Rektor UMC Ungkap Hikmah 17 Ramadhan 1443 H

Rektor UMC Ungkap Hikmah 17 Ramadhan 1443 H
Rektor UMC, Arif Nurudin M.T di tumpengan Nuzulul Quran 17 Ramadhan 1443 H(Dok: Istimewa)

UMCPRESS.ID - Rektor Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) Arif Nurudin M.T mengatakan kehadiran Nuzulul Quran menjadi momen spesial juga pengingat akan nilai-nilai qur'an.

Jika ditelisik, sifat Nabi Muhammad SAW yang disetiap hadirnya selalu menjadi pemecah masalah atau solutif. Begitupun dengan kehadiran UMC di bumi wali Cirebon yang senantiasa menjaga dasar nilai-nilai Al-Qur'an, menjadi inspirasi bagi siapapun.

Menurut Arif, potret umat ditengah dinamika baik nasional dan dunia memang tidaklah mudah. Dengan menjadikan  Al-quran sebagai sumber  inspirasi tentang kehidupan, maka berbagai problematika bisa teratasi karena itulah Al-quran diturunkan.

"Kitab suci paling istimewa sebagai mukjizat paling mulia yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW untuk umat muslim dan semesta alam. Terlebih di tanah wali ini, menjaga Al-Qur'am menjadi hal yang mutlak," ucap Arif saat memberikan hikmah 17 Ramadan 1443 H di Aula Conventiona Hall UMC, Selasa (19/4/2022), yang menjadi rangkaian Hari Jadi Kabupaten Cirebon ke-540.

Kegiatan dengan sejumlah lomba dan kegiatan seni budaya dimulai dari 8 - 27 April 2022 dengan mengusung tema "Ngatoni Ramadhan" menambah kesyahduan yang mendalam pada malam Nuzulul Quran 17 Ramadhan 1443 H.  

Arif pun menjelaskan pada surat al-Baqarah ayat 185 diterangkan bahwa Alquran diturunkan pada bulan Ramadhan hingga mendapat sebutan Syahrul Qur’an.  

Pendapat yang masyhur adalah 5 ayat Surat Al Alaq, turun pertama kali di gua Hira’ melalui malaikat Jibril pada 17 Ramadhan. Turunnya ayat pertama kali kepada Rasulullah SAW ini sekaligus sebagai pengangkatan Nabi Muhammad SAW menjadi utusan Allah. 

Malam Nuzulul Quran merupakan peristiwa agung di mana Nabi Muhammad menerima wahyu pertama dari Malaikat Jibril.

Dalam khazanah Islam, Nuzul Quran yang jatuh setiap tanggal 17 Ramadan diperingati dengan tadarus dan pengajian. 

Peringatan Nuzulul Quran, ujar Arif, seyogyanya sebagai momentum tepat bagi umat Islam membangun spirit yang kuat untuk bersama-sama elemen masyarakat lainnya membebaskan bangsa dari keterpurukan. 

Arif mengaku bangga dengan tradisi baik yang sudah terpatri, baik di Dosen dan Tendik UMC, yakni berlomba-lomba membaca, menghatamkan sekaligus mengkaji Al-Qur'an beserta maknanya.

Ia mengimbau agar civitas akademika UMC melakukan evaluasi dan introspeksi dalam proses menuju kehidupan yang lebih baik di berbagai bidang. 

Ketika setiap manusia membangun niat kuat untuk membebaskan diri dari keterpurukan, katanya, keterpurukan yang melanda bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia, akan bisa diatasi.

Ia mengelaborasi beberapa pesan dalam Alquran, seperti perintah untuk membaca tidak hanya bermakna individual, akan tetapi juga kolektif, dalam hal upaya memperoleh akses pendidikan. 

"Yang secara kolektif, negara ini melalui para pengambil kebijakan memiliki kewajiban untuk menyediakan akses pendidikan yang layak, adil, dan merata bagi setiap warganya agar terhindar dari kebodohan dan keterbelakangan," ujarnya.

Begitu pula, katanya, terkait dengan kepedulian terhadap kaum fakir miskin perlu dimaknai bahwa negara memiliki kewajiban mengatasi keterpurukan dalam hal kemiskinan. 

Ia mengemukakan penyebab kemiskinan seperti ketidakadilan, terkait dengan pendapatan dan  kepemilikan kekayaan, sedangkan praktik korupsi juga mengakibatkan berkurang dan hilangnya anggaran untuk kepentingan publik.

Selain itu, katanya, kerusakan lingkungan mengakibatkan hilangnya ruang publik, khususnya bagi kelompok petani, dalam memanfaatkan sumber daya alam untuk kesejahteraannya.

Diakhir pesannya, Arif mengingatkan bahwa kampus ini bakal berusia 22 tahun. Sebuah peralihan menuju usia pendewasaaan bukan hal yang mudah.

Pertambahan usia membuat tantangan, beban, sekaligus tanggung jawab Institusi semakin besar.

Di usia ini, semua pilihan untuk masa depan ada di genggaman setiap elemen yang ada di UMC. Bahkan, ada sejuta 'keharusan' yang mesti diwujudkan. 

Kegiatan ditutup dengan tumpengan Nuzulul Quran.