Jaga Predikat Unggul, Prodi PBI UMC Dampingi Guru Bahasa Inggris Se-Kabupaten Cirebon

Jaga Predikat Unggul, Prodi PBI UMC Dampingi Guru Bahasa Inggris Se-Kabupaten Cirebon
Dila Charisma, S,Pd.,M.Pd (Ketua) dan Sirniawati.,S.Pd.i.,MA (Anggota), Dua Dosen Prodi PBI UMC dan peserta pembuatan pembuatan presentasi digital berbasis Low-Tech (dok: istimewa)

UMCPRESS.ID - Transformasi teknologi dewasa ini memununculkan tantangan yang signifikan bagi sekolah dan lembaga pendidikan lainnya. Terlebih para guru bahasa inggris pun dituntut untuk bisa beradaptasi dengan ragam metode, khususnya pemanfaatan teknologi yang memiliki pengaruh signifikan terhadap keberhasilan kegiatan belajar mengajar.

Untuk menjawab tantangan tersebut, dua dosen Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) yang diketuai Dila Charisma, S,Pd.,M.Pd dan Sirniawati.,S.Pd.i.,MA (Anggota) mendampingi guru Bahasa Inggris SMP Muhmmadiyah 2 Cirebon, SMP Muhammadiyah Gebang, SMP Muhammadiyah Lemahabang dan SMP Muhammadiyah Ciledug dalam pembuatan presentasi digital berbasis Low-Tech di Kampus 2 UMC, Jum'at-Sabtu (15-16/3/2024).

Menurut Kepala Prodi PBI UMC, kegiatan ini adalah bagian program pengabdian kepada masyarakat dosen-dosen Prodi PBI UMC. Hal ini sesuai dengan isi Tri Dharma.

Maka penting bagi dosen untuk memahami apa itu pengabdian masyarakat melalui metodologi ilmiah sebagai penyebaran Tri Dharma Perguruan Tinggi serta tanggung jawab yang luhur dalam usaha mengembangkan kemampuan masyarakat yang dibayai hibah RisetMu tahun 2024. 

Melalui pengabdian kepada masyarakat ini, kata Dila, satu-satunya Prodi yang berpredikat unggul di UMC menghendaki agar guru-guru adaptif dengan penggunaan teknologi saat melakukan kegiatan belajar-mengajar.

"Kami sangat mengapresiasi kehadiran peserta mengukiti program pendampingan ini. Di era digital ini, perubahan begitu cepat, termasuk metodologi pengajaran dan kegiatan pedagogis lainnya. pembuatan presentasi digital berbasis Low-Tech sangat penting bagi Bapak/Ibu guru Bahasa Inggris SMP," ujar Dila.

Sementara itu, Sirniawati.,S.Pd.i.,MA menerangkan, kegiatan dimulai dengan sesi pemahaman tentang pembuatan presentasi digital berbasis Low-Tech untuk menciptakan materi pembelajaran yang lebih menarik dan efektif. Kemudian, peserta dibimbing dalam tahap praktik.

Kegiatan berlangsung secara interaktif dan guru-guru juga tampak berbagi pengalaman positifnya terkait kegiatan ini.

Sirniawati.,S.Pd.i.,MA optimis bahwa  langkah awal dalam memperkenalkan guru-guru pada platform yang inovatif dan bermanfaat, termasuk pembuatan presentasi digital berbasis Low-Tech akan semakin menginspirasi siswa dalam mengikuti setiap pengajaran yang diberikan para guru.

Berkaitan dengan materi, Peserta pendampingan, Meli dari SMP Muhammadiyah 2 Cirebon menyampaikan bahwa  Ia  sangat terkesan dengan paparan pemateri, lantarah substansi materi yang dibuat selama pendampingan berlangsung sangat inspiratif dalam memacu semangat belajar siswa di kelas. 

"Semangat yang tinggi dalam belajar bahasa Inggris di kelas juga dapat memengaruhi motivasi dan kinerja secara keseluruhan. Ketika seseorang merasa termotivasi dan bersemangat, mereka cenderung lebih bersemangat untuk belajar dan mencapai tujuan mereka dalam memperoleh kemahiran bahasa Inggris," tutur Meli.

Senada dengan Meli, Ani Yunia dari SMP Muhammadiyah Lemahabang mengakui jika menjaga semangat yang tinggi di kelas sangat penting untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran dan pencapaian hasil yang optimal.

Bagi Ani, semangat adalah kunci utama dalam belajar bahasa Inggris, seperti halnya dalam belajar bahasa atau keterampilan lainnya. Ketika seseorang memiliki semangat yang kuat, mereka cenderung lebih tekun dan gigih dalam menghadapi tantangan dan rintangan yang mungkin muncul selama proses pembelajaran. 

Semangat juga memungkinkan seseorang untuk tetap termotivasi dan fokus pada tujuan mereka dalam memperoleh kemahiran bahasa Inggris. 

Dengan semangat yang tinggi, seseorang akan lebih mampu untuk mengatasi hambatan yang mungkin mereka hadapi dalam mempelajari bahasa Inggris, seperti keterbatasan waktu, sumber daya, atau tingkat kesulitan.