti pada tataran akademis semata, tetapi harus mampu menjadi referensi yang relevan bagi institusi negara dalam menghadapi ancaman nyata di dunia digital.

Binar dalam respons akademiknya menyambut baik kritik dan saran tersebut. Ia menjelaskan bahwa strategi pertahanan siber yang ia gagas mencakup integrasi lintas lembaga, penguatan sumber daya manusia, serta kolaborasi antara pemerintah dan sektor privat.

“Kita tidak bisa menghadapi perang siber secara parsial. Butuh pendekatan komprehensif yang mencakup kebijakan, teknologi, dan kesadaran publik,” kata Binar tegas.

Sidang doktor ini berlangsung secara dinamis dan terbuka. Hadirin yang terdiri dari sivitas akademika, peneliti, dan mahasiswa tampak antusias menyimak diskusi yang mengangkat tema-tema aktual seputar keamanan nasional di ranah digital.

Di akhir sesi, penguji menyampaikan apresiasi atas kerja keras Binar dalam merumuskan sebuah kerangka strategis yang potensial untuk diadopsi dalam kebijakan nasional.

Dengan disetujuinya disertasi tersebut, Binar Arfa Darumaya resmi menyandang gelar Doktor. Ia berharap penelitiannya dapat berkontribusi dalam memperkuat ketahanan nasional di tengah derasnya arus digitalisasi dan ancaman dunia maya yang semakin kompleks.