Prodi TP-UMC Gelar Pelatihan Manajemen Stres untuk Santri

Prodi TP-UMC Gelar Pelatihan Manajemen Stres untuk Santri
Dr. Sri Maryati dan Dr. Subhan beserta santri Pondok Pesantren Al-Islah, Bobos, Cirebon. (dok: TP UMC)

UMCPRESS.ID - Problem kejiwaan bisa menimpa siapa saja. Termasuk para santri yang sedang menuntut ilmu di pondok pesantren. Masalah seperti kurang percaya diri, kehilangan motivasi belajar, disorientasi dalam studi,  problem dengan orangtua (keluarga) dan lain-lainnya menjadi lumrah dan seringkali terjadi. Terlebih, para santri umumnya kalangan remaja yang kerap galau dan labil.

Untuk itu, Prodi Tasawuf dan Psikoterapi (Prodi TP) Universitas Muhammadiyah CIrebon (UMC), pada 26 Juli 2023 lalu mengadakan pengabdian masyarakat ke Pondok Pesantren Al-Islah, Bobos, Cirebon.

Bertajuk “Pelatihan Metode Psikoterapi dan Konseling dalam Manajemen Stres Santri di Pondok Pesantren Al- Ishlah”, acara ini dibuka oleh perwakilan pimpinan pesantren sekaligus Kepala Sekolah MA, Ustadz M. Aziz Husnarrijal dan Kaprodi Tasawuf dan Psikoterapi UMC, Dr. Abdul Basit Atamimi.

Hadir dalam agenda ini Dr. Sri Maryati dan Dr. Subhan selaku dosen Prodi TP-UMC. 

Dalam kesempatan ini, keduanya berkesempatan membimbing dan mengarahkan mahasiswa Prodi TP untuk berpraktik melakukan terapi kesehatan mental secara Islami terhadap para santri tingkat Mts (SMP) dan MA (SMU).

“Permasalahan remaja yang sedang puber itu komplek. Banyak sekali. Mulai dari soal kesehatan reproduksi, soal keluarga, soal kepercayaan diri (self-esteem) hingga soal-soal motivasi belajar. Menurut saya pelatihan ini penting sekali untuk kalangan pesantren,” ujar Sri.

Dalam pelatihan ini, imbuh Sri, para mahasiswa yang terlibat dalam pengabdian, juga diarahkan menempuh langkah-langkahnya, mulai dari pengisian formulir assesment hingga penanganan klien dan evaluasinya.

“Karena itulah agenda  ini bukan berlangsung satu hari tapi hingga satu-dua minggu ke depan agar maksimal,” tambah Sri.

Sementara itu, acara yang berlangsung di aula masjid pesantren, hal senada pun disampaikan Dr. Subhan. Ia menyinggung para remaja kadangkala mengalami disorientasi dan demotivasi dalam belajar.

“Di sini, saya sengaja mencontohkan terapi dengan metode NLP dikombinasikan pendekatan tasawuf. Saya fokuskan dalam membangkitkan  mimpi-mimpi dan harapan para santri selama mondok,” tuturnya.

Hal ini, jelas Subhan, penting sekali agar para santri kelak tumbuh menjadi remaja berkpribadian baik sesuai harapan orangtuanya. Dengan penggabungan metode sufistik dan alunan musik, tampak para santri yang ikut acara sejak pagi ini terlihat antusias dan senang. Bahkan, beberapa santri selepas acara mengungkapkan merasa lebih tenang, percaya diri, dan berazam di dalam hati untuk lebih berbakti pada orangtua. (mz dan akim)