FE UMC Gelar Workshop Penulisan Karya Tulis Ilmiah dan PKM 2022
UMCPRESS.ID - Para dosen dituntut untuk lebih meningkatkan professional dalam mengajar dan mampu menulis karya ilmiah, baik untuk jurnal maupun media lainnya. Mengajar dan meneliti pun dinilai harus menjadi kesatuan.
Hal tersebut disampaikan oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC), Arif Nurudin MT saat memberikan sambutan sekaligus membuka "Workshop Penulisan Karya Ilmiah dan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2022" di Aula Lantai 3 Kampus 1 UMC, Senin (20/6/2022).
"Dosen, pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari aktivitas menulis, baik buku ataupun jurnal. Hal tersebut dilakukan untuk mengasah kemampuan akademik dosen sebagai kelompok intelektual," ucap Arif.
Karena itu, Arif mengapresiasi inisiasi Fakultas Ekonomi (FE) UMC menggelar kegiatan ini yang imbasnya adalah mendorong para dosen untuk giat menulis karya ilmiah, terutama di jurnal yang terindeks Sinta (Science and Technology Index), juga Scopus (publikasi ilmiah internasional).
Sementara itu, Dekan FE UMC, Drs. Asep Gunawan., M.Si mengucapkan terimakasih kepada Guru Besar UMY, Prof. Dr. H. Heru Kurnianto Tjahjono SE,MM sebagai narasumber terkait karya tulis ilmiah dan kiat-kiat sukses PKM.
Ucapan yang sama juga diberikan kepada Ketua LPPM UMC, Tania Afianda G.,PhD.
Terkait penulisan karya ilmiah dan PKM,Prof. Dr. H. Heru Kurnianto Tjahjono SE,MM dalam pemaparan materinya menyatakan bahwa
cara membaca dan mempelajari jurnal yang ada, akan menghilangkan persepsi atau stigma bahwa menulis jurnal itu sulit.
Prof Heru mengingatkan, jangan memaksakan diri menggunakan metode yang tidak kuasai, pilih kualitatif atau kuantitatif. Bagi yang suka angka, ya pilih kuantitatif. Rumpun ilmu sosial cendrung kualitatif. Jadi harus disadari, berada di rumpun ilmu yang mana.
Dalam menulis, ujar Prof Heru, harus menentukan terlebih dahulu tujuan untuk menulis, cari apa yang akan ditulis, setelah mendapatkan apa yang akan ditulis maka langkah selanjutnya yaitu meneliti dan setelah meneliti lalu pilih penerbit sesuai dengan keperluan.
Dan identifikasi keperluan publikasi ada beberapa yang diantaranya yaitu untuk keperluan diseminasi, syarat lulus, kenaikan pangkat, syarat guru besar dan output keperluan.
Adapun kriteria untuk jurnal nasional yaitu diantaranya karya ilmiah ditulis dengan memenuhi kaidah ilmiah dan etika keilmuan, memiliki ISSN, memiliki terbitan versi online, bertujuan menampung/mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian ilmiah atau konsep ilmiah dalam suatu disiplin ilmu, ditunjukkan kepada masyarakat ilmiah atau peneliti yang mempunyai disiplin-disiplin keilmuan, diterbitkan oleh penerbit, bahasa yang digunakan bahasa Indonesia atau Inggris dengan abstrak berbahasa Indonesia atau Bahasa Inggris, memuat karya ilmiah dari penulis yang berasal dark minimal dua institusi yang berbeda, mempunya dewan redaksi yang terdiri dari para ahli dalam bidangnya dan minimal berasa dari dua institusi berbeda.
Lebih lanjut, Prof Heru juga berbagi kiat soal Penulisan PKM.
Kecermatan dan kreativitas merupakan kunci bagi mahasiswa untuk sukses dalam PKM yang digelar tiap tahun.
ada tiga kiat sukses PKM yang disampaikan Prof Heru, Pertama, baca panduan PKM dengan cermat. Hal tersebut mengingat presentase keguguran di tahap pertama yang sangat tinggi yakni selalu hampir 70 persen, bahkan lebih.
“Bacalah panduan umum. Kalau diminta 10 halaman, ya dibuat sesuai dengan ketentuan. Jangan berfikir ditambah menjadi 11 halaman akan lebih bagus, Bukan seperti itu. Kemudian jika harus ada bagian yang diantumkan di pustaka, ya cantumkan. Kalau anda semua tidak menulis sesuai panduan maka akan gugur,” ujarnya.
Mestinya, sambung Prof Heru, sudah tidak ada lagi perdebatan mengenai panduan umum PKM dan menyarankan untuk mengikuti panduan karena sudah mutlak. Dia menyayangkan proposal-proposal yang sudah diunggah hasilnya gugur karena tidak sesuai administrasi.
Kedua, tulis proposal sesuai pedoman umum dan petunjuk teknis. Misalnya mahasiswa memilih PKM Karsa Cipta (PKM-KC), bacalah panduan terkait syarat dan gambaran secara umum. Kemudian mengunduh dan membaca petunjuk teknis PKM-KC.
“Petunjuk teknis berisi ketentuan khusus dalam penulisan masing-masing PKM. Misalnya menulis pustaka, bagian pendahuluan, dan lainnya. Jadi sudah diarahkan dan memudahkan penulisan. Kalau mengikuti PKM-KC jangan melihat petunjuk teknis PKM lain, karena tidak ada kaitannya” jelas dia.
Ketiga, fokus pada kreativitas. Ranah acara tahunan tersebut ialah kreativitas. Mahasiswa dipersilahkan menggarap kreativitas sebaik-baiknya.
Secara teori, kreativitas yang tidak sering diasah akan bersembunyi di tempat gelap dan tidak muncul. Namun jika disentuh, dampaknya luar biasa dan menjadi salah satu penentu keberhasilan di masa depan.