Peringati Dies Natalis ke-3, Himasika UMC Gelar HERA untuk Desa Binaan
UMCPRESS.ID - Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Cirebon dikenal dengan karya dan inovasinya dalam menghasilkan ragam kegiatan pengabdian masyarakat. Bagi mahasiswa Fikes UMC, Pengabdian masyarakat mengeksplorasi minat akademis mereka melalui lensa dunia nyata.
Atmosfir kreatifitas mahasiswa Fikes UMC pun terasa di acara Himasika Elegant Rangkai Aksi (HERA) yang diprakarsai oleh Himpunan Mahasiswa Keperawatan (Himasika) UMC di Desa Kalitengah, Kabupaten Cirebon yang merupakan desa binaan UMC pada Ahad (5/11/2023).
Kegiatan ini juga bagian dari peringatan Dies Natalis Ke-3 yang memiliki makna filosofis yang tinggi.
Kaprodi S1 Ilmu Keperawatan UMC, Asep Novi Taufiq Firdaus, M.Kep., Ners mengatakan pengabdian masyarakat akan lebih menambah pengalaman dan meningkatkan kepedulian mahasiswa terhadap lingkungan sosialnya. Mahasiswa dapat terlibat langsung dengan masyarakat sehingga diharapkan akan memperoleh pengalaman berharga yang tidak akan didapatkan di dunia kampus.
Pengabdian masyarakat, ucap Asep, adalah wujud nyata dari esensi dakwah Muhammadiyah yang mengajak masyarakat untuk hidup berdasarkan Tauhid, bersosial, berorganisasi, beramar ma'ruf nahi munkar, berjuang menegakan dan menjunjung tinggi ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
"Ketika mahasiswa terlibat dalam pengabdian masyarakat, mereka tidak hanya membantu orang lain – mereka memperluas pandangan dunia mereka, mengembangkan empati dan keterampilan kepemimpinan, dan menyadari bagaimana tindakan mereka dapat berdampak positif. Mereka juga kembali ke kelas untuk menyadari bagaimana apa yang mereka pelajari berlaku untuk dunia nyata, yang membangkitkan kembali semangat mereka untuk belajar. Itulah mengapa kami percaya pengabdian masyarakat penting bagi mahasiswa," ucap Asep.
Pada kesempatan yang sama, Apt.Fitri Alfiani,S.Farm., M.KM, dosen Ilmu Keperawatan UMC ikut memberikan materi tentang pembuangan sampah sisa obat yang baik dan benar di acara tersebut.
Fitri mengaku miris melihat masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui cara yang benar untuk membuang obat-obatan. Pembuangan resep yang tidak tepat dapat menyebabkan obat larut ke dalam sistem air. Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah bahan kimia yang berhubungan dengan farmasi telah ditemukan di perairan di seluruh negeri dan bahkan di air minum.
Menurut University of Illinois, bahan kimia ini dapat ditelusuri kembali ke obat-obatan seperti antibiotik, antidepresan, steroid, obat kejang, obat penghilang rasa sakit dan banyak lagi. Bahan kimia tersebut tidak hanya berpotensi membahayakan manusia, tetapi juga mengancam ekosistem laut. Penelitian telah menunjukkan bahwa produk sampingan kimia yang diresepkan ini menyebabkan perubahan perilaku, reproduksi, dan pertumbuhan banyak spesies, khususnya katak dan ikan.
Lantas apa solusinya, Fitri pun membeberkan solusi dari BPOM perihal pembuangan sampah, diantaranya sebagai berikut:
- Keluarkan obat dari bungkusnya
- Hancurkan obat agar bentuknya tidak utuh
- Campurkan obat dengan ampas kopi, tanah, atau bahan lainnya. Tujuannya, agar tidak dikonsumsi anak-anak, hewan peliharaan, atau dipungut pemulung.
- Simpan obat yang sudah dicampur dengan bahan lain ke dalam wadah yang bisa ditutup dan tidak tumpah. Misalkan botol plastik bekas, kaleng, atau wadah lainnya.
- Buang wadah berisi campuran obat dan sudah tertutup rapat ke tempat sampah di rumah.
Sementara itu, Dinarlianti Sastrawijaya, S.T., M.Si(han) dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Cirebon membahas pengolahan air limbah agar tidak berbahaya.
Di beberapa daerah pedesaan di Indonesia, masih banyak dijumpai masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan dengan sanitasi yang sangat minim. Masih sering dijumpai sebagian masyarakat yang membuang hajatnya di sungai karena tidak mempunyai saluran pembuangan khusus untuk pembuangan air limbah rumah tangga maupun air buangan dari kamar mandi.
Bahkan terkadang masih dijumpai masyarakat yang membuang hajatnya di pekarangan rumahnya masing-masing.
Hal ini terjadi selain disebabkan karena faktor ekonomi, faktor kebiasaan yang sulit dirubah dan kualitas pendidikan yang relative rendah dari masyarakat pun memang sangat berpengaruh besar terhadap pola hidup masyarakat.
Berdasarkan perkiraan WHO/ UNICEF, sekitar 60 persen penduduk di kawasan pedesaan di Indonesia kekurangan akses terhadap sarana sanitasi yang pantas. Kegiatan mandi dan mencuci pakaian di sungai serta buang air besar di tempat terbuka membuat orang mudah terpapar penyakit, mengontaminasi air tanah dan permukaan, dan menurunkan kualitas tanah dan tempat tinggal. Perempuan dan anak-anak berada dalam risiko.
Apalagi masyakat Desa Kalitengah yang hidup berdampingan dengan industri batik, perlu memahami dengan baik pengolahan limbah air agar tidak berdampak pada kesehatan masyarakat sekitar.
Untuk itu, sejumlah langkah strategis perlu diambil seperti melalui peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan pengelolaan air limbah, mencegah dan menanggulangi pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup, memberdayakan masyarakat dan dunia usaha agar lebih berperan aktif, mningkatkan kemampuan manajemen dan kelembagaan pengelolaan air limbah pemukiman.
Ketua Himpunan Mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan UMC, M.Fikrul Labibi juga ikut memberikan apresiasi kepada Kepala Desa Kalitengah, Kabupaten Cirebon.
Adapun sejumlah kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:
- Sadina ngajar
- Bazar Amal
- Clean up, sampah bareng warga
- Periksa Kesehatan
- Workshop kesehatan lingkungan sebagai bentuk edukasi untuk warga desa Kalitengah, bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Cirebon.
Kegiatan ini juga cukup memantik antusiasme mahasiswa dan warga desa yang ikut mendukung jalannya kegiatan.