Wakil Rektor III UMC Nilai Forum Kajian Rutin AIK Sebagai Bentuk Internalisasi Bermuhammadiyah
UMCPRESS.ID- Wakil Rektor III Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) Wiwi Hartati, S.Kom,. M.Si memberikan apresiasi kepada Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cakrabuana yang mengadakan kajian tentang kemuhammadiyahan bagi mahasiswa di Masjid Raya UMC, Senin (3/1/2021).
Wiwi dalam sambutannya, menilai tema Kajian "Asiknya Bermuhammadiyah ala Anak Muda" sangat tepat karena memang diperuntukkan bagi mahasiswa.
Tujuan dari kajian ini adalah untuk internalisasi nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) bagi mahasiswa.
“Nilai-nilai tersebut bisa terinternalisasi sekaligus teraktualisasi dalam aktivitas mahasiswa” ujar Wiwi
Apresiasi pun diberikan kepada Arif Nurudin (Rektor UMC), Dr. Dewi Nurdiyanti (Dekan FKIP UMC) dan seluruh Kaprodi di FKIP yang sangat menyokong adanya kajian tersebut.
Usai mengikuti kajian ini, Wiwi berpesan kepada mahasiswa agar tidak hanya sebatas intellectual exercise semata tapi timbul sikap yang religius yang tergambarkan dari semangat para mahasiswa untuk melakukan shalat secara berjamaah, membaca al-qur’an, kemudian giat melakukan ibadah sunnah seperti shalat dhuha dan puasa-puasa sunnah.
Selanjutnya, munculnya sikap moderat yang ditunjukkan dengan rasa kasih sayang, kesantunan, saling mendukung dan meperkuat, bersikap kritis terbuka dalam memandang perbedaan. Ketiga sikap cerdas dan berilmu yang terlihat dari semangat para mahasiswa untuk membaca dan belajar.
Keempat ialah sikap mandiri yang menjadikan mahasiswa mampu untuk menjadi insan yang disiplin dan mandiri. Kelima, mahasiswa mampu untuk bekerjasama dengan koleganya, hal ini terlihat jelas dari solidaritas sosial yang tinggi diantara mahasiswa.
Itulah bentuk pengejawantahan nilai – nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan
Kemudian, dalam konteks gerakan Islam ke-indonesiaan dan global, Wiwi memandang forum kajian ini menjadi rahim pergerakan yang siap melahirkan pemimpin masa depan.
Sebagai gerakan Islam berkemajuan, lanjut Wiwi, Muhammadiyah mempunyai ciri organisasi yang berdasarkan tauhid murni, penafsiran komprehensif, amal sholih fungsional, fastabiqul khoirot dan taawun.
Sementara itu, Ketua PP Pemuda Muhammadiyah bidang Kader Supala, M.Ag mengatakan, dengan adanya kajian ini memberikan motivasi tentang pentingya ruhul ikhlas dan ruhul jihad dalam berMuhammadiyah sekaligus pentingya aktualisasi dakwah dan peran Muhammadiyah di kalangan anak muda.
“Muhammadiyah itu tidak hanya pengajian tapi ada kajian yang lebih komprehensif, itulah tradisi di Muhammadiyah, tidak sebatas pada aspek khilafiyah tapi epistimology yang mendalam dan sanagt ilmiah,” tegas Supala.
Persyarikatan memiliki tradisi tersendiri bagaimana menanamkan ajaran nilai-nilai bagi warganya. Tradisi ini telah berlangsung sejak awal-awal Muhammadiyah berdiri yang dipelopori langsung KH. Ahmad Dahlan. Metode dakwah yang sering digunakan adalah pengajian.
“Jadi Muhammadiyah ada itu ya karena ada pengajian dan kajian. Kalau sebuah ranting, cabang, daerah, dan amal usaha Muhammadiyah sudah tidak ada pengajian apalagi kajian, maka itu indikator persyarikatannya menjadi tidak jalan karena tradisi kita dalam bermuhammadiyah itu yah pengajian dan kajian," terang supala.
Apalagi di masa pandemi ini, pesan yang sering disampaikan adalah jaga iman dan imun. Jaga iman, kata Supala, di masa pandemi ini membuat amalan ibadah sedikit berbeda dan sebagai instrumen untuk menjaga kesehatan mental.
Lebih penting lagi dan perlu digarisbawahi karena ini adalah kajian anak muda, maka menjaga nama baik Amal Usaha Muhammadiyah dengan menjaga integritas, mengingat nilai tersebut tidak hanya sekedar belajar tapi butuh internalisasi yang konkrit.