Penuh Makna, Begini Pesan Ketua BPH UMC di Akhir Ramadhan 1443 H

Penuh Makna, Begini Pesan Ketua BPH UMC di Akhir Ramadhan 1443 H
Muhammad Sayuti, M.Pd., M.Ed., Ph.D, selaku Ketua BPH UMC (dok: Istimewa)

UMCPRESS.ID - Tidak ada keunggulan jika orang tidak peka terhadap panggilan suara Tuhan. Kepekaan menjadi fondasi dari profesionalisme yang bertumpu pada spiritualitas; nurani yang jernih, hati yang bening, dan akal budi yang cerah. Terlebih warga kampus yang berdakwah di Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan 'Aisyiyah (PTMA)

Begitulah paparan pembuka Muhammad Sayuti, M.Pd., M.Ed., Ph.D, selaku Ketua BPH Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) di Pengajian dan Pembinaan Dosen, Struktural dan Karyawan dengan tajuk " Meraih berkah, Memperkokoh Ukhuwah" di Masjid Raya Kampus 2 UMC, Selasa (26/4/2022). 

Lebih lanjut, Sayuti menilai basis manusia unggul adalah spiritualitasnya, inteleknya dan etos kerjanya. Rahasia mengapa bangsa-bangsa lain dapat maju menurut Samuel Hutington (Culture Matters; 2000) adalah budaya. 

Budaya kerja keras menjadi syarat utama dari etos keunggulan. Kerja keras bukan hanya konsep dan slogan yang didengung-dengungkan namun harus dibangun dan diimplementasikan secara terus menerus sehingga menjadi budaya.

Pembudayaan kerja keras memang bukan hal mudah, perlu komitmen yang kuat untuk melakukannya. 

UMC Jadi bagian dari 170 PTMA dan Dunia

Kerja keras Kiai Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah) membuahkan hasil, saat ini ada 170 PTMA di Indonesia.  Tentunya, UMC patut berbangga karena menjadi bagian dari jumlah tersebut. 

Tidak hanya di level nasional, Muhammadiyah sudah memiliki sekolah di Australia, hampir di setiap negara pasti mempunyai Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM).

Bahkan belum lama ini, Muhammadiyah sudah mendapatkan green light dari Pemerintah Malaysia untuk didirikannya Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM).

Dengan demikian, civitas akademika UMC berada di bagian dari gerakan dakwah yang sudah mentradisikan budaya unggul baik di nasional dan dunia. 

Untuk itu, Sayuti mendorong UMC untuk mengedepankan mutu dan  mengembangkan kultur akademik serta melakukan akselerasi dalam setiap langkah pengembangannya. 

PP Muhammadiyah  tidak berorientasi kuantitas tetapi  meningkatkan kualitas dengan  mengikuti rambu regulasi yang ada dan  melakukan penguatan kelembagaan beserta sumberdaya manusianya.

Apalagi usia UMC sudah ke-22 tahun, Sayuti kembali mengajak agar tradisi yang baik seperti capaian hibah sepanjang 2020-2021 tetap dipertahankan. 

Karena tradisi yang baik maka bakal melahirkan prestasi yang unggul pula. Itulah pengajian di Muhammadiyah yang tidak sebatas narasi tapi ada literasi dan kajian yang mendalam. 

Soal tradisi unggul, Sayuti menekankan agar implementasinya dijalankan dengan kesungguhan berlandaskan surrah al-maun dan al-ashr sesuai amanah Kiai Dahlan. 

" Saya minta tradisi kajian seperti ini sangat baik, sediakan waktu untuk mengkaji surrah al-maun dan al-ashr sesuai amanah Kiai Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah)," tutur Sayuti.

Sayuti pun mengingatkan untuk terus mensyiarkan kabar baik dari UMC kepada siapapun, bahwa UMC adalah PTMA terbesar di Jawa Barat dengan segala keunggulannya.

Penghujung sambutannya, Sayuti menghendaki agar berbagai peristiwa yang dapat merugikan lembaga harus menjadi perhatian bersama.

Semua elemen yang ada di kampus harus tegak lurus pada kebenaran.

Bicara perihal keunggulan, tidak hanya di dunia tapi juga menjadi pertanggungjawaban kepada Allah SWT. 

" Unggul di dunia, tapi kenyataannya tak unggul di hadapan Allah SWT yah buat apa?. Mumpung di bulan ramadhan. Mari perbaiki diri agar menjadi insan yang bayani, burhani dan irfani,"  beber Sayuti.

Bayani, burhani dan irfani menjadi tradisi Muhammadiyah agar senantiasa manusia sebagai makhluk yang dibekali dengan akal, perasaan dan hawa nafsu mempunyai keunggulan-keunggulan yang tidak dipunyai makhluk hidup lainnya di alam ini.

Tak dipungkiri, menjaga tradisi keunggulan memang penuh perjuangan. 

Guna melecutkan kembali semangat ke-Muhammadiyahan warga yang belakangan ini nyaris pudar, mari direnungkan sebait syair yang diwariskan reformis Islam Moehammad Iqbal (1876–1938): 

“Jangan ditiru deburan ombak yang hanya berdendang bila terhempas ke tepi pantai. Tapi, jadilah bagai air bah! Ubah dunia dengan kalam-mu—sinari zaman dengan cahaya iman dan amaliyahmu," 

Kiranya, pesan keunggulan dari ketua BPH UMC di penghujung Ramadhan 1443 H menguatkan nyali dakwah setiap warga  kampus untuk meraih keberkahan dan memperkokoh ukhuwah.