Gandeng Unismuh Makasar, Prodi PGSD UMC Gelar Seminar Nasional dan Prosiding Implementasi Kurikulum Merdeka Jenjang Pendidikan Dasar di Era Revolusi Industri 4.0

UMCPRESS.ID - Pendidikan hendaknya menjadikan manusia merdeka. Sebagaimana Ki Hadjar Dewantara menyampaikan bahwa mendidik anak akan menjadi manusia yang merdeka batinnya, merdeka pikirannya, dan merdeka tenaganya.
Terlebih Pendidikan dewasa ini dihadapkan era disrupsi atau yang dikenal revolusi industri 4.0 yang membutuhkan pemikiran tingkat tinggi, analitis, dan tidak manual yang hanya mengikuti kebiasaan yang ada selama ini.
Era yang mengharuskan masyarakat untuk dapat menyelesaikan masalah atau dinamika sosial dengan memanfaatkan teknologi, seperti Internet of Things (IoT), Artifical Intelligence (AI), teknologi robot, atau bahkan big data.
Sejalan dengan hal tersebut, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Mendikbudristek RI), Nadiem Makarim mengeluarkan Kurikulum Merdeka Belajar yang dianggap transformatif di dunia pendidikan.
Namun demikian, pelaksanaan Kurikulum Merdeka yang memerdekakan semuanya, baik guru, siswa, sekolah swasta maupun negeri, berorientasi pada pengembangan karakter dan budaya Indonesia tidaklah mudah.
Untuk itu, Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Muhammadiyah Cirebon (PGSD-UMC) bersama Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makasar menyelenggarakan siminar nasional dengan tema “Implementasi Kurikulum Merdeka Jenjang Pendidikan Dasar di Era Revolusi Industri 4.0”, Sabtu (2/7/2022).
Kegiatan tersebut menghadirkan Dr. Rusman, M.Pd (Universitas Pendidikan Indonesia), Prof Dr. Dra Munirah, M.Pd (Unismuh Makasar), Dr. Arief Hidayat Afendi, M.Ag (UMC), H. Ronianto, S.Pd.,M.M (Kadisdik Kabupaten Cirebon) dan Iis Nur'aeni, S.Pd., M.Pd (Kepala Sekolah SMP Negeri 12 Kota Cirebon) sebagai narasumber seminar nasional dan prosiding tersebut.
Kegiatan yang dimoderatori oleh Aiman Faiz M. Pd cukup memantik ratusan peserta yang begitu antusias mengikuti jalannya kegiatan.
Rektor UMC, Arif Nurudin .MT membuka seminar nasional dan prosiding, sekaligus menyampaikan bahwa perubahan dan konvergensi teknologi telah merambah ke berbagai hal seperti sosial, ekonomi juga terhadap dunia pendidikan yang begitu cepat.
Tentu saja ini menjadi tantangan besar bagi pendidikan di Indonesia yang akan memasuki masa bonus demografi yang sudah di depan mata.
Maka dari itu, diperlukan kurikulum yang fleksibel tapi tanpa meminggirkan esensi pembelajaran. Fokus pada minat dan bakat murid serta memberikan keleluasaan pada guru. Ditunjang seperangkat aplikasi yang menyediakan berbagai referensi bagi guru.
Tujuannya agar guru dapat mengembangkan praktik mengajar secara mandiri dan berbagai praktik baik.
Sementara itu, Dekan FKIP Dr. Dewi Nurdiyanti, SST., M.Pd mengatakan, era disrupsi teknologi kini semakin advanced bahkan sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, termasuk pendidikan. Semua pihak yang terlibat, termasuk guru dan murid, diharapkan mampu mengikuti perkembangan zaman.
Melalui kurikulum, ucap Dewi, pendidik dewasa ini ditantang untuk menyiapkan peserta didik yang cara berpikirnya mesti antisipatif, kritis, analitis, kreatif dalam memecahkan masalah, berinovasi, dan mempunyai karakter yang bisa beradaptasi untuk hal-hal baru.
Dewi berharap dengan digelarnya kegiatan ini, ada serapan ilmu dan informasi yang bisa diejawantahkan dalam kurikulum merdeka belajar di jenjang pendidikan dasar.
Selanjutnya, Dekan FKIP Erwin Akib, Ph.D juga memberikan sambutan seraya mengapresiasi kegiatan ini sebagai ikhtiar kerjasama untuk mendukung akreditasi program studi dan akreditasi perguruan tinggi.
"Harapannya kerjasama ini berlanjut tahun depan dalam bentuk seminar internasional," ucap Ewin.
Penutup, Ewin memberikan apresiasi keapada Rektor Arif Nurudin, MT, Dekan FKIP Dr. Dewi Nurdiyanti, SST., M.Pd, Kaprodi PGSD UMC, Widia Nur Jannah, M.Pd dan seluruh narasumber serta peserta.