Kolaborasi KPOTI-UMC, Mini Outbound Difabel Meriahkan Temu Inklusi
Temu Inklusi #6 di Cirebon diramaikan mini outbound kolaborasi KPOTI-UMC, menghadirkan permainan tradisional sebagai media inklusi, kebersamaan, dan pelestarian budaya bangsa.

UMCPRESS.ID - Temu Inklusi #6 tahun 2025 resmi digelar di Desa Durajaya, Kecamatan Greged, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, pada 2–4 September 2025. Agenda dua tahunan yang digagas Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel Indonesia (SIGAB) ini kembali menjadi ruang berbagi, konsolidasi, dan penguatan gerakan difabel dalam mendorong terciptanya Indonesia inklusif.
Mengusung tema besar “Komitmen, Sinergi, Aksi, dan Inovasi berbasis Kebhinnekaan untuk Indonesia Emas 2045,” Temu Inklusi kali ini menghadirkan beragam kegiatan yang menekankan kolaborasi dan semangat kebersamaan.
Salah satu yang paling mencuri perhatian adalah mini outbound hasil kerja sama Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI) Kabupaten Cirebon dengan Program Studi Ilmu Keolahragaan Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC).
Mini outbound ini dirancang untuk memperkenalkan permainan rakyat dan olahraga tradisional kepada peserta Temu Inklusi sekaligus menjadi wahana interaksi lintas komunitas. Kegiatan ini tidak hanya menghibur, tetapi juga melatih motorik halus, koordinasi, serta membangun nilai sportivitas dan solidaritas.
Ketua KPOTI Kabupaten Cirebon, Dr. Bagus Nurul Iman, yang juga menjabat Wakil Rektor III UMC, menegaskan bahwa olahraga tradisional harus terus dirawat dan dikenalkan, khususnya kepada generasi muda dan komunitas difabel. “Permainan rakyat bukan sekadar hiburan, melainkan identitas bangsa yang menyatukan. Melalui kegiatan ini, kita ingin menunjukkan bahwa olahraga tradisional bisa menjadi ruang inklusif yang menguatkan kebersamaan,” ujarnya.
Senada dengan itu, Sekretaris KPOTI Kabupaten Cirebon, Yayan Wardiyanto, M.Pd, menuturkan bahwa ajang ini bukan sekadar kompetisi, melainkan wahana belajar bersama. “Kami ingin semua peserta merasakan langsung pengalaman bermain yang memupuk semangat kolaborasi, bukan menang atau kalah yang utama, melainkan bagaimana kita bisa menghargai dan menghidupkan kearifan lokal,” katanya.
Berbagai perlombaan khas tradisional turut mewarnai kegiatan, mulai dari catur Indonesia, papancakan, bitingan, hingga sumpitan. Setiap permainan menghadirkan keceriaan sekaligus menumbuhkan kesadaran bahwa warisan budaya ini memiliki nilai strategis dalam membangun masyarakat inklusif.
Kehadiran KPOTI Kabupaten Cirebon bersama Prodi Ilmu Keolahragaan UMC dalam ajang ini mempertegas pentingnya sinergi lintas lembaga. Kolaborasi ini tidak hanya memperkaya pengalaman peserta, tetapi juga menguatkan upaya pelestarian olahraga tradisional sebagai bagian dari budaya bangsa.
Suasana penuh semangat dan tawa yang tercipta di lapangan mini outbound menjadi bukti nyata bahwa inklusi bukan sekadar jargon. Melalui permainan rakyat, nilai kebersamaan dan penghargaan terhadap keberagaman bisa diwujudkan secara sederhana, menyenangkan, sekaligus bermakna.