Festival Ngatoni Ramadhan 2022 di UMC Menguak Lesson Learned dan Life Insight

Festival Ngatoni Ramadhan 2022 di UMC Menguak Lesson Learned dan Life Insight
Rektor  Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) Arif Nurudin M.T (Dok: Istimewa)

UMCPRESS.ID - Salah satu tujuan utama dari sistem pendidikan nasional adalah mewujudkan manusia Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan menanamkan nilai-nilai kemajemukan kepada peserta didik. 

Begitupun dengan Festival Ngatoni Ramadhan 1443 H yang menjadi rangkaian Hut Kabupaten Cirebon yang  Ke-540 sejak 8 - 27 April 2022, selain menguak nilai kearifan lokal, juga ada pesan lesson learned (manfaat pembelajaran) dan life insight (hikmah kehidupan) yang penuh makna tentang agama dan budaya.

Demikian pernyataan Rektor  Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) Arif Nurudin M.T saat memberikan sambutan di penutupan Festival Ngatoni Ramadhan 1443 H yang merupakan rangkain dari Hut Kabupaten Cirebon yang  Ke-540 di CH UMC Kampus 2, Selasa (27/4/2022).

Seyogyanya, kata Arif, nilai-nilai keagamaan dan kebudayaan bukanlah sesuatu  yang dikotomis. Menurut dia, keduanya bisa saling menguatkan untuk membangun sikap keterbukaan dalam kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya di Kabupaten Cirebon. 

"Cirebon sebagai salah satu wilayah di Jawa Barat yang memiliki banyak budaya, adat, dan tradisi bernuansa keagamaan juga menyimpan banyak bukti-bukti sejarah dalam bentuk fisik, seperti; masjid, keraton, makam, dan pesantren," tutur Arif. 

Ragam budaya, adat, dan tradisi bernuansa keagamaan tersebut tidak hadir begitu saja. Ada yang bersumber dari tradisi lisan turun temurun serta naskah kuno.

Dalam perkembangannya budaya Cirebon sangat kental dipengaruhi oleh agama Islam sehingga melahirkan adat yang dijaga oleh masyarakat Cirebon. Berbagai praktik ritual adat di Cirebon dipahami sebagai warisan turun temurun dari para leluhur sehingga pantas untuk dilestarikan dan dijaga.

Dari sekian banyak tradisi seni, salah satunya tari topeng yang menjadi khas pertunjukan sebuah acara di setiap kegiatan.

" Setiap kegiatan apapun di Cirebon ini, pasti diawali dengan tarian topeng. Melalui Ngatoni festival, ada makna literasi kehidupan yang bisa dipelajari dibaliknya tarian tersebut. Saya mempersepsikan seperti kehidupan itu adalah topeng, ternyata ada kisahnya tentang tarian topeng," jelas Arif. 

Arif kemudian bercerita bahwa tari topeng merupakan salah satu kesenian asli Cirebon yang mana berupa tarian dan si penari ini menggunakan topeng untuk menari. 

Tarian ini memiliki sisi historis dimana dulunya digunakan sebagai alat untuk diplomasi ketika Kerajaan Cirebon berperang dengan kerajaan Karawang. 

Dulunya Sunan Gunung Jati sebagai Sultan Cirebon kewalahan menandingi kesaktian pangeran Welang, dengan menciptakan tarian topeng sebagai salah satu cara diplomasi, akhirnya pangeran Welang jatuh cinta dengan si penari, dan menyerah, serta berjanji menjadi pengikut setia Sunan Gunung Jati. 

Biasanya si penari topeng ini akan berganti topeng sesuai dengan karakter yang dimainkan dalam cerita yang dibawakannya.

Terkait dengan topeng dan tradisi lainnya, diakui bahwa dalam membaca budaya dan adat Cirebon tentu tidak hanya terbatas pada adat istiadat yang berlaku dan dijalankan oleh masyarakatnya. 

Perlu juga kiranya melihat bagaimana kepercayaan masyarakat Cirebon terhadap Tuhan sehingga mereka dapat melahirkan adat yang bernuansa religi baik dari segi kemanfaatan atau dari segi proses upacara adat tersebut.

Kebudayaan memang jadi karakter Muhammadiyah.

Mengutip ucapan Prof Chamamah Soeratno, Arif memaparkan, budaya itu bukan sekadar nyanyian, tarian, puisi, dan sebagianya. Budaya justru meliputi kehidupan menyeluruh yang mana semua pengertian budaya menunjukkan budaya sebagai ekspresi hidup.

Masih merujuk ke Prof Chammah, ada  tiga hakekat budaya yang dimulai dari konsep ide, dan tidak lain merupakan Islam. Lalu, tata aturan yang muncul dari ide-ide Islam, yang mau tidak mau, itu merupakan pengertian sesungguhnya dari budaya.

Terakhir, ekspresi dalam bentuk benda atau apa saja yang muncul. Misal­kan, konsep Islam mengatakan perem­puan yang sudah baliq harus tutup aurat, lalu ada tata aturan dalam menutup aurat, dan ada produk-produk yang jadi artefaknya.

Berciri Dinamis

Kegiatan ini juga membawa pesan dakwah kultural berciri dinamis, kreatif, dan inovatif. Itu berarti, dakwah kultural menuntut juru dakwah mencoba memahami ide-ide, adat istiadat, kebiasaan, nilai-nilai, norma, sistem aktivitas, simbol, dan lain-lain. 

Arif mengingatkan, dakwah kultural Muhammadiyah dimaksudkan agar dakwah lebih lentur dan fleksibel. Untuk itu, Muhammadiyah harus terus melakukan pembinaan ke juru dakwah lewat wawasan agar mampu melihat budaya lokal dari sisi dalam. 

Diharapkan dari event ini, ujar Arif, agama dan budaya bukanlah dua kutup yang berbeda, tapi merupakan dua hal yang bisa saling mendukung terkait pengembangan nilai-nilai kegamaan dan nilai-nilai kebangsaan. 

Arif pun kembali mengapresiasi panitia Ngatoni Ramadhan 2022.   

Terkait dengan itu, UMC bertekad memastikan khaaznah tradisi di tanah wali ini dengan sejumlah kegiatan seperti panggung ngatoni ramadhan, pemutaran film Nyi Murtasiah,  festival pelajar memperebutkan piala bergilir Bupati Cirebon dan Rektor UMC,  sema'an, tumpengan Nuzulul Quran, pitulikuran, pengajian, pengkajian dan anugerah seni pelajar 2022.

Penutupan Ngatoni Ramadhan 2022 berjalan penuh khidmat dengan hadirnya seluruh Struktural, Dosen dan Tendik UMC.

Selain itu, hadir Tokoh Agama, Budayawan, Akademisi dan Pejabat Kabupaten dan Kota Cirebon.