Sukseskan Kampus Merdeka, BPPPPD Kota Cirebon dan PBI FKIP-UMC Gelar INTELEX

Sukseskan Kampus Merdeka, BPPPPD Kota Cirebon dan PBI FKIP-UMC Gelar INTELEX
Kaban PPPPD Kota Cirebon Iing Daiman saat membuka program INTELEX bersama PBI FKIP UMC (Foto: UMCPRESS.ID)

UMCPRESS.ID - Kepala Badan (Kaban) Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BPPPPD) Kota Cirebon, Iing Daiman mengatakan dari sekian banyak Perguruan Tinggi,  Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) lah yang lebih Implementatif dalam mewujudkan Program Kampus Merdeka.

Untuk itu, pihaknya menyambut baik inisiasi Program Studi Bahasa Inggris Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (PBI-FKIP UMC) yang memberikan pembelajaran bahasa inggris kepada pegawai di BPPPPD Kota Cirebon.

Program sinergi ini diberikan nama INTELEX (International Learning Experience), dimana pegawai BPPPD Kota Cirebon mendapatkan pengalaman penting mempelajari bahasa internasional, khususnya bahasa Inggris.

Hal ini disampaikan oleh Kaban PPPPD Kota Cirebon yang akrab disapa Iing di meeting room BPPPPD Kota Cirebon, Rabu (23/6/2021).

"Saya kasih nama INTELEX untuk program ini. Tentunya, Saya ucapkan terimakasih kepada Dekan FKIP dan Kaprodi PBI UMC atas inisiasi kegiatan yang excellent ini," ujar Iing.

Bagi Iing, kemampuan berbicara bahasa inggris merupakan persyaratan vital untuk mendukung karier, bisnis, dan pendidikan.

Sementara itu, Sekretaris BPPPPD Kota Cirebon, Yayat Sudaryat menilai Program INTELEX ini sangat bermanfaat bagi pegawai di lingkungan BPPPPD Kota Cirebon. 

Dengan menguasai bahasa Inggris, kualitas dan kapasitas mereka meningkat. Meningkatnya sumber daya manusia (SDM) ini menjadi hal yang tidak bisa ditawar dalam menghadapi era disrupsi  dan globalisasi.

Yayat mengacu ke hasil sebuah penelitian di Asia tentang kecakapan bahasa Inggris, Indonesia tertinggal jauh dari Singapura, bahkan masih kalah dari Malaysia dan Filipina.

Berdasarkan data dari riset tersebut ditemukan bahwa indeks kecapakan bahasa Inggris, posisi Indonesia tahun 2017 turun dari tahun sebelumnya yakni dari peringkat 32 turun ke peringkat 39. Artinya dari level kemahiran menengah ke tingkat kemahiran rendah.

Kemampuan penguasaan (kecapakapan) bahasa Inggris orang Indonesia tergolong paling rendah secara rata-rata di Asia, dibandingkan dengan Singapura dengan nilai indeks 66,03, lalu Malaysia 61,07 serta Filipina 60,59 dan Indonesia hanya 52,12.

Fakta ini, lanjut Yayat, membuktikan bahwa pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh stakeholder masih banyak. Kecakapan bahasa Inggris warga sebuah negara akan menentukan bangsa tersebut dalam daya saing global.

Dengan memiliki kemampuan berbicara, menulis, dan bernegosiasi secara efektif dalam bahasa Inggris ditingkat internasional, maka bangsa atau negara tersebut akan mendapatkan keunggulan-keunggulan kompetitif.

Semakin maju kedepan sebuah negara, akan semakin ketat persaingan yang terjadi. Bahasa inggris menjadi salah satu komponen penting untuk menunjang hal tersebut.

Kesempatan yang sama, Dosen PBI FKIP UMC, Susilawati menuturkan bahwa untuk tahap awal, PBI FKIP UMC memberikan pre-test untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap bahasa iInggris. 

Sambung Susilawati, dalam mengajar bahasa Inggris kepada pegawai kantor, speaking skills tampaknya lebih diminati karena mereka ingin bisa berbicara bahasa inggris

Oleh sebab itu, Pengajar yang rata-rata dari Mahasiswa semester 6 ini diarahkan untuk mengajak peserta lebih banyak berbicara, kemudian grammar, reading serta writing. 

" Program ini selama 2 bulan. Kemudian, kelasnya dibagi jadi 2 kali seminggu, mengajar bahasa Inggris untuk orang dewasa khususnya karyawan memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Maka seorang Instruktur perlu mempertimbangkan seperti latar belakang peserta didik, materi yang menyenangkan dan relevan dengan pekerjaan mereka. So we nail the topic, jadi topiknya jangan yang terlalu serius,fun dan harus komunikatif. Dan yang paling penting lagi, tanamkan ke mereka bahwa english is easy so you can speak it," pungkas Susilawati.