Komunikasi Kesehatan di Era Digital, Tantangan dan Solusi
Era digital membawa tantangan baru dalam komunikasi kesehatan, termasuk hoaks, ketimpangan layanan, dan kesehatan digital. Ahmad Yusron menekankan pentingnya edukasi, komunikasi efektif, dan literasi digital untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

UMCPRESS.ID - Era digital membawa tantangan baru dalam dunia kesehatan, terutama dalam penyebaran informasi dan edukasi masyarakat.
Kepala Program Studi D3 Humas Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC), Ahmad Yusron, M.Si, menyoroti urgensi komunikasi kesehatan di tengah disrupsi teknologi dalam acara Health and Beauty Class: Seni Komunikasi Kesehatan yang Optimal pada Sabtu, 1 Februari 2025, di Aula Masjid UMC.
Dalam pemaparannya, Yusron menjelaskan bahwa konsep kesehatan saat ini tidak hanya terbatas pada aspek fisik dan mental, tetapi juga mencakup kesehatan sosial, lingkungan, dan digital. Kesehatan sosial, misalnya, berkaitan erat dengan interaksi dan dukungan masyarakat. Fenomena kesepian dan isolasi sosial yang meningkat akibat perkembangan teknologi menjadi ancaman serius bagi kesejahteraan individu.
Kurangnya interaksi langsung memengaruhi kesehatan mental dan fisik, sehingga komunikasi efektif menjadi kunci dalam membangun hubungan sosial yang sehat.
Di sisi lain, kesehatan lingkungan juga menjadi perhatian utama. Polusi udara, pencemaran air, dan perubahan iklim berkontribusi pada berbagai penyakit, seperti gangguan pernapasan dan infeksi. Yusron menegaskan bahwa menjaga kebersihan lingkungan dan memastikan akses terhadap air bersih serta sanitasi yang baik merupakan langkah krusial dalam meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Dalam konteks digital, kesehatan juga mengalami tantangan baru. Paparan teknologi yang berlebihan menyebabkan kecanduan digital, cyberbullying, serta tekanan sosial dari media daring.
Menurut Yusron, keseimbangan antara dunia nyata dan dunia maya harus dijaga untuk mencegah dampak negatif terhadap kesehatan mental. Literasi digital yang baik menjadi faktor penting dalam memilah informasi yang akurat dan menghindari hoaks kesehatan yang dapat membahayakan masyarakat.
Isu penyakit tidak menular (PTM), seperti diabetes, hipertensi, dan kanker, juga menjadi perhatian utama. Pola hidup modern dengan kebiasaan kurang bergerak dan konsumsi makanan tidak sehat meningkatkan risiko PTM.
Yusron menekankan bahwa pencegahan melalui pola makan seimbang, aktivitas fisik, serta pemeriksaan kesehatan rutin harus menjadi prioritas. Selain itu, kesadaran akan gaya hidup sehat perlu terus ditingkatkan, terutama di kalangan generasi muda yang rentan terhadap pola hidup sedentari.
Gangguan kesehatan mental juga semakin meningkat akibat tekanan ekonomi, beban kerja, serta ekspektasi sosial yang tinggi. Stigma terhadap kesehatan mental sering kali menghambat individu untuk mencari bantuan profesional.
Oleh karena itu, edukasi mengenai pentingnya kesehatan mental harus diperluas agar masyarakat lebih terbuka dalam mencari dukungan. Penyediaan layanan konseling yang mudah diakses, termasuk layanan daring, menjadi solusi untuk memperluas jangkauan bantuan bagi mereka yang membutuhkan.
Selain itu, ketimpangan sosial dalam akses layanan kesehatan masih menjadi tantangan besar. Kelompok berpenghasilan rendah sering kali kesulitan mendapatkan layanan kesehatan yang layak.
Bagi Yusron, kebijakan kesehatan yang inklusif dan program bantuan sosial sangat dibutuhkan untuk memastikan setiap individu memiliki akses yang setara terhadap layanan kesehatan berkualitas.
Isu lingkungan juga semakin mendesak, terutama akibat polusi udara dan perubahan iklim. Polusi dari kendaraan dan industri berdampak langsung pada peningkatan penyakit pernapasan dan kardiovaskular. Regulasi emisi yang lebih ketat serta peningkatan penghijauan menjadi solusi yang perlu diterapkan untuk menjaga kesehatan masyarakat. Krisis air bersih juga menjadi ancaman yang harus segera diatasi dengan perbaikan infrastruktur sanitasi dan edukasi tentang pentingnya kebersihan lingkungan.
Komunikasi kesehatan memiliki peran penting dalam mengatasi berbagai tantangan tersebut. Dengan strategi komunikasi yang tepat, informasi kesehatan dapat tersampaikan secara efektif kepada masyarakat. Kampanye kesehatan yang berbasis data dan mempertimbangkan kebutuhan audiens dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan penyakit dan gaya hidup sehat.
Namun, salah satu tantangan terbesar dalam komunikasi kesehatan adalah penyebaran hoaks yang marak di media sosial. Misinformasi mengenai vaksin, pengobatan alternatif yang tidak terbukti, serta teori konspirasi kesehatan sering kali menghambat upaya kesehatan publik. Yusron menegaskan bahwa literasi digital harus diperkuat agar masyarakat lebih kritis dalam memilah informasi kesehatan.
Selain itu, komunikasi antara tenaga kesehatan dan pasien juga harus ditingkatkan. Penggunaan istilah medis yang sulit dipahami sering kali menyebabkan kesalahpahaman dalam pengobatan. Oleh karena itu, tenaga medis perlu mengembangkan keterampilan komunikasi yang lebih sederhana dan inklusif agar informasi kesehatan dapat dipahami dengan baik oleh masyarakat luas.
Masyarakat juga memiliki peran besar dalam memastikan komunikasi kesehatan yang efektif. Dengan menyebarkan informasi yang akurat dari sumber terpercaya, seperti Kementerian Kesehatan dan WHO, penyebaran hoaks dapat ditekan. Selain itu, partisipasi dalam program kesehatan dan penerapan pola hidup sehat dapat menjadi contoh positif bagi lingkungan sekitar.
Era digital membawa tantangan besar dalam komunikasi, termasuk dalam aspek kesehatan. Ketergantungan pada media sosial dan pesan instan sering kali menurunkan kualitas komunikasi interpersonal. Kurangnya ekspresi wajah dan bahasa tubuh dalam komunikasi daring dapat menyebabkan kesalahpahaman. Oleh karena itu, keseimbangan antara komunikasi digital dan tatap muka tetap harus dijaga agar kualitas hubungan sosial tidak menurun.
Dengan komunikasi yang efektif, informasi kesehatan dapat tersebar dengan baik, meningkatkan pemahaman masyarakat, serta mendorong perubahan perilaku yang lebih sehat. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat, sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan sadar akan pentingnya komunikasi kesehatan yang optimal.