Ketua BPH UMC Perkuat Langkah Meraih Predikat Unggul 2027

UMC menggelar pengajian Al-Islam dan Kemuhammadiyaan bertema tata kelola akademik menuju akreditasi unggul 2027. Ketua BPH UMC, Muhammad Sayuti, menekankan pentingnya tata kelola berbasis nilai Islam dan budaya akademik yang kuat.

Ketua BPH UMC Perkuat Langkah Meraih Predikat Unggul  2027

UMCPRESS.ID -Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) mengawali tahun 2025 dengan langkah strategis menuju akreditasi unggul pada 2027.

Dalam pengajian  Al-Islam dan Kemuhammadiyaan yang digelar Rabu (29/1), dosen dan tenaga kependidikan UMC tampak khidmat menyimak kajian bertema Membangun Kultur Civitas Akademika Menuju Akreditasi Unggul Tahun 2027. Tidak sekadar kajian rutin, acara ini menjadi titik tolak penting dalam memperkuat tata kelola kampus demi masa depan yang lebih gemilang.

Ketua Badan Pelaksana Harian (BPH) UMC, Muhammad Sayuti, M.Pd., M.Ed., Ph.D., membuka pengajian dengan menegaskan bahwa tata kelola bukan sekadar sistem administrasi, melainkan kunci dalam mengoptimalkan potensi akademik, sosial, dan spiritual kampus. Menurutnya, target akreditasi unggul bukan hanya tujuan administratif, tetapi cerminan dari budaya akademik yang kokoh dan berlandaskan nilai-nilai Islam.

“Kita ingin mencapai predikat unggul di 2027, dan itu bukan sekadar angka, melainkan bukti nyata dari budaya akademik yang kita bangun bersama,” terang Sayuti  yang turut dihadiri oleh Wakil Ketua PWM Jabar, Prof Mahmud Syafe'i, Koordinator PTM BPH Jawa Barat Prof. Dr. Yadi Janwari, MA, Unsur PDM Kabupaten/Kota Cirebon hingga seluruh Civitas UMC.

Sayuti juga mengapresiasi Rektor UMC, Arif Nurudin beserta para Wakil Rektor, Dekan, Wakil Dekan, Kaprodi dan seluruh Civitas UMC yang terus memberikan pelayanan terbaik yang merupakan hal yang tidak terpisahkan dari tata kelola yang baik.

Dalam paparannya, ia menghubungkan prinsip tata kelola dengan perspektif Islam. Ia mengutip QS Aż-Żāriyāt (51:56) yang menegaskan bahwa manusia diciptakan untuk beribadah, serta QS Hūd (11:61) yang mengamanatkan manusia untuk memakmurkan bumi. Dengan prinsip ini, UMC tidak hanya fokus pada pencapaian akademik, tetapi juga kesejahteraan spiritual, ekonomi, dan sosial.

Prinsip tata kelola UMC berlandaskan nilai-nilai syariah, dengan QS al-Ḥajj (22:41) sebagai rujukan utama. Ayat ini menegaskan pentingnya keseimbangan dunia dan akhirat, termasuk dalam membangun sistem akademik yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan. Sayuti menekankan bahwa tata kelola yang baik harus memiliki elemen utama seperti akuntabilitas, transparansi, pengawasan, serta prinsip musyawarah.

Selain sistem yang kuat, keberhasilan institusi pendidikan juga bergantung pada sumber daya manusianya. Sayuti menegaskan bahwa setiap individu di lingkungan UMC harus memiliki rasa tanggung jawab, amanah, dan menjadi teladan bagi yang lain.

Ia juga menyoroti pentingnya perekrutan tenaga pengajar dan staf yang adil dan berbasis kompetensi guna menciptakan lingkungan akademik yang sehat dan produktif.

“Kita semua memiliki peran dalam membangun budaya akademik yang unggul. Dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan harus bersinergi dalam menciptakan lingkungan yang mendukung prestasi,” ujarnya.

Di penghujung acara, Sayuti mengajak seluruh civitas UMC untuk terus meningkatkan prestasi di berbagai bidang. Tidak hanya dalam pencapaian akademik, tetapi juga dalam kontribusi nyata bagi masyarakat. Dengan semangat kebersamaan dan komitmen yang kuat, UMC terus melangkah menuju visi besar 2027.

“Akreditasi unggul bukan hanya soal nilai di atas kertas, tetapi bagaimana kita membangun budaya yang mencerminkan keunggulan dalam setiap aspek kehidupan kampus,” pungkasnya.