UMC Teken MoU Beasiswa Belajar Bahasa Jepang Gratis
UMCPRESS.ID - Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman dengan First Study, Sekolah Bahasa Jepang (Nihongo Gakkou) di Kantor Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Cirebon, Senin (30/5/2022).
Rektor UMC, Arif Nurudin MT mengatakan MoU ini adalah program beasiswa bahasa Jepang bagi mahasiswa Indonesia, khususnya di UMC yang memiliki minat melanjutkan studi, magang kerja dan bekerja di Jepang.
Adapun komitmen kerja sama kedua belah pihak ditandai dengan penandatangan Ketua PDM Kabupaten Cirebon, Prof. Dr. Ahmad Dahlan MAg serta General Manager First Study, Yokoyama Arata disaksikan Direktur Utama PT. Qtasnim Digital Teknologi sekaligus Ketua Lembaga Teknologi Informasi (LTI) PDM Kab. Cirebon, Iman Harmaen.
“Kami menyambut baik program ini, karena dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat. Khususnya generasi muda. Oleh karenanya, kami mengharapkan program ini hendaknya dapat cepat terealisasi,” ujar Arif usai teken MoU.
Selain soal dunia kerja, ujar Arif, UMC juga hendak menjalin kerjasama seperti collaboration research dan student exchange.
Dalam paparannya, Ketua LTI PDM Kab. Cirebon, Iman Hamaraen mengatakan, lembaganya bekerja sama dengan First Study menyelenggarakan pembelajaran bahasa Jepang bagi mahasiswa dan lulusan SMK yang memiliki minat magang kerja dan bekerja di Jepang.
“LTI Kab. Cirebon memiliki LPK binaan yaitu Lembaga Pelatihan Kerja dan Pendidikan Bahasa Jepang Jidouin Gakkou Indonesia, untuk pembelajaran bahasa Jepang bekerjasama dengan First Study. Ini semua gratis. Pelajaran bahasa Jepang ini akan diberikan langsung pihak First Study secara gratis. Bagi mahasiswa yang melanjutkan studi oleh pihak First Study akan difasilitasi untuk bisa magang kerja untuk menunjang biaya hidup di sana (Jepang, red),” kata Iman.
Sementara itu, General Manager First Study, Yokoyama Arata mengatakan, perusahaannya bergerak di dua bidang yaitu sekolah bahasa Jepang dan pengenalan tenaga kerja.
“Jadi, setelah selesai belajar bahasa Jepang di First Study, siswa akan disalurkan melalui bidang pengenalan tenaga kerja sesuai dengan minat dan keahlian (kualifikasi),” ujar Arata.
Di kesempatan yang sama, Ketua PDM Kab. Cirebon, Ahmad Dahlan berharap, kerja sama beasiswa pelajaran bahasa Jepang dengan First Study mendapat respons positif sejumlah Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) yang ada di Wilayah III Cirebon.
Menurutnya, negara Jepang membutuhkan sebanyak 300 ribu tenaga keperawatan. Kebutuhan tenaga tersebut, menurutnya, tidak sepenuhnya dapat dipenuhi tenaga kerja lokal. Karenanya, Jepang membuka peluang menerima tenaga kerja yang memiliki kualifikasi di bidang keperawatan dari Indonesia.
Pihaknya bersyukur First Study menggandeng PDM Kabupaten Cirebon dalam kerja sama beasiswa studi bahasa Jepang tersebut.