Bersama UMC, UHAMKA Paparkan Hasil Hibah Penelitian PDUPT Kemenristekdikbud

Bersama UMC, UHAMKA Paparkan Hasil Hibah Penelitian PDUPT Kemenristekdikbud
Ketua Peneliti Dr. Bunyamin,M.Pd (UHAMKA) anggota Pertama Dr.Ir.Sintha Wahjusaputri,M.M (UHAMKA) dan Anggota Kedua Johan M.T (UMC) membahas tentang Pengembangan Model Smart Coffe Monitoring (SCM) Berbasis Internet of Things (IOT) via Program SMK Membangun Desa Provinsi Jawa Barat (dok: istimewa)

UMCPRESS.ID -  Universits Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA (UHAMKA) melakukan kolaborasi penelitian dengan Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC). 

Kedua Perguruan Tinggi  Muhammadiyah terbaik ini berpartisipasi pada Penelitian Dasar Unggulan Perguruan Tinggi (PDUPT) yang didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemenristekdikbud).

Hasil kolaborasi penelitian antar dua PTM ini dipaparkan dalam Focus Group Discussion (FGD) di Kuningan Hotel Grand Cordel, Sabtu (17/9/2022).

FGD itu menghadirkan narasumber Dekan Fakultas Pertanian UMJ, Ir. Sularno, M.Si.

Selain itu, turut hadir Wakasek SMKN 2 Kuningan, Guru TEPA. Kepala Desa Gunungmanik dan Perangkat desa, Petani Kopi. 

Penelitian ini di Ketuai oleh Dr. Bunyamin,M.Pd (UHAMKA) anggota Pertama Dr.Ir.Sintha Wahjusaputri,M.M (UHAMKA) dan Anggota Kedua Johan M.T (UMC) membahas tentang Pengembangan Model Smart Coffe Monitoring (SCM) Berbasis Internet of Things (IOT) via Program SMK Membangun Desa Provinsi Jawa Barat.

Dalam sambutannya, Dr. Bunyamin memberikan apresiasi kepada UMC sebagai partner yang senantiasa memberikan sumbangsih penting dalam mengejawantahkan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

FGD ini, ujar Dr. Bunyamin menjadi ijtihad Kedua PTM untuk memacu semangat melakukan riset. Terlebih indikator Kampus berada di keunggulan riset. 

Dr. Bunyamin selanjutnya mengatakan Smart Coffee Monitoring bertujuan untuk menginisiasi pengukuran dan praktek yang lebih bisa diandalkan dalam proses pascapanen kopi, berupa data-data variabel yang berpengaruh dalam proses tersebut.

Hasilnya, selain mampu meningkatkan kualitas produk kopi, solusi ini juga memberikan manfaat efisiensi karena dalam prakteknya tidak membutuhkan sumber daya tambahan. 

Hal senada juga diungkapkan oleh Dr.Ir.Sintha Wahjusaputri bahwa Smart Coffee Monitoring berfungsi memonitor sejumlah variabel yang berpengaruh terhadap kualitas kopi dari produk akhir, terutama pada proses fermentasi dan proses pengeringan.

Menurut berbagai penelitian, kedua proses tersebut berpengaruh besar terhadap kualitas akhir dari biji kopi yang dihasilkan. Variabel yang dimonitor pada proses fermentasi adalah variabel kualitas air dari gabah kopi basah yang difermentasi.

Pada proses pengeringan, alat ini memonitor variabel kualitas udara di dalam drying house atau tempat pengeringan kopi.

Selain itu, Johan M.T (UMC) mengaku bangga menjadi bagian dari kolaborasi riset ini.

Sesuai amanah Rektor UMC, Arif Nurudin MT dan Wakil Rektor 1, Nana Trisovelna bahwa seluruh elemen di PTM berperan aktif menciptakan inovasi.

Sinergi ini, kata Johan, menjadi kunci mengembangkan dan meluaskan ilmu pengetahuan.

"Saya percaya, pengabdian kepada masyarakat bukan hanya tentang memberi kontribusi, tapi bagaimana memberi arti dan membuat dunia jadi lebih baik lagi," tutur Johan yang dikenal dengan senyuman khasnya.

Johan kembali mengungkapkan bahwa  SCM ini memungkinkan pengguna dapat mengatur batas atas dan batas bawah di setiap variabel lalu memberikan peringatan jika kondisi lingkungan melewati batas tersebut supaya biji kopi tidak over-processed atau under-processed, terlebih jika terdapat perubahan kondisi iklim dan cuaca. 

"Pengguna pun bisa memonitor data-data tersebut kapan saja dan di mana saja melalui perangkat selulernya," pungkas Johan.

Tampak peserta FGD sangat antusias mengikuti kegiatan hingga selesai.