Jurus Sakti KKM 31 UMC: Gulma Eceng Gondok Jadi Eco-Briket

Mahasiswa UMC ciptakan solusi inovatif dengan mengolah limbah eceng gondok dan sampah organik menjadi briket energi ramah lingkungan, sekaligus membuka peluang ekonomi masyarakat Indramayu.

Jurus Sakti KKM 31 UMC: Gulma Eceng Gondok Jadi Eco-Briket

UMCPRESS.ID - Limbah eceng gondok dan sampah organik kerap menjadi persoalan serius di banyak wilayah perairan, termasuk Indramayu. Pertumbuhan masif tanaman air ini di sungai, kanal, dan waduk telah merusak ekosistem perairan, menurunkan kualitas air, sekaligus menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Namun, mahasiswa Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) 31 dari Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) hadir dengan solusi inovatif yang tak hanya ramah lingkungan, tetapi juga bernilai ekonomi.

Melalui program unggulan bertajuk Pemanfaatan Limbah Eceng Gondok dan Sampah Organik menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP), para mahasiswa berhasil mengubah masalah lingkungan menjadi sumber energi alternatif. Dengan pendekatan waste management circular economy, limbah biomassa itu diproses melalui pencacahan, pengeringan, dan pemadatan hingga menghasilkan briket padat yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar pengganti kayu maupun energi untuk pembangkit skala kecil.

Koordinator KKM 31 UMC, Agustiar Jody, menyampaikan program ini hadir sebagai jawaban atas tantangan besar yang dihadapi masyarakat Indramayu.

“Tujuan kami adalah mengurangi volume limbah, mengubah beban lingkungan menjadi energi bernilai ekonomi, sekaligus melibatkan masyarakat dalam sistem pengelolaan limbah berkelanjutan,” jelasnya.

Dosen Pendamping Lapangan (DPL) KKM 31 UMC, Dr. Indah Karina Yulina, S.Pd., M.Si., menambahkan bahwa program ini memiliki dampak multidimensi.

“Inovasi ini akan membantu menekan pertumbuhan eceng gondok di sungai, sehingga kualitas ekosistem air membaik. Selain itu, sampah organik rumah tangga dan pasar dapat diolah produktif, mengurangi beban TPA, serta menurunkan emisi CO₂ dan metana dari pembusukan limbah organik,” tuturnya.

Inovasi mahasiswa ini tidak hanya berhenti pada pengolahan limbah menjadi energi, tetapi juga membuka ruang pemberdayaan ekonomi masyarakat. Dengan tersedianya bahan bakar alternatif yang murah dan ramah lingkungan, masyarakat di sekitar Indramayu berpotensi mendapatkan peluang usaha baru sekaligus mengurangi ketergantungan pada energi fosil.

Selain program briket eceng gondok, mahasiswa KKM juga mengembangkan prototipe smart garden rumah tangga berbasis lahan pekarangan di Kelurahan Paoman, Indramayu. Program ini dirancang sebagai sarana edukasi pertanian sederhana sekaligus memperkuat ketahanan pangan lokal.

Lurah Paoman, Taskuri, SE, memberikan apresiasi tinggi atas inisiatif mahasiswa tersebut.

“Kami sangat berterima kasih. Pekarangan kelurahan yang dulu gersang kini berubah menjadi mini garden yang bermanfaat bagi warga. Selain mempercantik lingkungan, juga menjadi contoh nyata penghijauan dan edukasi pertanian skala rumah tangga,” ujarnya.

Upaya nyata mahasiswa UMC ini membuktikan bahwa persoalan lingkungan dapat diatasi dengan kreativitas dan semangat kolaborasi.

Transformasi limbah menjadi energi alternatif tidak hanya menjawab masalah pencemaran, tetapi juga membuka peluang baru bagi masyarakat Indramayu untuk hidup lebih sehat, mandiri energi, dan berdaya secara ekonomi.