UMC Hadirkan Mesin Mixing Bumbu untuk UMKM

Mahasiswa UMC kenalkan prototipe mesin mixing bumbu yang mempercepat produksi, efisien, dan meningkatkan kualitas produk. Inovasi ini dorong UMKM naik kelas lewat teknologi tepat guna.

UMC Hadirkan Mesin Mixing Bumbu untuk UMKM

UMCPRESS.ID - Desa yang semula tenang mendadak ramai dengan antusiasme masyarakat pada Sabtu, 6 September 2025.

Di hari itu, mahasiswa Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Universitas Muhammadiyah Cirebon bersama Dosen Pendamping Lapangan (DPL), Associate Prof Abdul Karim, menggelar sosialisasi inovatif berupa pengenalan prototipe mesin pencampuran bumbu dengan kripik.

Mesin yang diberi nama “Mixing Bumbu Otomatis” ini digadang-gadang mampu menjadi solusi tepat guna untuk meningkatkan daya saing UMKM lokal, khususnya di sektor makanan ringan.

Dalam presentasinya, Associate Prof Abdul Karim menjelaskan bahwa keberadaan mesin ini tidak sekadar mempercepat proses produksi, tetapi juga membantu meringankan beban kerja para pelaku UMKM yang selama ini masih mengandalkan tenaga manual. 

"Dengan mesin mixing bumbu ini, waktu produksi bisa ditekan secara signifikan. Tenaga kerja yang sebelumnya terkuras untuk mengaduk manual dapat dialihkan pada bagian lain yang lebih produktif. Hasilnya, efisiensi meningkat, kualitas pun ikut terdongkrak,” ujarnya.

Lebih jauh, Abdul Karim juga memaparkan langkah-langkah pembuatan mesin tersebut. Menurutnya, bahan-bahan yang digunakan relatif mudah didapatkan di pasaran, seperti drum stainless steel, motor penggerak, baling-baling pengaduk, serta rangka besi sebagai penopang utama.

Proses perakitan pun tidak membutuhkan teknologi rumit, sehingga memungkinkan para pelaku UMKM atau kelompok masyarakat bisa membuatnya sendiri dengan pendampingan teknis sederhana.

Mahasiswa KKM yang terlibat dalam kegiatan ini juga menekankan bahwa mesin mixing bumbu memiliki manfaat yang sangat terasa. Pertama, mempercepat proses produksi sehingga kapasitas produksi UMKM dapat meningkat berkali lipat. Kedua, mengurangi beban kerja dengan sistem otomatisasi, yang artinya efisiensi tenaga lebih optimal.

Ketiga, meningkatkan kualitas produk karena bumbu tercampur merata, menghasilkan cita rasa konsisten dan lebih profesional.

Tak hanya memamerkan prototipe, kegiatan sosialisasi ini juga dirangkai dengan diskusi interaktif mengenai strategi “UMKM Naik Kelas.” Mahasiswa mengajak para pelaku usaha kecil untuk tidak sekadar memanfaatkan teknologi, tetapi juga mengintegrasikannya dengan strategi pemasaran digital agar produk lokal mampu bersaing di pasar yang lebih luas.

“Teknologi adalah pintu awal, tetapi UMKM juga harus berani melangkah ke tahap branding dan pemasaran online. Dengan kombinasi itu, daya saing bisa meningkat pesat,” kata salah seorang mahasiswa peserta KKM.

Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan yang muncul saat sesi diskusi. Beberapa pelaku UMKM bahkan menyatakan minat untuk mencoba langsung prototipe mesin mixing bumbu yang dipamerkan. Salah seorang produsen kripik lokal mengaku sangat terbantu dengan ide ini.

“Selama ini kami kesulitan menjaga konsistensi rasa karena proses pencampuran manual sering tidak merata. Kalau mesin ini benar-benar bisa dipakai, jelas akan memudahkan kami sekaligus meningkatkan kualitas produk,” ungkapnya.

Kegiatan sosialisasi ini menegaskan bahwa inovasi teknologi sederhana namun tepat guna mampu menjadi jawaban nyata atas tantangan yang dihadapi UMKM.

Universitas Muhammadiyah Cirebon melalui program KKM berupaya menghadirkan solusi aplikatif, bukan sekadar konsep di atas kertas. Harapannya, prototipe mesin pencampuran bumbu ini dapat segera dikembangkan lebih lanjut dan diproduksi massal agar manfaatnya bisa dirasakan lebih luas, terutama oleh pelaku usaha kecil menengah di daerah-daerah.