Mahasiswa UMC Wujudkan UMKM Desa Mungkaldatar Berdaya Saing

Workshop UMKM di Desa Mungkaldatar oleh mahasiswa UMC menghadirkan legalitas usaha, sertifikasi halal, rebranding, digitalisasi, hingga inovasi produk lokal berbasis potensi desa.

Mahasiswa UMC Wujudkan UMKM Desa Mungkaldatar Berdaya Saing

UMCPRESS.ID - "Kemajuan desa lahir dari kemauan warganya untuk belajar dan berubah, didorong oleh semangat generasi muda yang peduli."

Suasana Desa Mungkaldatar, Kecamatan Ciniru, Kabupaten Kuningan, pada Rabu 26 Agustus 2025 terasa berbeda. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) dari Program Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Kelompok 07 hadir dengan gagasan segar melalui workshop pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Acara yang dihadiri Kepala Desa, perangkat desa, serta para pelaku UMKM setempat itu menjadi momentum baru dalam menguatkan perekonomian desa.

Dosen Pendamping Lapangan (DPL) Kelompok 07, M. Fadhil Wafi Baihaqi, M.Ag, menegaskan bahwa workshop ini bukan sekadar formalitas. Ia menyebut bahwa materi yang dibawakan menyentuh langsung kebutuhan pelaku usaha desa. “Kami ingin UMKM di Mungkaldatar tidak hanya bertahan, tapi juga berkembang dengan legalitas kuat dan strategi pemasaran modern,” jelasnya.

Salah satu fokus utama kegiatan adalah pendampingan pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB) serta sertifikasi halal. Fadhil menilai legalitas usaha adalah pondasi penting bagi UMKM agar mampu bersaing secara sehat. Sertifikasi halal difasilitasi oleh Ahmad Ridwan dari Program Pendampingan Proses Produk Halal (P3H), yang memberikan pendampingan praktis bagi pelaku UMKM untuk menyiapkan dokumen dan prosedur sesuai ketentuan.

Selain aspek legal, workshop juga menyoroti pentingnya tampilan produk. Pelaku usaha diberi pelatihan rebranding kemasan, yang dinilai mampu meningkatkan nilai jual. Kemasan yang menarik dipandang sebagai kunci untuk menembus pasar modern, di samping kualitas produk yang tetap dijaga.

Mahasiswa UMC juga menekankan pentingnya digitalisasi pemasaran. Di era ketika transaksi online semakin mendominasi, pemanfaatan marketplace dan media sosial dianggap mampu membuka peluang baru bagi UMKM desa.

Dengan teknik sederhana, pelaku usaha diperkenalkan pada strategi pemasaran digital yang efektif dan terjangkau.

Workshop ini tidak hanya berisi teori. Sebagai bentuk implementasi, mahasiswa memperkenalkan inovasi produk berbasis potensi lokal. Salah satu yang paling menarik perhatian adalah pengolahan kulit melinjo menjadi kerupuk. Produk kreatif ini membuka peluang baru bagi Desa Mungkaldatar untuk memiliki produk unggulan khas yang bisa menembus pasar luas.

Kepala Desa Mungkaldatar, Nana Sudiana, menyambut baik program tersebut. Menurutnya, keberadaan mahasiswa dengan pendampingan seperti ini adalah energi baru bagi masyarakat.

“Workshop ini menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kapasitas UMKM desa. Kami berharap produk lokal kami semakin berkualitas dan memiliki daya saing tinggi,” ujarnya dengan penuh harapan.

Kegiatan yang digagas mahasiswa ini menjadi bukti nyata bahwa peran perguruan tinggi bukan hanya menghasilkan lulusan, tetapi juga memberi dampak langsung kepada masyarakat.

Program KKM memperlihatkan bagaimana ilmu pengetahuan dapat diterjemahkan menjadi solusi konkret bagi persoalan ekonomi desa.

Dengan bekal yang diberikan, UMKM Mungkaldatar kini punya pijakan lebih kokoh untuk naik kelas. Legalitas yang jelas, sertifikasi halal, kemasan menarik, hingga pemanfaatan digitalisasi diyakini akan memperkuat daya saing. Lebih dari itu, lahirnya produk inovatif berbasis bahan lokal menjadi tanda bahwa kreativitas desa tak kalah dengan industri besar.

Workshop UMKM Desa Mungkaldatar bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan baru. Dengan semangat kolaborasi antara mahasiswa, pemerintah desa, dan pelaku usaha, cita-cita kemandirian ekonomi bukan sekadar angan-angan, melainkan sebuah jalan nyata menuju kesejahteraan bersama.