Hadiri Simposium Nasional AIPPTM, Rektor UMC Nilai Good Governance Tingkatkan Daya Saing Bangsa

UMCPRESS.ID - Reformasi Birokrasi merupakan suatu keniscayaan dalam membangun birokrasi kelas dunia, utamanya dalam mempersiapkan langkah strategis yang terukur guna memastikan terciptanya perbaikan tata kelola pemerintahan menopang jalannya pembangunan nasional dan meningkatkan daya saing bangsa.
Dengan perbaikan kualitas tata kelola pemerintahan, maka diyakini akan mampu berperan menjadi faktor pengungkit dalam mendukung kelancaran dan kesuksesan pelaksanaan program-program pembangunan nasional.
Dengan kata lain, semakin baik tata kelola pemerintahan suatu negara, semakin cepat pula perputaran roda pembangunan nasional.
Demikian disampaikan oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC), Arif Nurudin M.T saat memberikan sambutan di Simposium Nasional Asosiasi Ilmu Pemerintahan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (AIPPTM) dengan tajuk " Governance Covid-19 Transisition dalam Pengelolaan Pemerintah di Masa New Normal" di Aula Masjid Raya UMC, Rabu (22/12/2021).
Arif mengapresiasi kepada Drs. Mulyadi Malik, M.Si (Kapus Pelatihan Pegawai ASN), Prof. Dr. Dyah Mutiarin, M.Si (Anggota AIPPTM), Dr. Hj. Netty Prasetiyani,M.Si (Anggota DPR RI Komisi IX) dan Rochmat Hidayat S.Ip,M.Si (Dosen Ilmu Pemerintahan UMC/Kuwu Klangenan Kab Cirebon).
Rektor UMC juga menilai bahwa ada hikmah dibalik pandemic Covid-19 yang melanda dunia dan Indonesia, utamanya dalam mendorong percepatan reformasi birokrasi di Indonesia, pemberlakuan sistem work from home bagi ASN menandakan babak baru shifting cara kerja atau memasuki situasi yang “tidak normal” dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari.
Pemanfaatan informasi teknologi dan internet of thing menjadi “keterpaksaan” baru, telah terjadi perubahan secara masif budaya kerja dan cara berpikir ASN, beberapa ahli meramalkan pasca pandemi ini, kita akan menghadapi apa yang disebut The New Normal.
Suatu kondisi global yang merupakan akumulasi bagaimana umat manusia berperilaku menuju kondisi normal yang baru.
Salah satu kondisi the new normal adalah percepatan dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam praktik tata kelola pemerintahan, yang lebih berorientasi pada hasil dengan mengedepankan pemanfaatan informasi teknologi dan kecepatannya .
Kondisi Pandemi Covid-19 telah mengubah paradigma bekerja baik ASN dan Swasta, terlebih di UMC menjadi lebih efektif dan efisien, lebih berorientasi pada hasil daripada procedural, percepatan penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) telah menjadi kebutuhan pada semua level birokrasi, sebagai konsekuensi masifnya praktik bekerja dari rumah atau work from home.
"Dan sesungguhnya, yang tengah kita praktikkan ini merupakan pra kondisi menuju The New Normal, di mana percepatan dari penerapan Flexible Working Arrangement (FWA) atau pengaturan kerja secara fleksibel menjadi pengarusutamaan," ucap Arif.
Instansi pemerintah, Kampus dan instansi lainnya sekarang sudah umum melakukan tele-meeting atau tele-conference dan pengadaan rapat-rapat koordinasi yang menggunakan teknologi digital tanpa dibatasi ruang dan waktu dan lokasi sehingga lebih efektif efisien dari sisi waktu dan biaya.
Tak terbayangkan berapa dana yang dapat dihemat dari The New Normal, penyederhanaan rapat-rapat koordinasi baik di dalam kota maupun luar kota, efisiensi waktu dan anggaran akan terjadi secara besar-besaran sehingga dapat dilakukan refocusing anggaran untuk hal-hal yang benar-benar mendesak dan penting.
Di penghujung sambutannya, Arif juga mengungkapkan bahwa tinggal beberapa hari lagi 2021 segera berlalu, saatnya melihat jauh kedepan untuk menghadapi 2022 dengan optimis.