Ketua BPH UMC Bahas Kunci Kemajuan Muhammadiyah

Ketua BPH UMC Bahas Kunci Kemajuan Muhammadiyah
Ketua Badan Pelaksana Harian (BPH) Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC), Muhammad Sayuti, M.Pd., M.Ed., Ph.D (dok: umcpress.id)

UMCPRESS.ID - Muhammadiyah di usianya yang ke 111 Tahun mempunyai visi dan misi yang kuat untuk memajukan umat Islam melalui pendidikan, sosial, dan kesehatan. 

Hal ini disampaikan oleh Ketua Badan Pelaksana Harian (BPH) Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC), Muhammad Sayuti, M.Pd., M.Ed., Ph.D di pengajian bulanan UMC,  Rabu (29/11/ 2023).

Sayuti mengungkapkan organisasi persyarikatan ini tercatat telah tersebar di 35 provinsi di Indonesia dan bahkan memiliki cabang di 30 negara. 

Amal usaha yang dimiliki Muhammadiyah antara lain 172 perguruan tinggi (terdiri dari 83 universitas, 53 sekolah tinggi, 36 bentuk lainnya), 122 (plus 20 RS dalam proses pembangunan), 231 klinik, 5345 sekolah/madrasah, 440 pesantren, 1.012 Aumsos (panti asuhan, dll), 20.465 aset wakaf, dan sedikitnya lahan seluas 214.742.677 m2.

Kiprah kemanusiaan di dunia internasional juga telah dilaksanakan di berbagai negara, misalnya Palestina, Filipina, Rohingya-Myanmar, Pakistan, Cox Bazar-Bangladesh, Maroko, Turki, Nepal, Sudan, Libya, Yordania, dan Lebanon.

Bahkan, ilmuwan ternama dari Boston University Amerika Serikat, Robert W Heffner mengatakan kekagumannya bahwa Muhammadiyah sebagai gerakan keagamaan terbesar di dunia.

Untuk itu, menurut Sekretaris PP Muhammadiyah ini, civitas UMC yang bekerja di amal usaha Muhammadiyah sepatutnya bersyukur, bahagia dan bangga.

Apalagi ribuan amal usaha Muhammadiyah, tidak ada satupun yang atas nama orang pribadi, dari Australia sampai Cirebon, Aceh sampai Papua, semua atas nama Muhammadiyah.

"Kita bersyukur menjadi bagian dari persyarikatan yang mendharmabaktikan hidup ini untuk memajukan umat," ucap Sayuti.

Kendati demikian, Sayuti juga mengingatkan sebagai agen dakwah Muhammadiyah perlu melakukan refleksi diri untuk mengetahui sejauhmana makna syukur, bahagia dan bangga itu dipertahankan.

Sebagai warga persyarikatan, Sayuti mengimbau kepada civitas UMC untuk mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri seperti berapa jumlah pengajian yang dikelola? jumlah umat yang hadir di pengajian Muhammadiyah? berapa jumlah orang Muhammadiyah? berapa ranting yang tidak aktif? dan berapa AUM yang sakit?

" Ketika berada di AUM, tugas kita sebagai agen dakwah mesti comprehensive, tidak sebatas apa yang didapat dari AUM tetapi apa yang diberikan untuk umat serta memastikan umat semakin berdaya dan berkemajuan. Jangan sampai kita terlena juga," jelas Sayuti.

Sayuti pun menyinggung urgensi pengajian bulanan warga UMC untuk saling mengingatkan agar tujuan dakwah muhammadiyah tetap unggul. Demi menjaga keunggulan itu, maka diperlukan kekihlasan.

"Predikat unggul ini berasal dari sedekah orang-orang yang shaleh dan ikhlas dalam bersedekah, karena sedekah sejatinya adalah wujud syukur atas karunia Allah SWT. Bahkan disebutkan pintu surga terbuka bagi orang-orang ikhlas yang memberikan hartanya di jalan Allah SWT maupun kepada sesama," beber Sayuti. 

Samahalnya dengan pekerjaan, kata Sayuti, bersedakah tidak selalu dengan materi tapi juga dengan sedekah tenaga dan pikiran.

"Ketika sumbangsih pikiran dan tenaga seseorang itu bisa menjadi solusi dan membantu lembaga diamana ia bekerja, tentu kebahagiaan, pahala dan dampak positive lainnya itu kembali kepada dirinya, asalkan landasannya adalah ikhlas. Termasuk ikhlas meluangkan waktu saat rapat, saat pengajian, saat diminta melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah dan tugas keumatan lainnya. Jika itu dilakukan, kemajuan AUM tetap terjaga, insha Allah," tutup Sayuti.