May Day 2021, Akademisi UMC: Suka Cita Tapi Realita
Akademisi Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC), Endah Nurhawaeny Kardiyati mengakui bahwa perayaan peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day 2021 di masa pandemi ini dinilai penuh suka cita, masa yang sulit namun ini realita yang tak mudah.
UMCPRESS.ID - Akademisi Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC), Endah Nurhawaeny Kardiyati mengakui bahwa perayaan peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day 2021 di masa pandemi ini dinilai penuh suka cita, masa yang sulit namun ini realita yang tak mudah.
Bagi Endah (nama sapaan akrabnya) buruh adalah satu di antara elemen penting dalam pembangunan bangsa.
Apresiasi kepada kaum buruh atas kontribusi positif perlu diutarakan, mengingat jerih payah dan keringat mereka telah menghasilkan devisa yang tak sedikit untuk negara.
"Saya ucapkan selamat hari buruh, saya akui bahwa kondisi saat ini belum pulih. Saya berusaha menyelami kondisi pekerja imigran wanita di luar negeri, demi rupiah mereka tinggalkan sanak family. Keberpihakan kita kepada buruh harus terus disuarakan," ucap Endah yang merupakan Kepala Program Studi (Kaprodi) Akuntansi Fakultas Ekonomi UMC kepada umcpress,id, Sabtu (1/5/2021).
Lulusan Doktoral Universitas Sebelas Maret (UNS) dengan predikat Cum Laude ini getol melakukan blusukan, menemui banyak tenaga kerja yang dikurangi beban kerja dan upahnya, bahkan ada yang sampai dirumahkan dan diputus hubungan kerja, akibat kondisi perusahaan yang sulit terkena dampak pandemi Covid-19.
Wanita asal Jogjakarta ini pun menuturkan, kondisi saat ini bukan lagi soal 3 M tapi ada masalah yang lebih serius yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak. Mereka diminta di rumah saja, sementara lauk pauk tak mengenal 3 M, yang ada makan, makan dan makan (3 M).
" Setuju pake masker, cuci tangan dan jaga jarak. Tapi perut mereka lapar karena pembatasan yang membuat mereka tidak bisa kerja yah gimana. Jadi 3 M itu yah mangan, mangan dan mangan. Itu yang di butuhkan," kata Endah yang dikenal ramah dan bersahaja.
Kendati demikian, Endah menjelaskan bahwa sejumlah perusahaan juga telah berada di titik terbawah, bahkan terancam gulung tikar.
Namun, sejumlah hal juga harus diprioritaskan, terutama golongan yang rentan terhadap kelanjutan hidup ke depan. Dalam hal ini termasuk kaum buruh.
"Semua aspek tak menggembiarakan saat ini. Mulai dari ekonomi, sosial, politik, budaya, semuanya kan ada pada titik paling bawah," tutur Endah.
"Kalau sekarang masih dalam pandemi, kan kesehatan masyarakat (yang menjadi utama). Namun pasca itu kan harus memikirkan bagaimana masa depan Indonesia, terutama sektor buruh," lanjut Endah.
Endah kembali menegaskan, saatnya jangan saling menyalahkan tapi optimalkan setiap peran anak bangsa.
Harus disokong dengan inisiatif masyarakat berupa gerakan sosial juga menjadi hal penting yang dapat diedukasi oleh pemerintah untuk dikerjasamakan di tengah kondisi sulit seperti ini.
" Kalau bukan kita siapa lagi, semoga pandemi ini segera melandai. di bulan Ramadhan yang penuh berkah, saya senantiasa berdoa kepada Allah SWT agar Pandemi ini segera berakhir dan semuanya kembali ke kondisi normal," harap Endah.