Rektor UMC Optimis Buruh Indonesia Semakin Sejahtera, Produktif, dan Kompetitif
UMCPRESS.ID - Rektor Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC), Arif Nurudin MT mengatakan, peringatan hari buruh 1 Mei atau dikenal May Day sejatinya menjadi momentum seluruh pihak, baik pemerintah, swasta dan pekerja untuk terus bersinergi sehingga semua pihak mendapatkan mutual benefit.
Menurut Arif, sinergi semua pihak bagian dari upaya Indonesia untuk mewujudkan Visi Indonesia 2045 sebagai negara besar, maju, dan modern. Terlebih Indonesia memiliki sumber daya alam melimpah dan sumber daya manusia yang besar dan sedang mengalami bonus demografi.
"Selamat Hari Buruh. Semoga para pekerja semakin sejahtera, produktif, dan kompetitif. Produktifitas pekerja bakal berimbas pada profit making perusahaan. Begitupun dengan pemerintah yang membuat regulasi yang fair untuk melindungi pekerja serta ramah investasi,sehingga banyak investor mau berbisnis di Indonesia," ucap Rektor UMC, 1 Mei 2024.
Kendati demikian, Arif juga memberikan catatan penting dari perspektif akademis bahwa sisi produktivitas yang diukur dengan GDP (gross domestic product) per worker employed, Indonesia masih relatif tertinggal dari negara tetangga. Itu karena mayoritas tenaga kerja Indonesia saat ini, hampir 60% pekerja di Indonesia masih tamatan pendidikan rendah, yaitu SMP ke bawah. Mereka memiliki keterbatasan skill, sehingga akan sulit untuk meningkatkan produktivitas dan bersaing.
UMC di usianya yang ke 22 tahun, berupaya mengarahkan lulusannya kepada working based oriented yang memiliki keunggulan pada bidang ilmu terapan, kompeten dan memiliki keterampilan yang siap kerja.
" Misalnya di FEB, lulusannya mengarah pada praktisi dan professional yang siap menjadi akuntan dan manajer handal. Fikes, siap berkontribusi menjadi perawat professional, ahli gizi dan tenaga medis yang kompeten. FKIP, lulusannya tidak hanya menjadi guru tapi praktisi hingga professional yang multi tasking. Begitupun FH yang juga bakal melahirkan pengacara-pengacara terbaik dan konsultan hukum yang handal," jelasnya
"Lalu ada Fakultas Teknik yang berkomitmen menghasilkan lulusan yang berkompetensi, siap unjuk aksi dan inovasi di berbagai situasi berdasarkan bidang keahliannya, kemudian Fakultas Agama Islam, tidak hanya di dunia pendidikan, juga bisa berkarier di bidang perbankan sebagai pegawai bank syariah, ahli therapist, pengelola pesantren dan bidang entrepreneurship lainnya," tambahnya,
Lebih lanjut, Arif memaparkan bahwa tuntutan akan tenaga kerja terampil dan terdidik sebagai salah satu kunci pasar kerja global akan semakin kompleks, karena kecenderungan multinasionalisasi usaha dan produksi serta aliansi strategis, maka penggunaan tenaga kerja juga semakin terbuka dari berbagai penjuru dunia dalam satu unit usaha. Artinya akan terjadi migrasi tenaga kerja antar negara yang semakin meningkat. Hal itu semakin diperkuat oleh adanya berbagai kesepakatan regional maupun internasional termasuk pemberlakuan integrasi ekonomi dalam Masyarakat Ekonomi Asean yang telah diberlakukan sejak akhir Desember tahun 2015. Dan di tahun 2024, akses pekerja dari lintas negara bisa dilihat saat ini.
Tenaga kerja terampil semakin mudah mengisi pasar kerja di Indonesia, sebaliknya tenaga kerja terampil Indonesia juga relative mendapatkan kemudahan untuk mengisi pasar kerja di negara ASEAN lain.
Bagi Arif, pekerja terampil cenderung memiliki tingkat produktivitas yang lebih tinggi karena mereka memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas dengan efisien.
Pekerja terdidik pun seringkali memiliki kemampuan untuk berpikir kreatif dan menghasilkan solusi inovatif untuk masalah yang kompleks. Mereka mungkin memiliki latar belakang pendidikan yang luas yang memungkinkan mereka untuk berkontribusi pada proses inovasi perusahaan.
Arif optimis jika para pekerja ini cenderung menghasilkan kualitas kerja yang lebih baik karena mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas dengan presisi dan ketelitian.
Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, perusahaan membutuhkan pekerja yang mampu bersaing secara global. Pekerja terampil dan terdidik dapat membantu perusahaan tetap kompetitif dengan membawa nilai tambah dalam hal kualitas, inovasi, dan efisiensi.
Terakhir, Arif meyakini bahwa banyak pekerja terdidik memiliki potensi untuk menjadi pemimpin di masa depan. Mereka sering memiliki keterampilan kepemimpinan, pemecahan masalah, dan komunikasi yang diperlukan untuk memimpin tim dan organisasi ke arah yang sukses.