Pengajian Bulanan AIK UMC, Rektor: Urgensi Ideologi dan Kepedulian

Pengajian Bulanan AIK UMC, Rektor: Urgensi Ideologi dan Kepedulian
Rektor UMC Arif Nurudin MT (Dok: Istimewa)

UMCPRESS.ID -  Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) kembali menggelar pengajian bulanan Al-Islam Kemuhammadiyahan bagi dosen dan tendik dengan tajuk " Menanamkan Ideologi, Menumbuhkan Kepedulian" di Masjid Raya UMC, Selasa 29 Agustus 2023.

Kegiatan pengajian AIK rutin dilaksanakan oleh UMC untuk merefresh pengetahuan dan pengamalan Al Islam Kemuhammadiyahan. 

Pengajian ini juga di hadiri oleh Anggota BPH UMC, Ir. Djoko Bodrohanolo,MM.

Rektor UMC, Arif Nurudin MT mengatakan pengajian bulanan ini sangat penting untuk menjaga silaturahmi dan thalabul ‘ilmi. Setiap insan muslim mempunyai keimanan yang dinamis, kadang naik dan kadang turun.

Ketika naik maka ibadahnya semangat sekali, shalat tepat waktu, dan rajin melaksanakan ibadah-ibadah sunah. Namun pada saat turun maka suasana hati menjadi kaku, resah, gelisah, dan tidak tenang. Ketika iman turun maka semangat kerja juga mengalami penurunan. Akibatnya produktifitas bekerja mengalami penurunan.

Berbicara produktifitas yang menurun dalam konteks kampus, kata Arif, kuncinya adalah penguatan ideologi kemuhammadiyahan dan sikap peduli yang tinggi sehingga berimplikasi pada performa terbaik kepada institusi. Hal ini tentu in line dengan rasa sense of belonging atau rasa memiliki terhadap tempat dimana bekerja. Maka, pemahaman tentang sikap qonaah dan rasa syukur hendaknya dimiliki oleh setiap orang.

" Pengajian ini bertujuan untuk memastikan ukhuwah islamiyah kita terjaga, sikap peduli kepada kampus dengan cara mensyiarkan keunggulan kampus UMC secara masif di berbagai platform, baik secara langsung face to face atau via media sosial. Siapapaun yang berada di kampus mulai dari dosen, tendik hingga karyawan adalah agen dakwah, tugasnya adalah menyebarkan kebaikan, semakin banyak yang tahu tentang UMC, maka tugas dakwah kita ini berjalan, rasa memiliki itu ada, sikap peduli juga dilakukan . Jika jumlah mahasiswa menurun. Boleh jadi, kita belum maksimal melakukan tugas dakwah. Ini yang menjadi concern dan catatan penting," ujar Arif.

Senada dengan Rektor, Wakil Rektor 1, Nana Trisovelna MT menyampaikan, dosen dan tendik UMC adalah jabatan yang strategis bagi Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di bidang pendidikan. Sekaligus juga merupakan kader bagi persyarikatan Muhammadiyah. 

“Mengapa strategis, karena dosen dan karyawan adalah ujung tombak dakwah Muhammadiyah di bidang pendidikan tinggi. Oleh karena itu, sebagai ujung tombak dakwah, dosen dan karyawan UMC harus memiliki ideologi Muhammadiyah yang kuat dan memiliki wawasan AIK yang memadai,”tuturnya. 

Untuk mewujudkan itu, dosen dan karyawan harus memiliki komitmen dan loyalitas yang tinggi kepada AUM-UMC dan Persyarikatan Muhammadiyah. Memahami ideologi Muhammadiyah adalah memahami bagaimana Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, da’wah amar ma’ruf nahi mungkar dan tajdid dan bersumber pada Al Quran dan As-Sunah. Dalam menerapkan nilai utama AIK dalam pengabdian di AUM, dosen karyawan harus memahami nilai utama AIK-UMC. Nilai utama itu  terdiri dari Ikhlas, Ihsan, Itqan, Ma’iyyah, Amanah dan Nazanah.

lebih lanjut, Wakil Rektor II, Dr Badawi menyoroti ikhtiar UMC untuk membantu setiap dosen yang sedang mengambil studi doktoral, membantu pembiayaan penelitian internal hingga kegiatan-kegiatan pengabdian lainnya. UMC diakuinya mempunyai target untuk dosen yang bergelar doktor minimal 40 persen bahkan lebih dari jumlah dosen tetap. Hal ini pun terlihat di semua Fakultas yang jumlah doktornya meningkat. Harapannya, diikuti dengan peningkatan lainnya, salah satunya jumlah  mahasiswa.

Begitu juga untuk tenaga kependidikan mempunyai fungsional atau sertifikasi yang dibutuhkan oleh pendidikan tinggi dalam peningkatan kualitas perguruan tinggi menuju akreditasi unggul.

Dalam peningkatan kualitas perguruan tinggi UMC merujuk kepada capaian 8 Indikator Kinerja Utama (IKU) Kemendikbud Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah dan Al Islam Kemuhammadiyahan sebagai ciri khas PTMA.

Terakhir, Wakil Rektor III, Dr. Wiwi Hartati mengimbau agar pengajian bulanan ini terus digiatkan. Bagaimanapun, tantangan kampus Muhammadiyah kedepan tidaklah mudah. Muhammadiyah dipanggil untuk menggeluti wilayah peradaban yang lebih luas dan mendalam. Melalui pengajian ini, banyak manfaat yang diperoleh, misalnya sharing informasi perihal update news kampus saat ini. 

Lebih penting lagi, pengajian ini tidak hanya narasi pesan semata yang berlalu begitu saja. 

Dosen dan juga Pengusaha Ayam Cirebon Raya ini menyatakan bahwa Persyarikatan memiliki tradisi tersendiri bagaimana menanamkan ajaran nilai-nilai bagi warganya.

Tradisi ini telah berlangsung sejak awal-awal Muhammadiyah berdiri yang dipelopori langsung KH. Ahmad Dahlan. Metode dakwah yang sering digunakan adalah pengajian.

Oleh karena itu, membumikan pengajian-pengajian Muhammadiyah sangat berguna dalam membentengi warga persyarikatan agar tetap berada di jalur paham keislaman yang tepat.

Di sisi lain, ungkap Wiwi, pengajian juga sebagai sarana ibadah dan menambah wawasan keagamaan.