Hasilkan Karya Terbaik, Pengrajin Batik Plered Cirebon: Terimakasih UMC

Hasilkan Karya Terbaik, Pengrajin Batik Plered Cirebon: Terimakasih UMC
Ketua Tim Riset Program Kemitraan Masyarakat (PKM), Dr. Sari Laelatul Qodriah, S.E.,M.Si (dok: istimewa)

UMCPRESS.ID - Berbagai tantangan yang dihadapi Pengrajin Batik Tulis Perempuan saat pandemi melanda menjadi catatan pelik, namun tenggelam dalam duka juga bukanlah langkah yang tepat. Begitulah kaum hawa, mereka percaya bahwa setiap tantangan pasti ada kesempatan. 

Hal ini pun terjadi kepada Pengrajin Batik Desa Watogali Kabupaten Cirebon, diantaranya:Markomah, nuraela, miwa, rumini sairah, sari dan marsiyah. Para Srikandi asal Plered ini senantiasa optimis melewati masa-masa paceklik. Tak kenal lelah, mereka tampil memainkan multi peran, sebagai ibu rumah tangga, istri juga pencari nafkah, membantu suami guna memastikan roda ekonomi rumah tangga berjalan dengan baik.

Pengrajin batik ini memandang bahwa batik merupakan salah satu warisan yang harus dijaga. 

Salah satu pengrajin batik, Markomah mengaku badai pandemi sangat memukul denyut nadi perekonomian.

Tantangan silih berganti namun semua itu bisa terjawab dengan kehadiran Tim Riset Program Kemitraan Masyarakat (PKM), Dr. Sari Laelatul Qodriah, S.E.,M.Si, Ir. Nuri Kartini MT dan Desy Lusiyana M.Pd yang tak kenal waktu memberikan sumbangsih terbaik agar batik ini tak lekang oleh waktu.

" Terimakasih UMC, sudah mau mendampingi kami," ucap Markomah kepada umcpress.id, rabu (12/10/2022). 

Ketua Tim Riset Program Kemitraan Masyarakat (PKM), Dr. Sari Laelatul Qodriah, S.E.,M.Si mengungkapkan bahwa, Cirebon merupakan salah satu daerah yang terkenal dengan batiknya, baik itu batik cap maupun tulis. Di tengah menggeliatnya industri batik, ternyata kepunahan kini mngintai, khususnya di era digital ini. 

Menurut Sari, ketatnya persaingan usaha kerajinan batik mendorong pelaku usaha untuk lebih mengintensifkan aktivitas pemasarannya. Aktivitas pemasaran perlu disesuaikan dengan perkembangan lingkungan bisnis, seperti: kondisi persaingan, perkembangan teknologi dan permintaan konsumen. 

Metode CRM dan E-Commerce?

Guna menghadapi situasi bisnis yang berkembang saat ini, maka tim PKM UMC melakukan pendampingan kepada Pengrajin Batik Umah Cerdas dengan metode CRM (Customer Relationship Management) dan E-Commerce. 

Mengapa CRM Penting?

Sari menjelaskan bahwa bagi pebisnis yang ingin mengembangkan usahanya, CRM menjadi hal yang sangat penting. Hal tersebut dikarenakan implementasi CRM dapat memudahkan pelaku usaha untuk mendapatkan pelanggan baru dan juga mempertahankan loyalitas pelanggan yang sudah ada sebelumnya.

Walaupun kemungkinan bertambah dan bertahannya pelanggan tidak bisa terjamin 100%, tetapi paling tidak pelaku usaha bisa melakukan analisis keinginan dan kebutuhan pelanggan. Pastikan juga soal penawaran yang dapat menarik perhatian calon pelanggan dan pelanggan yang sudah ada. 
 
Sistem CRM ini sangat bermanfaat untuk membantu mempertahankan pelanggan yang sudah ada, menarik prospek penjualan, menarik pelanggan, dan tentunya meningkatkan loyalitas pelanggan. Strategi ini mengumpulkan semua data pelanggan, lalu melakukan perekaman aktivitas tenaga penjual dalam berhubungan dengan pelanggan.

Mengapa E-Commerce penting?

Lebih lanjut, Sari  menjelaskan bahwa  dengan adanya pemanfaatan teknologi informasi ini, perusahaan mikro, kecil maupun menengah dapat memasuki pasar yang lebih luas baik untuk pengadaan maupun penjualan barang Pemanfaatan teknologi informasi dalam menjalankan suatu bisnis atau dikenal dengan sebutan e-commerce dapat dimanfaatkan untuk perusahaan kecil sehingga
dapat memberikan fleksibilitas dalam produksi, memungkinkan pengiriman ke pelanggan secara lebih cepat.

" Awalnya produk produk batik hanya tersedia melalui gerai dan mitra secara konvensional dan bergantung pada pembeli di gerai serta reseller yang berkunjung ke toko. Dengan adanya, e-commerce, pelaku usaha bisa memasarkan melalui platform eCommerce. Tentu banyak sekali bisa pilih saja. E-Commerce itu menjadi rumah bagi pengrajin batik," ucapnya. 

Dalam amatan peniti lainnya, Nuri yang menyoroti kendala yang dihadapi oleh pelaku usaha dalam mengadopsi e-commerce adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan media pemasaran on-line.

 "Melalui pendampingan ini, peserta dibimbing untuk menguasai teknik pengoperasian pemasaran on-line dari tahap awal sampai dengan akhir,” Ungkap Nuri. 

Senada dengan Nuri, Desy Lusiyana  menambahkan bahwa batik adalah produk kesenian Indonesia yang banyak disukai oleh banyak negara. 

Melalaui pendampingan seperti ini, Ia bersama Peneliti lainnya mengaku optimis bahwa upaya ini bakal terbukti, akan banyak sekali turis mancanegara yang membawa cendramata berupa Batik apabila mereka datang berkunjung ke negara Indonesia, khususnya Cirebon. 

Bicara soal potensi batik di Jawa Barat, Desy mengatakan Jawa Barat dari sisi kapasitas produksi dan ceruk pasar batik memang masih kalah dibanding Jawa Tengah atau Jawa Timur.

Kendati demikian, Desy mengajak pengrajin batik binaan PKM UMC agar terus melakukan inovasi dan mesti adaptif dengan teknologi, salah satunya e-commerce. 

"Insha Allah, UMKM Batik Cirebon bisa naik kelas dan melejit. Tidak ada yang tidak mungkin. Jawa Barat, khususnya batik Cirebon bisa berada di atas Jateng dan Jatim. Bahkan go global ," tutup Desy