Gelar Semnas, FT UMC Bahas Peran dan Tantangan SCM di Era Disrupsi
UMCPRESS.ID- Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain Management – SCM) dewasa ini menjadi bidang yang sangat penting dalam dunia bisnis karena fungsi supply chain ini terkait langsung dengan daya saing perusahaan. Dalam dua dekade terakhir kesadaran akan pentingnya SCM di berbagai perusahaan semakin terlihat.
Untuk itu, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Cirebon menggelar "Seminar Nasional Supply Chain Management: Peran dan Tantangan di Era disrupsi" di Aula Masjid Raya UMC, Kampus 2 Watubelah, Sabtu (26/8/2023).
Kegiatan ini menghadirkan Arif Nurudin., MT (Rektor UMC), Dr. Badawi (Warek II UMC) dan Dr. Wiwi Hartati, S.Kom,. M.Si (Warek III UMC ), Prof. Ir. Togar M Simatupang M. Tech., P.hD.,IPU (Pakar SCM dari ITB) Dr. Diar Fahmi Rachmat MT., CISCP, (Praktisi logistik Senior Manager PT Logistics Indonesia dan Dosen Universitas logistik Bisnis Internasional) Ning Wahyu Astutik.,S.Pd.,MM, (Ketua APINDO Jabar/CEO and Owner Daya Group Company) Ir. Khalid Ali Balf.,ST.,IPU (Ketum Ikatan Sarjana Teknik Industri dan Manajemen Industri Indonesia).
Kegiatan ini di moderatori oleh Budi Santoso M.Sc (Kaprodi Teknik Industri UMC).
Seminar Nasional ini juga dirangkai dengan penandatanganan kerjasama UMC serta FT UMC dengan mitra yang bersinggungan dengan Supply Chain Management.
Dalam sambutannya, Dekan FT UMC, Ir. Nuri Kartini MT mengapresiasi seluruh narasumber dan tamu undangan yang sudah berpartisipasi meramaikan Seminar Nasional tentang SCM.
Tak lupa, Nuri juga memberikan apresiasi Himpunan Mahasiswa Teknik Industri UMC yang sudah menyokong Seminar Nasional ini.
Nuri mengawali pandangannya dengan menyoroti bahwa Supply chain saat ini menjadi elemen kunci untuk meningkatkan bisnis di masa depan.
"Supply chain management sering disebut dengan SCM menjadi bidang yang sangat penting dalam dunia bisnis karena terhubung langsung dengan daya saing perusahaan. SCM sendiri merupakan pengelolaan dan juga pengawasan rantai siklus mulai dari bahan material atau barang mentah, pembayaran, informasi dari pemasok ke produsen, pedagang grosir pengecek sampai dengan konsumen.," ujar Nuri.
Kendati demikian, Nuri tak memungkiri bahwa berbagai aktivitas dalam lingkup manajemen rantai pasokan, sejumlah tantangan yang dihadapi diantaranya: Kualitas Customer Service, Biaya, Manajemen Risiko, Hubungan dengan Pemasok, Staf yang berkualitas, keterlambatan yang tidak terduga, Pasar yang berubah cepat. Kemajuan teknologi turut mengubah pasar dan cukup sulit untuk terus beradaptasi, sehingga perusahaan harus lebih fleksibel untuk mengikutinya.
Terkait itu, Rektor UMC, Arif Nurudin ikut menanggapi ucapan Dekan FT UMC bahwa ini semuanya menjadi catatan bersama bahwasanya perlu mengidentifikasi masalah dalam SCM.
Dapat dikatakan bahwa rantai pasokan (supply chain) adalah salah satu faktor yang paling memengaruhi kesuksesan dari berbagai macam perusahaan, khususnya yang berada pada bidang manufaktur, grosir, dan ritel. Oleh karena itu, kegiatan yang masuk dalam supply chain harus dikelola secara baik.
Dengan adanya SCM, rantai pasokan dirancang dengan sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan dengan cara yang paling efektif dan efisien.
Arif juga menitikberatkan pada Inovasi bisnis yang wajib dilakukan. Teknologi dan ide-ide baru terus muncul untuk meningkatkan efisiensi, keandalan, dan keberlanjutan rantai pasok. Berikut adalah solusi menjawab tantangan SCM:
1. Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning (ML)
AI dan ML telah membawa perubahan besar dalam pengelolaan rantai pasok. Dengan kemampuan mereka untuk menganalisis data besar dan memprediksi pola-pola, AI dan ML dapat membantu mengoptimalkan perencanaan persediaan, memprediksi permintaan, mengoptimalkan rute pengiriman, dan meningkatkan efisiensi operasional secara keseluruhan.
2. Internet of Things (IoT)
IoT telah membuka pintu untuk konektivitas yang lebih luas di seluruh rantai pasok. Sensor dan perangkat yang terhubung memungkinkan pemantauan real-time, pelacakan persediaan, pemeliharaan prediktif, dan pemantauan suhu atau kelembaban yang presisi. Dengan IoT, dapat memiliki visibilitas yang lebih baik dan mengambil tindakan proaktif untuk mengatasi masalah sebelum mereka menjadi serius.
3. Blockchain
Blockchain menawarkan keamanan, transparansi, dan keandalan yang tinggi dalam rantai pasok. Dengan teknologi ini, dapat melakukan pelacakan persediaan secara akurat, mengaudit asal-usul produk, dan membangun hubungan bisnis yang lebih aman dengan pemasok dan mitra. Blockchain juga membantu mencegah pemalsuan dan mempromosikan keberlanjutan dalam rantai pasok.
4. Analitik Lanjutan dan Big Data
Penggunaan analitik lanjutan dan big data semakin penting dalam pengelolaan rantai pasok. Dengan menggali wawasan dari data yang besar dan kompleks, bisa juga mengidentifikasi tren, memperbaiki kelemahan, dan mengoptimalkan keputusan operasional. Analitik dan big data memungkinkan untuk mengambil tindakan yang didasarkan pada pemahaman yang mendalam tentang rantai pasok.
5. Keberlanjutan dan Green Supply Chain
Keberlanjutan telah menjadi fokus utama dalam pengelolaan rantai pasok. Inovasi dalam pengurangan emisi karbon, penggunaan energi terbarukan, daur ulang, dan desain produk yang ramah lingkungan menjadi langkah-langkah penting dalam menciptakan rantai pasok yang lebih hijau. Dengan menerapkan praktik rantai pasok yang berkelanjutan, Anda dapat memenuhi tuntutan konsumen dan mendukung lingkungan.
Selain itu, diperlukan pembagian informasi (information sharing) yang jelas dan infrastruktur IT yang sangat memadai. Hal ini dibutuhkan agar proses integrasi dan koordinasi mulai dari berbagai supplier termasuk seluruh partner bisnis sampai dengan end customer dapat berjalan dengan sangat baik.
Dengan Semakin singkatnya siklus bisnis, bagi perusahaan yang menangani produk-produk inovatif, kecepatan meluncurkan rancangan-rancangan yang baru sangatlah penting.
Terakhir, Arif berharap kegiatan yang baik ini perlu digiatkan karena menjadi concern utama menghadapi dinamika global yang serba tidak pasti.