Wamen Fajar: Resiliensi Kunci Generasi Tangguh Muhammadiyah

Wamen Fajar mengajak mahasiswa Muhammadiyah membangun resiliensi melalui tekun belajar, kepemimpinan, literasi digital, dan adaptasi agar siap menghadapi tantangan perubahan zaman dengan karakter yang kuat dan berdaya guna.

Wamen Fajar: Resiliensi Kunci Generasi Tangguh Muhammadiyah

UMCPRESS.ID - Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Fajar Riza Ul Haq, mengajak mahasiswa Muhammadiyah untuk membangun resiliensi dalam menghadapi perubahan zaman yang cepat dan dinamis.

Pernyataan ini disampaikan dalam acara Masa Taaruf Mahasiswa Baru di Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) pada Sabtu (4/10).

Menurut Wamen Fajar, masa kuliah bukan semata-mata tahap belajar ilmu akademis, melainkan momentum strategis untuk memperkuat karakter, jaringan sosial, dan kemampuan adaptasi.

“Apa pun jurusannya, bila kita belajar tekun, aktif dalam kemahasiswaan, dan berusaha memberi dampak positif, insya Allah akan diberi kepercayaan untuk mengabdi kepada bangsa,” ujarnya.

Ia menambahkan, kepercayaan yang diberikan Presiden Prabowo kepadanya untuk membantu Menteri Abdul Mu’ti dalam bidang pendidikan merupakan bukti bahwa ketekunan dan kontribusi sosial membuka banyak kesempatan di masa depan.

Fajar menyebut, mahasiswa perlu menanamkan semangat pengabdian sejak dini karena masa kuliah merupakan periode pembentukan identitas dan integritas diri.

Lebih lanjut, Fajar menyampaikan beberapa hal penting yang harus dijaga mahasiswa agar mampu bersaing di era disrupsi, antara lain: rajin belajar, membina jejaring sosial yang sehat, mengasah kepemimpinan, memperkuat literasi digital, serta menumbuhkan kemampuan adaptasi terhadap perubahan.

Dunia yang terus berubah, kata dia, hanya bisa dihadapi oleh individu yang tahan banting dan berkomitmen pada nilai-nilai moral.

Ia juga menekankan bahwa keputusan dan kebiasaan yang dibangun selama empat tahun di bangku kuliah akan menentukan arah masa depan seseorang. Mahasiswa yang tidak mampu beradaptasi dan terus belajar akan kehilangan relevansi di tengah cepatnya perkembangan teknologi dan informasi. Oleh sebab itu, Fajar menegaskan pentingnya menjadikan profesi apa pun sebagai sarana pengabdian kepada masyarakat.

Dalam paparannya, ia menyinggung fenomena meningkatnya tekanan psikologis di kalangan generasi muda yang banyak dipengaruhi oleh media sosial dan gaya hidup digital. Mengutip gagasan dari buku The Anxious Generation karya Jonathan Haidt (2024), Fajar menekankan perlunya memperkuat pendidikan karakter di setiap jenjang sekolah dan perguruan tinggi. Pemerintah, ujarnya, sedang memperkuat gerakan pendidikan karakter melalui berbagai program yang menanamkan nilai integritas, empati, dan kemandirian.

Fajar juga menyoroti pentingnya peran guru dan dosen sebagai teladan yang mampu menumbuhkan semangat belajar dan ketangguhan mental. Ia berharap mahasiswa Muhammadiyah mampu menjadi pionir perubahan sosial yang berkepribadian kuat, religius, dan memiliki kepekaan sosial yang tinggi.

Menutup sambutannya, Fajar memberikan motivasi agar mahasiswa baru UMC tidak hanya berorientasi pada prestasi akademik, tetapi juga menyiapkan diri untuk menjadi agen perubahan.

“Mahasiswa baru UMC harus menguatkan tekad dan siap menghadapi perubahan zaman. Jangan hanya pintar, tapi juga tangguh dan bermanfaat,” tegasnya.