Yudisium FKIP UMC, Luluskan 257 Mahasiswa Tahun Akademik 2023/2024

Yudisium FKIP UMC, Luluskan 257 Mahasiswa Tahun Akademik 2023/2024

UMCPRESS.ID - Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) menggelar Yudisium ke 32 di Convention Hall UMC, Sabtu (21/9/2024).

Sebanyak 257 Mahasiswa resmi dinyatakan lulus dalam agenda yudisium FKIP periode semester  genap tahun akademik 2023/2024.

Agenda tersebut dihadiri Rektor UMC, Arif Nurudin yang dalam hal ini diwakili oleh Wakil Rektor II, Dr. Badawi. Selain itu tampak hadir Wakil Dekan FKIP, seluruh Kaprodi FKIP serta Dosen. 

Dr. Badawi dalam sambutannya menekankan bahwa yudisium hari ini adalah momen puncak dari perjalanan panjang di jenjang S1. Ini bukan sekadar akhir dari studi, melainkan awal dari tantangan baru yang menanti di dunia nyata.

"Para sarjana harus menyadari bahwa saat ini, anda tidak hanya membawa gelar, tetapi juga tanggung jawab untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari," ujar Dr. Badawi.

Selain itu, Dr. Badawi berpesan agar gunakan soft skill dan hard skill  yang merupakan dua aspek yang saling melengkapi. Hard skill, seperti pengetahuan teknis dan kemampuan analitis, tentu sangat penting. Namun, tidak kalah pentingnya adalah soft skill, seperti komunikasi, kerja sama tim, dan kepemimpinan.

Keduanya harus diasah dan diperjuangkan agar dapat beradaptasi dengan baik di lingkungan yang dinamis dan kompetitif. Sarjana harus siap untuk menghadapi tantangan yang akan menguji keduanya.

Lebih dari itu, Dr. Badawi juga menekankan bahwa hidup sejatinya adalah perjuangan. Dalam menghadapi berbagai rintangan, sikap pantang menyerah dan semangat untuk terus belajar menjadi kunci sukses. Dunia kerja sering kali tidak sejalan dengan apa yang diajarkan di bangku kuliah, dan kemampuan untuk beradaptasi serta mencari solusi kreatif akan sangat menentukan keberhasilan.

Namun, kata Dr. Badawi, jika sarjana UMC, khususnya FKIP sudah mendapatkan pekerjaan yang layak  atau membangun bisnis sesuai passion, maka jangan pernah melupakan almamater. 

Sarjana yang baik, maka dia selalu mengenang kampus sebagai tempat ia dibentuk dan dipersiapkan untuk menghadapi dunia, karena kuliah bukan hanya tentang meraih gelar, tetapi juga tentang menghargai nilai-nilai dan pelajaran yang telah ditanamkan oleh dosen dan lingkungan kampus. Maka dari itu, seorang sarjana bakal dapat tetap rendah hati meskipun telah mencapai berbagai pencapaian dalam karier.

"Rendah hati adalah sikap yang harus dijaga oleh setiap sarjana, terlepas dari profesi yang mereka pilih. Kesuksesan tidak seharusnya membuat seseorang merasa lebih tinggi dari orang lain; sebaliknya, itu harus menjadi motivasi untuk memberikan inspirasi dan dukungan kepada orang-orang di sekitar," ungkapnya.

Lebih jauh lagi, Dr. Badawi berpadandangan, seorang sarjana yang baik memiliki tanggung jawab untuk mengajak generasi berikutnya untuk melanjutkan pendidikan, khususnya di kampus yang telah membentuknya, seperti UMC.

Dekan FKIP UMC, Dr. Dewi Nurdiyanti, M.Pd dalam sambutannya mengatakan FKIP  meluluskan mahasiswa dari program Studi S1 PG-PAUD sebanyak 60 mahasiswa, program Studi S1 PGSD 113mahasiswa, program Studi S1 Kimia 16 mahasiswa, Program Studi S1 IPA 20 mahasiswa, dan program Studi S1 PBI 24 Program Studi S1 Matematika 24

Dr. Dewi mengungkapkan rasa bahagianya atas pencapaian yang diraih oleh mahasiswa dan stakeholder lainnya. 

“Terima kasih kepada segenap dosen yang telah menjalankan perannya sehingga kita sekarang melihat bahwa FKIP UMC menghasilkan lulusan sebanyak 257,” tutur Dr. Dewi.

Adapun Lulusan terbaik FKIP UMC periode 2023/2024 yakni Shefira Mahardika Nursahid  IPK 3,96 predikat pujian

Dr. Dewi pun mengajak para peserta yudisium agar mengajak siapapun, khususnya peserta dididk di SMA/SMK/MAN dan Sederajat agar melanjutkan studi di FKIP UMC. 

Dengan pengalaman dan fasilitas yang memadai, FKIP UMC siap membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan di dunia pendidikan.

Salah satu manfaat utama melanjutkan studi di FKIP UMC adalah kurikulum yang relevan dan up-to-date. Program studi yang ditawarkan dirancang untuk memenuhi kebutuhan pendidikan di era modern, dengan fokus pada pengembangan kompetensi pengajaran yang inovatif dan kreatif.

Mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga mendapatkan pengalaman praktik yang langsung, sehingga siap menghadapi tantangan di lapangan. Ini merupakan investasi penting bagi masa depan mereka sebagai pendidik.

Selain itu, FKIP UMC memiliki berbagai program pengembangan diri dan kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung keterampilan sosial dan kepemimpinan. Mahasiswa akan memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam organisasi, seminar, dan workshop yang memperluas wawasan dan jaringan mereka.

Dengan demikian, mereka tidak hanya akan menjadi pendidik yang kompeten, tetapi juga individu yang siap bersaing di dunia kerja yang semakin kompetitif.

Wakil Dekan FKIP, Norma Bastian pun mengingatkan kepada para peserta yudisium bahwa Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang tinggi bukanlah satu-satunya ukuran kesuksesan. 

Meskipun IPK dapat menjadi indikator kemampuan akademis, ia mengajak mahasiswa untuk melihat lebih jauh lagi. Banyak faktor lain yang berkontribusi pada keberhasilan di dunia profesional, seperti keterampilan interpersonal, pengalaman praktis, dan kemampuan beradaptasi dalam berbagai situasi.

Lebih lanjut, Norma Bastian menekankan pentingnya pengembangan diri di luar ruang kelas. Kegiatan ekstrakurikuler, magang, dan proyek sosial merupakan cara yang efektif untuk memperluas wawasan dan meningkatkan soft skills. 

Melalui pengalaman ini, mahasiswa dapat belajar bekerja dalam tim, memecahkan masalah, dan berkomunikasi dengan efektif, yang semuanya sangat dihargai di dunia kerja.

Akhirnya, Norma Bastian mengajak peserta untuk tetap memiliki rasa ingin tahu dan semangat belajar yang tinggi, terlepas dari angka IPK mereka. 

"Kesuksesan sejati adalah tentang bagaimana kita terus berusaha untuk berkembang dan memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar. Dengan mindset yang tepat, mahasiswa dapat mengubah tantangan menjadi peluang dan menciptakan perjalanan karier yang memuaskan," pungkas Normas Bastian.