Rektor UMC Apresiasi Pentas Seni Budaya Teater Rompoet UMC dalam Mensyiarkan Ramadhan 1445 H
UMCPRESS.ID - Rektor Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) mengapresiasi gelaran pentas seni (pensi) Ngabuburit Pas di Bulan Puasa yang diprakarsai oleh UKM Teater Rompoet UMC bertajuk "Menyelam dalam Keheningan Ramadhan" di Convention Hall UMC, Ahad (31/3/2024).
"Saya senang sekali bisa hadir di acara ini, kegiatan seni berisikan pembacaan puisi-puisi Islami, pertunjukan musikalisasi puisi, diskusi budaya sekaligus buka puasa bersama," ujar Arif saat pembukaan acara tersebut.
Menurut Arif, menyelam dalam keheningan Ramadhan memiliki makna yang dalam dalam konteks praktik keagamaan Islam. Salah satu aspek penting dari Ramadhan adalah meningkatkan kesadaran spiritual dan mendekatkan diri kepada Allah.
Dalam konteks "menyelam dalam keheningan Ramadan," ini bisa diartikan sebagai kesempatan untuk merenung, memikirkan, dan mendalami makna serta tujuan dari ibadah puasa Ramadhan dengan suasana yang hening dan tenang.
Di antara keramaian kehidupan sehari-hari, seringkali sulit untuk menemukan waktu dan kesempatan untuk merenung secara mendalam tentang spiritualitas dan hubungan dengan Tuhan.
Dengan menjaga keheningan dan menyelam dalam introspeksi selama Ramadhan, seseorang dapat lebih fokus dan menghargai nilai-nilai spiritual, kebaikan, kesabaran, dan pengendalian diri yang ingin dicapai dalam ibadah puasa.
Jadi, menyelam dalam keheningan Ramadhan bukan hanya tentang menjaga keheningan fisik, tetapi juga menciptakan keheningan dalam pikiran dan hati, memungkinkan seseorang untuk lebih mendalam dalam ibadah dan merasakan keberkahan dari bulan suci ini.
Selain itu, Arif juga menyampaikan bahwa Kiai Dahlan, pendiri Muhammadiyah merupakan seniman, bahkan dikenal sebagai seorang yang mahir memainkan biola.
Tentunya, Muhammadiyah pun tidak bisa dilepaskan dari jiwa seni dan kreatifitas Kiai Dahlan. Setelah pengembaraannya, Kiai Dahlan berhasil meramu dan mencetuskan berdirinya gerakan yang diberi nama Muhammadiyah.
"Muhammadiyah lahir tidak bisa dilepaskan dari pengaruh jiwa seni dan kreatif yang dimiliki oleh KH. Ahmad Dahlan, beliau mampu meramu apa yang didapatnya menjadi sebuah gerakan," pungkas Arif.
Oleh karena itu, Arif memandang pementasan seni seperti ini sudah on the track dengan jiwa Muhammadiyah.